Kompas, NuBi, Salsabila Zahratusysyita

Buah Ketekunan

1
(1)

Oleh Salsabila Zahratusysyita (Kompas, 16 September 2018)

Buah Ketekunan ilustrasi Regina Primalita - Kompas

Buah Ketekunan ilustrasi Regina Primalita/Kompas 

Di sekolah, Danu berkali-kali mendapat pengarahan dari gurunya, Ibu Dina, tentang cara berpidato yang baik. Sebulan lagi, Danu akan mewakili sekolahnya dalam lomba pidato tingkat Sekolah Dasar se-Kabupaten Semarang.

“Ketika kamu berkata, Indonesia Bersatu, Indonesia Berjaya, maka kamu harus semangat, Danu. Kepalkan tanganmu, pandanglah ke depan! Agar para penonton bisa merasakan semangat yang kamu sampaikan lewat isi pidatomu itu,” ujar Bu Dina.

Danu mencoba instruksi Bu Dina itu. Namun hasilnya belum seperti yang diharapkan.

“Mungkin, hari ini cukup latihannya. Besok, kita latihan lagi ya, Danu,” ucap Bu Dina. Danu mengangguk.

Baca juga: Tugas Piket Diandra – Oleh Salsabila Zahratusysyita (Kompas, 29 April 2018)

“Ayah, sepertinya Danu kurang berbakat berpidato, deh. Dari tadi Danu kena tegur terus Bu Dina,” keluh Danu.

“Siapa bilang kamu tak berbakat? Kalau tak berbakat, kamu tak akan ditunjuk oleh sekolah,” tanggap Ayah.

“Tapi kata Bu Guru, Danu pidatonya masih sering kurang maksimal,” ungkap Danu.

Ayahnya lalu menyemangati. “Semua kan butuh proses, Danu. Butuh waktu, kesabaran, ketekunan, semangat pantang menyerah, dan juga keyakinan, bahwa suatu saat nanti pasti akan bisa! Setelah berusaha maksimal, kita serahkan hasilnya pada Tuhan.”

Ayah lalu berkata lagi. “Dahulu, sebelum menjadi orator ulung, Bung Karno adalah seorang yang tekun berlatih berpidato. Sejak remaja, Bung Karno sering bicara sendiri, belajar berpidato di kamarnya sendiri.”

Baca juga: Petualangan Pluppi – Oleh Salsabila Zahratusysyita (Suara Merdeka, 17 desember 2017)

“Bicara sendiri?” Danu mengerenyitkan dahi.

“Iya, Danu. Itu salah satu cara Bung Karno agar bisa fasih berpidato. Coba Danu terapkan cara itu. Siapa tahu bisa membantumu lancar berpidato.  Ingat Nak, tidak ada juara yang lahir dalam satu malam,” ujar Ayah.

Baca juga  Kamboja di Atas Nisan

Danu lalu terdiam. “Baiklah, Ayah. Danu tak akan mengeluh lagi!” ucapnya semangat.

Loading

Average rating 1 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!