Adam Yudhistira, Cerpen, Haluan

Surga untuk Lelaki yang Tertipu

2.3
(3)

Cerpen Adam Yudhistira (Haluan, 03 Februari 2019)

Surga untuk Lelaki yang Tertipu ilustrasi Istimewaw.jpg

Surga untuk Lelaki yang Tertipu ilustrasi Istimewa 

Janji surga bagi Santo ibarat secawan anggur yang manis. Semakin diminum, semakin memabukkan. Sedangkan agama, ibarat laut kenikmatan yang maha luas. Semakin jauh ia menyelam, semakin dalam ia tenggelam. Dan kepada seorang lelaki tua yang sangat alim, ia menyerahkan segenap hidupnya demi mengejar keduanya.

“Agama adalah nyawa,” kata lelaki tua itu berwibawa. “Lakukan semuanya untuk agama. Jika agama menuntutmu mengorbankan nyawa, maka berikanlah.”

Sejak ia berguru kepada lelaki tua itu, Santo menanamkan nasihat itu ke dadanya. Berbilang bulan ia ditempa baik lahir maupun batin. Mata belianya memandang agama adalah kebenaran mutlak yang harus dibela. Ia dijejali kitab-kitab sirah yang berisi kisah-kisah kepahlawanan orang-orang terdahulu. Orang-orang yang membela agama dengan harta, jiwa dan raga.

“Tidak ada agama yang ditegakkan dengan mudah,” ucap lelaki tua itu berapi-api. “Langkah menuju kemuliaan itu selalu meninggalkan jejak-jejak berdarah.”

“Apakah kemuliaan itu, Guru?” tanya Santo melampiaskan hasrat ingin tahunya yang meluap-luap.

“Surga adalah kemuliaan,” jawab lelaki tua itu tanpa ragu.

Mata bundar belia itu bersinar penuh harapan. “Bagaimana cara meraih kemuliaan, Guru?”

“Dengan pengorbanan dan kesungguhan,” jawab lelaki tua itu seraya mengusap-usap jenggotnya. “Ketahuilah, Anakku. Dunia ini fana belaka. Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali.”

Lalu, dikisahkan pula oleh lelaki tua itu, betapa di belahan bumi yang lain, saudara-saudara mereka diperkosa, dijajah, dianiaya dan dibunuh semenamena. Dada Santo tersulut segunung api kemarahan. Di benaknya yang lugu, terlahir sebuah kesimpulan, bahwa semua agama selain agamanya adalah kesesatan yang nyata.

Baca juga  Anjing Sedap Malam

“Apakah kau mau masuk surga?” tanya lelaki tua.

“Aku bersedia,” sahut Santo semringah.

Dengan penuh suka cita, lelaki tua itu membawa Santo ke sebuah tempat rahasia. Meretas rimba belantara yang jauh dari pemukiman. Di tempat itulah, Santo belajar menggunakan senjata, merakit peledak, dan berlatih olah fisik.

Loading

Average rating 2.3 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!