Oleh Lish Adnan (Suara Merdeka, 02 Juli 2017)
Di Negeri Floweris, ada seorang putri bernama Rosela. Dia adalah putri yang suka sekali merangkai bunga. Putri Rosela memiliki saudara perempuan bernama Putri Jasmine. Mereka sama-sama suka merangkai bunga.
“Hai, Ros. Apa kau akan mendaftar di kompetisi tahunan kerajaan?” tanya Putri Jasmine.
“Iya, tentu. Aku akan ikut. Bagaimana denganmu?”
“Aku juga akan ikut. Dan kupastikan kali ini aku yang akan menang,” kata Putri Jasmine dengan mantap.
Putri Rosela dan Putri Jasmine terus berlatih merangkai bunga setiap hari. Bahkan Putri Jasmine kadang sampai lupa waktu makan dan mandi. Itu karena Putri Jasmine tak ingin kalah dengan adiknya, Putri Rosela. Putri Jasmine pernah melihat rangkaian bunga milik Putri Rosela yang sangat memesona. Putri Jasmine tak menyangka kalau kemampuan adiknya dalam merangkai bunga sangat hebat.
Dua hari menjelang kompetisi, Putri Jasmine merasa gugup. Dia tak percaya diri. Diam-diam, Putri Jasmine memperhatikan rangkaian bunga Putri Rosela.
“Apa Kak Jasmine mau belajar bersamaku? Kurasa akan lebih menyenangkan daripada belajar sendirian,” kata Putri Rosela.
“Iya, aku mau. Lagi pula sebenarnya aku ingin belajar darimu,” ucap Putri Jasmine tertunduk malu.
“Baiklah. Kita bisa sama-sama belajar.”
“Apa kau tidak khawatir kalau nanti aku yang memenangkannya?”
“Tentu saja tidak. Kau kakakku. Kalau kau menang, aku juga ikut senang,” jawab Putri Rosela sambil tersenyum.
Putri Jasmine merasa lega sang adik mau mengajarinya. Putri Rosela bahagia karena Putri Jasmine mau belajar bersamanya.
***
Hari kompetisi pun tiba. Kompetisi merangkai bunga ini diikuti oleh hampir semua putri kerajaan. Banyak sekali putri kerajaan yang berkumpul di sana. Para pangeran juga datang untuk menyaksikan kompetisi itu. Kompetisi merangkai bunga disaksikan juga oleh rakyat.
“Hari ini aku akan menunjukkan kemampuanku,” ujar Putri Petunia.
“Akulah yang akan menang,” ucap Putri Jasmine.
Aku akan berusaha keras. Batin Putri Rosela.
Setiap putri diperbolehkan memetik bunga di kebun bunga arena kompetisi. Kebun bunga itu amat luas. Ada berbagai macam bunga yang ditanam di sana. Indahnya warna-warni bunga bisa membuat para putri lupa diri bahwa mereka sedang berkompetisi. Jadi kompetisi ini tak hanya soal merangkai bunga, tetapi juga bagaimana mereka bisa mengendalikan diri.
“Tolooong…!” Di tengah rerimbunan bunga, Putri Rosela mendengar suara rintihan minta tolong.
Dia mencari-cari darimana datangnya suara itu. Ternyata itu adalah suara seorang nenek tua yang terjatuh.
“Oh, apa Nenek baik-baik saja?” tanya Putri Rosela.
“Sepertinya kakiku terkilir,” jawab sang Nenek.
Putri Rosela mengeceknya. Dia mencari tanaman obat dan menumbuknya. Dioleskannya tanaman itu di kaki si nenek yang terkilir. “Ini akan membantu meredakan rasa sakitnya.” Putri Rosela pun memapah sang nenek ke rumah gubuknya.
Sesampainya di sana, dia membuat ramuan obat dari daun dan bunga yang tadi sudah dipetiknya di kebun bunga. Putri Rosela mengurut kaki sang nenek perlahan.
“Kau tahu bagaimana menangani kaki yang terkilir?”
“Iya. Aku pernah belajar sedikit. Kurasa aku harus mempelajarinya lagi,” jawab Putri Rosela sembari tersenyum. Putri Rosela mengurus si nenek dengan sabar. Mereka juga berbincang santai.
“Oh, tunggu! Bukankah kau sedang mengikuti kompetisi?” tanya sang Nenek.
“Iya, tapi kurasa menolong nenek yang kakinya terkilir lebih penting daripada sebuah kompetisi. Aku bisa ikut kompetisi itu lagi tahun depan.”
“Kau sungguh baik hati sekali,” ucap Nenek dengan pandangan meneduhkan.
“Aku tahu, sakit itu tidak enak,” kata Putri Rosela.
Nenek tersenyum mendengarnya, lalu beliau berkata, “Kembalilah ke kompetisi itu. Aku tak ingin membuatmu gagal.”
“Apa Nenek sudah lebih baik?”
“Iya. Aku sudah tidak apa-apa. Kembalilah!”
Putri Rosela kembali ke kompetisi. Para putri sudah hampir menyelesaikan rangkaian bunganya. Putri Rosela terlambat. Setelah beberapa menit, kompetisi usai dan tinggal mengumumkan siapa pemenangnya. Putri Jasmine berhasil memenangkan kompetisi tahun ini. Dia meraih juara satu.
“Selamat, Kak Jasmine. Kau hebat sekali!” ucap Putri Rosela seraya memeluk sang kakak.
“Terima kasih, Ros. Oh iya, aku tak menyangka kau akan terlambat kembali ke arena kompetisi.”
Putri Rosela terdiam dan berkata kalau ia akan ikut kompetisi tahun depan.
“Kami meminta Putri Rosela untuk maju ke depan,” ucap pembawa acara.
Semua penonton yang menyaksikan heran. Begitu juga dengan Putri Rosela.
“Selamat, Putri Rosela. Kau mendapat penghargaan sebagai Putri Sejati.”
Putri Rosela kaget sekali. Ternyata, nenek yang ditolongnya bukanlah seorang nenek biasa. Nenek itu adalah Ibu Ratu dari kerajaan Gardenia. Sang Nenek memang suka sekali berkebun sendirian.
“Selamat, Putri Rosela. Kebaikan hatimu bisa menjadi contoh bagi putri yang lain. Bahwa menolong seseorang itu lebih utama daripada mementingkan diri sendiri,” ujar sang Nenek.
Kebaikan hati Putri Rosela membuat para putri, pangeran, dan rakyat kagum padanya. Gelar sebagai Putri Sejati lebih tinggi dibandingkan dengan juara satu kompetisi merangkai bunga. (58)
Leave a Reply