Cerpen, Jeli Manalu, Padang Ekspres

Tiomina

1
(1)

Cerpen Jeli Manalu (Padang Ekspres, 07 Oktober 2018)

Tiomina ilustrasi Orta - Padang Ekspres.jpg

Tiomina ilustrasi Orta/Padang Ekspres

Sepuluh menit lalu area pertokoan mulai lengang. Kios-kios dikunci. Lampu dimatikan kecuali bagian luar kios atau toko rata-rata dibiarkan menyala, agar seandainya ada pencuri, kemungkinan si pencuri akan segan melakukan aksinya. Sedangkan kedai kopi tempat Tiomina bekerja di mana dirinya saat ini diitari banyak orang sudah tutup semenjak sore, sebab siang harinya, Namboru Mona berkata, dirinya beserta suami akan menghadiri arisan marga dan kembali besok pagi.

Tadi, sekitar pukul tujuh sehabis makan malam di meja yang menyisakan coretan-coretan Mamak dan Tiomina diam-diam pernah mempelajari coretan-coretan itu, Tiomina meminta restu pada Mamak, “Aku ada kerja malam ini, Mak. Baik-baik Mamak di rumah, ya? Jangan lupa doakan aku juga,” ujarnya, sambil mengangkati piring kaleng motif daun, mencucinya lalu menyusun masing-masing ke rak yang sudah karatan dan sudah semestinya diganti andai saja ia punya banyak uang.

Baca juga: Nama untuk Ayah – Cerpen Jeli Manalu (Media Indonesia, 28 Agustus 2016)

Mamak saat itu agak protes apakah belum cukup bila Tiomina bekerja di siang hari saja—Mamak merasa sudah tak kekurangan apa-apa lagi. Bisa makan, bisa bayar listrik serta membiayai hal-hal sederhana lainnya, itu sudah lebih dari cukup. Toh, Mamak juga ada pekerjaan. Hari-hari ia mengolah sawah orang yang disewa dengan sistem bagi hasil: dua banding satu—dua untuk Mamak, satu untuk si empunya. Dan si sela-sela hari yang bila di sawah sewaan itu tak terlalu sibuk, misalnya, ia menerima kerja upahan di sawah-sawah para kerabat. Tapi Tiomina tak sabar lagi. Tiomina tak ingin lagi Mamak terlalu banyak menanggung penderitaan, maka rencana yang telah ia susun haruslah dituntaskan.

Baca juga  Dua Serigala di Dalam Rumah

“Kau membebat dadamu lalu mengenakan topi, hanya agar tampak seperti laki-laki?” lelaki yang memegangi tangan Tiomina sejak beberapa menit lalu terus saja menanyai Tiomina. Menginterogasi matanya. Menelanjangi pikirannya, seluruh ingatannya tak ada yang boleh ditutup-tutupi.

Loading

Average rating 1 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!