SOMEWHERE
/
Turis berpapasan. Turis berpisahan.
pada kaca telepon genggam
/
Somewhere, I’ll meet you somewhere.
/
Di belakang ada suara batuk, lampu kedai goyang.
Dan pelayan itu nangis, kehilangan
ceritanya sendiri.
/
“Aku mau namamu tetap tertera
pada pinggan makan malam
–dan kita ketemu lagi”
/
Somewhere, I’ll meet you somewhere.
/
Setelah itu,
banyak hal tak terjadi.
/
2020
/
PEMBURU
–dari Mausala Parwa, bagian yang terhapus.
36 tahun setelah Perang Bharatayudha.
/
Pemburu yang membunuh kijang kurus di hutan itu, yang ternyata Kresna, tak membawa pulang apa-apa.
/
Tiga hari kemudian, ketika ia keluar dari celah-celah andaman, ia dengar cerita
tentang imperium yang runtuh.
/
“Aku…” katanya kepada isterinya, sesampai di rumah,
“aku kembali dengan tangan hampa.”
/
Tapi jari-jarinya hitam. Dan isterinya menciumnya. “Itu cukup,” katanya. “Tanganmu berjejak. Rusa yang kau tinggalkan itu tak ingin kau lupa.”
/
Tapi ia lupa. Ia tak tahu lagi di mana Dvaraka, siapa Somba, siapa Kresna, dan di mana sejarah berakhir. Ia hanya dengarkan resi di tepi dusunnya bercerita: mereka yang tewas, mereka yang tak tewas, mereka yang mencincang, mereka yang dicincang, para pelaku perang yang lalu (yang dikisahkan agak berlebihan itu), telah beriringan ke langit. Tapi langit tak mengingat mereka lagi.
/
2020
/
SEORANG PEREMPUAN KAFIR
/
Seorang perempuan kafir
menetakkan tuas
pada marka jalan.
Tuhan teramat baik, ia bergumam,
Tuhan teramat baik.
/
Ia tak datang
menggangguku.
/
2019
/
DI RUMAH INI
/
Di rumah ini potret kita
berdiri
seperti ajal.
/
Di tembok yang diperpucat
matahari.
/
Esok akan kau cium aku dari lumut,
dari retak.
/
yang pelan,
yang putih,
yang rata.
/
Seperti waktu.
/
Tapi tiap kali
kita gosok pagi
dengan pagi
/
–alur rutin
kematian kita.
/
Tiap kali
lupa berulang.
/
berulang.
/
2019
/
DI PERON
/
Sudah lama ia siapkan kopor
sebelum Tugu.
/
Dua jam kemudian sinyal jatuh
dan pagi mendesak.
/
Peluit, seperti pekik burung,
tak memulai apa-apa
/
selain sebuah garis:
arah, jarak,
tempat jauh–
/
Sejenak ia merasa seperti sepatu tua
yang dikekalkan Van Gogh:
migrasi antara ada
dan tak ada.
/
Dan ia meraba kopornya–
/
Ia meraba kopornya
sebelum gerbong pertama.
/
2019
/
UNTUK CONCHA BUIKA
–ia menyanyi di Cafe Berlin, Madrid.
/
Flamenko hitam, seperti hujan prairie
aku mendengarmu.
/
Nyanyi yang menirukan mimpi
di Sabtu yang diam,
aku mendengarmu
/
Seperti trompet kertas robek,
Setajam garam di bibir
seperti nipis di tuak meksiko
/
Aku tak tahu kau tak menyukai kesedihan.
/
Tidak, katamu. Aku suka ingatan yang
perlahan-lahan.
/
2019
/
Leave a Reply