Afinisme Author, Cerpen

Hingga Nabi Musa pun Cemburu

5
(1)

Cerpen Afinisme Author (Republika, 07 April 2019)

Hingga Nabi Musa pun Cemburu ilustrasi Rendra Purnama - Republikaw.jpg

Hingga Nabi Musa pun Cemburu ilustrasi Rendra Purnama/Republika 

“Piccolo double shot, dua.”

“Latte dan matcha latte, next.” Bari setengah mengangkat suara.

“Yup!” Nina tersenyum seraya meletakkan empat demitasse di meja eksekusi toples-toples berisi bubuk kopi, vanila, sirup coklat, dan kaleng whipped cream. Aroma cokelat vanila kopi menguar di ruangan itu. Meski agak kikuk, Nina berusaha melakukan teknik Pour over dengan baik.

“Pelan-pelan.”

Bari muncul di belakang Nina dengan seulas senyum. Pria itu mengamati istrinya seraya melipat tangan. Perempuan yang terlihat sangat memesona di mata Bari, anggun dalam balutan jilbab dan apron pink.

Dua tahun yang lalu, ia menawarkan sebuah kesetiaan cinta berupa akad dan kehidupan bersama. Saat itu, Bari seorang mahasiswa jurusan humaniora yang menyambi sebagai barista di sebuah kafe kecil pinggiran kota. Bari dan Nina tak sengaja bertemu dalam event bazar kampus tahunan. Dalam hitungan bulan memendam perasaan, mereka akhirnya bertemu di pelaminan setelah Bari berani menemui sang ayah.

“Piccolo double shot, latte dan matcha latte pesanan Sang Barista sudah siap.”

Nina meletakkan sebuah nampan berisi empat demitasse dengan isi berbeda.

Bari kembali tersenyum lalu menyesap pelan, menikmati sensasi kopi yang merayapi lidah. Nina tak sabar menunggu komentar sang suami. Sudah empat hari ia mencoba meracik minuman tersebut. Dari Pour over sampai Cold brew, dari cappuccino, latte hingga macchiato. Kafe tidak akan buka sebelum Nina pandai meracik kopi seperti Bari. Itu rencana mereka berdua.

Dua jempol Bari terangkat, Nina tertawa puas.

“Tapi, kayaknya, matcha latte-nya kurang,” jelas Bari sembari menatap bola mata Nina.

Baca juga  Perburuan Celurit Api

“Kurang apa?”

“Kurang kasih sayang dari kamu! Hahaha.”

Bari bangkit, menghindari serangan cubitan Nina dengan wajah merah merona malu. Sesaat mereka berdua tergelak bersama di pagi menjelang siang. Tiba-tiba dering notifikasi terdengar dari gawai Bari. Sebuah pop-up bertuliskan “Bapak” muncul. Bari dan Nina saling pandang.

***

Loading

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

2 Comments

  1. ahmad barizi

    wih ternyata sang pendiam mulai menunjukkan taringnya, semangat kawaaan, jayalah dalwaku

  2. Kertaslecek

    ciye… alhamdulillah ketemu lewat teks. kmn aja nih lakon hidup? btw mantab seperti biasa. kata bisa mewakili rasa dan asa. Ditunggu edisi selanjutnya.

Leave a Reply

error: Content is protected !!