SEBENARNYA, aku hendak melupakan saja surat iseng itu. Aku masih menganggapnya surat iseng. Pastilah orang gila yang beranggapan surat itu serius. Mana ada orang waras yang percaya, seseorang dari masa lampau, ratusan tahun silam. Tahun 1533, mengirimimu surat. Siapa kurirnya? Terlebih isinya tentang ramalan yang tak akan kau percaya. Hanya orang gila yang akan mempercayainya. Hanya orang kurang waras yang terus memikirkannya. Sialnya, aku tergolong orang yang kurang waras karena selalu memikirkan surat berkertas kecoklatan itu.
Susah payah aku menyingkirkan bayangan surat itu. Semakin aku berusaha melupakannya, ia semakin nyata dalam ingatan. Bahkan aku sudah hafal tiap baris kalimatnya. Apa mungkin karena aku sudah berulang-ulang membacanya? Ah, aku benar-benar bisa gila karenanya.
Terbersit keinginan untuk menceritakan tentang surat itu pada istriku. Tapi, aku mengurungkan niatku itu. Ini pasti tidak baik untuknya. Bagaimana bila istriku shock dan percaya akan bualan si Michel de Nostradame itu? Tentu itu tak baik bagi kesehatannya dan anak kami. Bertahun-tahun aku menunggu kesempatan jadi ayah ini. Telah enam tahun sejak kami menikah. Dan aku tak ingin nasib buruk mengintai hanya lantaran surat yang tak bisa dipertanggung-jawabkan. Aku pun memilih bungkam.
Aku memendamnya sendiri bersama cemas yang tiba-tiba saja sudah besar di dadaku. Entahlah, aku tak sadar, sejak kapan aku cemas melihat hari-hari tergunting di alamanak rumah. Ketika jam-jam merangkak. Dan minggu-minggu itu berguguran. Aku cemas. Sangat cemas. Dan kecemasan itu terbaca jelas. Tapi, orang-orang hanya tertawa dan mengolok-olokku. Itu wajar kata mereka. Sangat wajar. Setiap orang pasti cemas menanti kelahiran anak pertama mereka. Terlebih kami sudah menunggu demikian lama. Ah, tidakkah mereka tahu cemasku bukan karena itu saja?
Tiba-tiba saja, tanpa aku sadari, aku sudah tersugesti oleh surat Michel de Nostradame itu. Aku cemas bila yang ia ramalkan benar. Bagaimana jika ia benar-benar tak berdusta? Kudukku meremang. Bencana seperti apa yang anakku bawa? Ah, kegilaan ini perlahan-lahan akan membunuhku juga.
Otang K.
bagus, unik. pake ada penangguhan kelahiran segala dari magrib ke isya. oke..sukses buat Guntur Alam. Terus berkarya yang lebih hebat lagi!
Wudi Abu Halimah
selamat ya tur,semoga tambah sukses.amiin
risman
jadi?
Nostardamus itu siapa, bang?
Tresna Ratu
Hahaha. Ini Rismannya lucu, ayo buka google 🙂
niki
rate 4/5 ,, bagus..
dimas
penasaran nih kelanjutannnya gmana??? top bgt cerpennya.. saya sampai ngegoogling Michel de Nostradame hehe…
aray
aku tidak suka dengan cerpen ini. memaksakan alur ceriita. alur cerita seperti curhatan atau diary.
bila menangkap isi cerita cerpen ini sih, sepertinya guntur alam ingin menguak misteri kiamat 2012 dengan gayanya yang sedikit satire.
percaya atau tidak dengan cerpen ini, silakan ramal sendiri!
haha…
miftah
Mencoba menghitung kata ‘Ah’ di cerpen ini
tommy widianto
keren…
Tommy Widianto
dapet satu lagi tempat buat membunuh waktu hehehe
Ida Raihan
Hahaha… Kasihan banget sih si Abang. Sayangnya diriku yang baca ini ikut penasaran akan jadi apa di bayi itu. Hikz.. Hikz… Termakan cerita.com :-p
Ida Raihan
A.M. Mufid
Mungkin Nostradamus itu pribadi Anda yg lain… Hehe.
Firda
Waaaa, bagusnyaaa 🙂
saras
baru kali ini baca cerpen sampe merinding.hahaa
Ekka Iranata Sari
apa cerita selanjut nya?
feodora
makna dari cerita ini apa?