Hana mencoba memastikan apa yang diucapkan oleh Lucas tadi, tetapi Daniel tidak juga mengangkat teleponnya. Selang beberapa menit tiba-tiba orangtuanya Daniel menelponnya.
“Iya ibu, ada apa?”
“Apa ibu? Daniel kecelakaan? Iya Hana akan ke sana sekarang. Ibu tenang ya Hana akan segera sampai,” ketika panggilan berakhir handphone yang Hana genggam meluncur begitu saja lutut Hana melemas seketika. Daniel kecelakaan? Ini seperti mimpi. Apa tadi saat ia menghubunginya Daniel sedang dalam perjalanan. Tangisnya pecah begitu saja namun ia sekuat tenaga berlari. Ia harus segera bertemu Daniel.
“Ibu bagaimana keadaan Daniel?” Tangis Hana tak henti-hentinya surut ia memeluk Ibu Daniel erat seakan mencari sedikit energi agar ia tetap bisa berdiri.
“Daniel pasti baik-baik saja, Hana. Dia tidak akan meninggalkan kita,” ucap Ayah Daniel mencoba menenangkan dua sosok wanita yang begitu berharga.
Sudah satu minggu Daniel masih belum sadar, banyak ucapan yang datang agar Daniel lekas sembuh dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Tak terkecuali Lucas dia menceritakan semuanya pada Hana, ia menyesal karena mengakibatkan semua ini. Hana tertegun mendengar penjelasan Lucas, jadi Daniel ingin menemuinya sebelum kecelakaan?
Di suatu sore, giliran Hana untuk menjaga Daniel. Hana menatap wajah yang terlelap tenang itu dengan hampa, tiba-tiba gerakan kelopak mata halus membuatnya terkejut mata itu perlahan terbuka.
“Daniel kau sudah sadar?” Daniel hanya menggumam pelan. Hana segera memanggil dokter yang sedang bertugas. Dokter segera memeriksa keadaan Daniel. Tiba-tiba saja Daniel menggeram keras sambil memegang kaki kirinya. Hana dan dokter panik akan reaksi Daniel. Dokter segera memeriksa kaki Daniel, semburat kesedihan tiba-tiba menyeruak.
“Maaf dengan sangat, kalau ternyata kaki kiri Anda lumpuh. Kami terlambat menyadarinya. Kami tidak tahu apakah ini permanen atau sementara yang jelas kami akan melakukan yang terbaik,” guntur seakan menyambar Hana dan Daniel. Tangis Hana pecah, sedangkan Daniel berteriak frustasi atas keadaannya. Hana segera merengkuh Daniel mencoba menenangkannya.
“Daniel kau tidak perlu khawatir, kau punya kami yang akan selalu di sampingmu. Aku janji sedetikpun aku akan selalu bersamamu,” janji Hana pada Daniel.
Leave a Reply