Cerpen, Raudal Tanjung Banua

Tak Ada Patung bagi Tapol

0
(0)

Si sopir, anak muda yang ramah, menjawab,“Masih ada, Bapak, tapi tak seenak buatan orang-orang seangkatan Bapak, pasti! Anak-anak muda kini lebih suka cari emas ke Gunung Botak. Mereka beli minum dari Ambon. Rasanya, fuih, kayak kencing kuda!”

Semua orang tertawa.

“Oya, razia? Gunung Botak saja tak mempan dirazia, Bapak, apalah artinya sebotol tuak,” anak muda itu kemudian menjawab pertanyaan Kamto, meski masygul.

Kamto mengangguk paham. Oto kini memasuki jalur lurus Marloso. Ada jalan ke kiri, menuju pantai Sanleko—tempat yang tadi ia lihat dari seberang teluk. Selain jadi tempat pendaratan tapol, Sanleko masuk unit khusus pembuatan garam.

Selepas Marloso, sebuah gerbang melengkung di tengah jalan bertulisan, “Selamat Datang di Sentra Pertanian Buru.” Dulu, tentu saja gerbang itu tidak ada. Setelah lebih 12.000 tapol 65 dikerahkan membuka savana Waeapo menjadi sawah kurun waktu 1969-1979, lembah itu berubah menjadi sentra padi Maluku bahkan Indonesia Timur. Ketika para tapol dipulangkan, datang orang-orang trans mengambil-alih hasil babat-alas itu. Mereka sama-sama didatangkan pemerintah. Hanya saja dengan status berbeda.

***

TANPA gerbang itu pun Kamto tahu sudah memasuki kawasan Waeapo. Bukit-bukit kayu putih berganti hamparan sawah cukup jadi pertanda. Kini ia berada di Savanajaya, unit khusus tapol yang berkeluarga. Apakah ia akan berhenti di sini, atau terus ke mako (markas komando)?

Di Savanajaya, ia kenal baik Yadiono, kawan satu unit tapi beda barak, yakni Unit III/Wanayasa. Di unit mereka dulu ada seorang laki-laki yang suka bercerita dan mendengar cerita. Itulah Pramoedya Ananta Toer, yang kemudian dipindahkan ke mako dan diberi mesin ketik setelah kunjungan Jenderal Sumitro. Yadiono menyusul pindah, karena ia menguasai banyak alat musik dan ditugaskan menyiapkan acara kesenian.

Baca juga  Asbabul Wurud

Sementara di mako, Kamto mengenal Dasipin, kawan satu kapal saat berangkat tapi beda unit, yakni Unit I/Wanapura. Unit ini dikenal sebagai mako, sebab di situlah dulu komandan Inrehab atau Tefaat Pulau Buru bermarkas. Dasipin juga ditarik ke mako karena ahli gambar dan pertukangan.

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

1 Comment

  1. tiamenara

    Terlalu banyak detail nama lokasi mengaburkan makna dan pesan kisah. Sy baca capai duluan krn rincian lokasi, terakhir2 ooh bagus tp endingnya jd tawar. Garamnya habis di depan.

Leave a Reply

error: Content is protected !!