Cerma, Nanda Rista Noviati, Rakyat Sumbar

Bintang Semesta

0
(0)

“Tidak ada. Jaga selalu kesehatanmu Daniel, kalau ada waktu kau harus pulang kasihan ayah dan ibumu mereka pasti sangat merindukan anak semata wayangnya ini. Aku pulang ya…”, Hana tersenyum tipis dan berlalu. Daniel menatap kepergian sahabat karibnya itu dalam diam. Ia bernafas lega ketika melihatnya baik-baik saja. Maafkan aku yang belum menepati janjiku, pandangannya menerawang jauh lalu ia menghembuskan nafasnya kasar.

“Hai, Daniel kau tidak perlu mengabaikannya terus. Dia sepertinya wanita yang baik dan penurut,” tiba-tiba saja Lucas sudah duduk di samping Daniel yang sedang mencoba mengarang sebuah lagu dengan gitarnya. Meskipun ia tidak pernah membawa gitar saat manggung, siapa pun akan mengacungkan jempolnya jika Daniel mulai memainkan gitarnya. Daniel adalah pentolan boy band ternama di negara ini yang dikenal melalui konsep koreografi dance yang begitu memukau.

“Aku hanya tidak mood bertemu siapa pun hari ini,” ucap Daniel masih fokus menulis lirik di kertas kecil sembari sesekali memetik gitarnya.

“Kau suka dengannya?” Daniel berhenti lalu menatap Lucas sejenak, ia tertawa kecil.

“Kami hanya sebatas teman kecil,” lalu Daniel memfokuskan kembali pada secarik kertas di depannya. Lucas hanya mengangguk mencoba mengerti meskipun belum sepenuhnya mengerti ia merasa ada sesuatu yang masih tersembunyi pada ucapan Daniel tadi.

Di kamar yang gelap dengan penerangan minim, seseorang meringkuk di bawah bantal berungkali menatap layar handphone-nya dan menggesernya ke atas ke bawah tanpa bosan. Ingin sekali ia membuka puluhan isi chat seseorang yang bahkan ia tak tahu kapan terakhir ia membukanya. Ia hanya takut ketika tahu isinya ia akan mundur dan melupakan tujuan awalnya di sini. Ia di sini untuk mewujudkan harapan seseorang, hanya itu yang ia tahu.

Baca juga  Pulang

Pada suatu sore, Hana seperti biasa duduk di bangku taman menunggu datangnya senja, malam dan bintang. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya lembut, Hana segera berbalik menatap gerangan yang menepuk bahunya. Seseorang dengan topi hitam itu tersenyum manis, Hana hampir saja terlonjak kaget kalau orang yang menepuk bahunya tadi adalah Lucas.

“Kau terkejut ya,” Lucas terkekeh kecil sambil duduk di samping Hana.

“Iya sedikit, Kak, aku kira tadi bukan Kak Lucas. Aku hanya tidak menyangka Kak Lucas bisa berkeliaran di tempat umum seperti ini. Ya walaupun tetap ada sedikit penyamaran,” Lucas kembali tertawa. Hana pun ikut tertawa kecil.

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!