Oleh Syakira Qonita Sholihat (Pikiran Rakyat, 12 Mei 2019)
![Kisah Ombak dan Kain Sutra Hijau ilustrasi Ali Parma - Pikiran Rakyatw.jpg](https://ruangsastra.com/wp-content/uploads/2019/05/kisah-ombak-dan-kain-sutra-hijau-ilustrasi-ali-parma-pikiran-rakyatw.jpg)
Kisah Ombak dan Kain Sutra Hijau ilustrasi Ali Parma/Pikiran Rakyat
PAK Projo termasuk orang yang sangat kaya. Día memiliki bermacam-macam pabrik. Mulai dari pabrik kain, pabrik barang elektronik, pabrik makanan, sampaí dengan pabrik mainan. Pabriknya pun punya banyak cabang di Indonesia, salah satunya pabrik kain di Makassar.
Suatu hari, Pak Projo memerintahkan karyawannya untuk mengirimkan kain batik dan kain sutra ke toko di Jakarta. Para karyawan Pak Projo mengirimkan sepuluh lusin kain batik dan dua belas lusin kain sutra. Kain-kain itu dikirimkan ke Jakarta memakai kapal laut. Kiriman itu akan sampai sekitar lima minggu.
Ketika kapal itu melewati Laut Flores, angin berembus kencang. Sehelai kain sutra berwarna hijau jatuh ke laut karena angin besar. Kain itu mengambang di permukaan laut. Kain tersebut menangis setiap hari karena dinginnya laut. Ombak menjadi iba dan menyapa sang kain sutra,
“Halo kain, mengapa kau menangis? Ayo kita bermain. Jangan menangis,” bujuk ombak lembut.
“Hai ombak, aku kedinginan sekali. Bisakah kamu mengatur suhu air laut?” tanya kain sambil sesenggukan.
“Aku tidak bisa mengubahnya, kain. Namun, aku akan coba berbicara dengan angin. Hai angin! Angin, ayo turun!” panggil ombak.
Angin turun lalu bertanya dengan suara sejuknya, “Ada yang bisa kubantu, ombak?”
“Kain ini kedinginan, angin. Bisakah kamu jangan berhembus terlalu dingin?”
“Tentu saja, ombak,” jawab angin.
Angin pun berhembus pelan, tidak terlalu kencang seperti tadi. Kain sutra hijau pun merasa nyaman.
Namun esoknya, hujan turun dengan deras. Kain sutra pun kembali menggigil.
“Ombhaakkk…brrr.. bhisakah kamhu.. bhichara.. dennggannn anghinn laggii? Brrr…” tanya kain sambil menggigil menahan dingin.
“Baiklah kain sutra, aku akan mencoba bicara dengan angin lagi,” jawab ombak.
“Aku tak bisa membantu, ombak. Kau harus bicara pada hujan dan matahari. Aku tak bisa membantu banyak,” jawab angin sambil berlalu.
Pages: 12
Leave a Reply