Buku, Jawa Pos, Setyaningsih

Jangkar Aroma Dee Lestari

0
(0)

Oleh Setyaningsih (Jawa Pos, 25 Maret 2018)

Aroma Karsa ilustrasi Google.jpg

Aroma Karsa ilustrasi Google

Pekatnya mistis, bukan sains fiksi yang selama ini lekat dengan Dee Lestari, lebih terasa memberikan jejak pada kepenulisan Aroma Karsa.

***

KUASA manusia membau sering lebih rumit diuraikan secara kebahasaan. Kita merasakan suatu bau itu ada, kompleks, berubah, dan terkadang menggetarkan tanpa sempat terverbal.

Ada aroma yang mengingatkan kita pada seseorang, sebuah pe ristiwa, kenangan, tempat, atau percakapan. Begitu aroma itu tiba-tiba muncul dan terbaui (lagi), perigi ingat an menempatkannya pada sebuah ke pastian ataupun teka-teki. Eksplorasi inilah yang dilakukan Dee Lestari dalam novel teranyarnya, Aroma Karsa (2018).

Aroma Karsa dimulai dari sebuah kesakralan cerita di atas lontar yang “dicuri” seorang anak abdi rendahan keraton bernama Janirah. Bersamaan lontar, ada semacam tabung berisi cairan karsa dari bunga sakti Puspa Karsa yang tidak hanya wangi, tapi juga menundukkan.

Puspa Karsa melanggengkan kuasa duniawi atas takhta, jabatan, uang, dan kehormatan. Aromanya mengubah status sosial dan menjanjikan kemakmuran.

Dari narasi dunia manusia yang rakus inilah, kita bisa sedikit menduga ke mana Dee Lestari bergerak. Sebuah cerita penuh rahasia (jati diri), ekspedisi mistis berlatar pegunungan, pencarian (agak) sains, dan serpihan kisah kejayaan Majapahit yang sempat dipangku seorang raja yang terabaikan dalam sejarah.

Dee memilih Gunung Lawu di Karanganyar untuk menempatkan desa gaib Dwarapala. Desa yang menjadi ba gian dari kerajaan Kaling ga yang menyembunyikan bunga sakti Puspa Karsa.

Meski selama ini banyak dari kita menganggapnya sebagai penulis sains fiksi, Dee tidak terlalu sempat membicarakan Puspa Karsa dalam kisaran ambisi ilmiah ekologis. Puspa Karsa memang sebuah tanaman yang mengingatkan pada teduhnya flora di dunia mana pun.

Baca juga  Aroma Doa Bilal Jawad

Namun, pekatnya mistis lebih terasa memberikan jejak pada kepenulisan Aroma Karsa. Dee memilih seorang perempuan Jawa urban sebagai penerus-pengejar rahasia Puspa Karsa, Raras Prayagung, cucu Janirah. Ia se orang nyonya besar perusahaan kecantikan ternama, tapi tidak pernah puas dengan aroma-aroma yang telah diciptakan bagi hidung-hidung borjuis.

Bahkan, ambisi Raras menemukan Puspa Karsa mengukuhkannya bertindak sebagai Tuhan. Raras merancang skenario hidup dua tokoh berhidung ajaib: Suma yang diaku sebagai anak angkat dan Jati si anak terbuang yang tumbuh dengan segala keteguhan dan kebusukan di TPA Bantar Gebang, Bekasi.

Terutama Jati, hidungnya mampu mencium aroma-aroma surgawi sampai aroma neraka. Paling menakjubkan sampai paling busuk. Semua terendus tanpa diskriminasi. Dua orang inilah yang membuka jalan ke Puspa Karsa sekaligus membawa Raras menuju penutupan ambisinya: kematian.

Aroma Kenangan

Mengikut kecenderungan novel-novel Indonesia mutakhir, Dee pun tidak luput menegaskan lirisme asmara atau psikologi tokoh atas kediriannya. Dee menginginkan hidung membau dengan segenap berperasaan.

Rasanya tidak emosional jika hanya membawa hidung yang mampu mengidentifikasi bau-bau kenormalan; telek ayam, darah, kotoran sapi, sampah, citrus, jasmine, opor ayam, atsiri, bensin, oli, melati, pandan, atau daun jeruk. Hidung juga membau untuk menjangkarkan pada rahasia masa lalu, menata kepingan atas orang tua, dan pencarian atas keasalan diri yang tak pasti.

Setelah mengkhatamkan 710 halaman dengan rupa-rupa aroma, kita mungkin sempat mengharap lebih bahwa lirisme percintaan Suma dan Laras berimbang dengan gemuruh sains yang kuat. Apalagi, Dee masih mengambil tema flora. Aroma Karsa (semestinya) bukan hanya soal kekuasaan rakus manusia menguasai dunia dengan takhta dan harta yang dikalahkah oleh kekuatan cinta dua manusia. Tapi, juga kerakusan pada keilmuan botani atau sains aroma. (*)

Baca juga  TAHUN BATU; SUMPAH BATU; BATU API

 

JUDUL : Aroma Karsa

PENULIS : Dee Lestari

PENERBIT : Bentang

CETAKAN : Pertama, Maret 2018

TEBAL : xiv + 710 halaman

ISBN : 978-602-291-463-1

 

Setyaningsih, penulis, kontributor pada buku anak Kacamata Onde (2018)

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!