Cerpen, Herumawan PA, Rakyat Sultra

Dari Balik Jendela

0
(0)

Baca juga: Preman Pamit Tobat – Cerpen Ferry Fansuri (Rakyat Sultra, 06 Agustus 2018)

Namun ternyata sebaliknya. Dua hari kemudian, kabut asap seolah menyampaikan kabar buruk ketika pintu rumah diketuk. Dua orang teman ayah berdiri di depan pintu. Ibu yang menemuinya tampak kulihat berlinangan air mata. Ia lalu memeluk erat tubuhku. Sembari berkata lirih di antara tangisannya yang tertahan, “Ayahmu pergi selamanya, Nak.”

Cerita ibu sambil menangis, ayah gugur ketika nekat menerobos kebakaran dalam hutan demi menyelamatkan nyawa seekor rusa yang terkepung api. Aku tak mau menangis, hanya diam terpaku. Karena aku masih yakin ayah pasti akan datang menemuiku suatu hari nanti. Dan ketika saat itu tiba, kami berdua akan kembali melanjutkan percakapan tentang bau asap yang belum selesai.

 

Yogyakarta, 23 Juli 2018

Herumawan Prasetyo Adhie, lahir 30 September 1981, di Yogyakarta. Seorang pejalan kaki yang lebih memilih naik trans yogya atau becak ketimbang kendaraan pribadi. Pemerhati sepak bola dan suka menulis artikel sepak bola, cerita remaja, cerita pendek, cerita anak, cerita lucu hingga cerita misteri (mistik/seram). Karyanya dimuat di sejumlah koran dan majalah. Tinggal di Sleman, Yogyakarta. Ia dapat dihubungi di pos-el: [email protected] dan Blog: www.kompasiana.com/ HerumawanPA.

 946 total views,  4 views today

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Baca juga  Bek Sayap

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: