Cerma, Gracia Rewina Girsang, Waspada

Cerita di Balik Cerita

Cerita di Balik Cerita - Cerpen Gracia Rewina Girsang

Cerita di Balik Cerita ilustrasi D Cartoon/Waspada

0
(0)

Cerpen Gracia Rewina Girsang (Waspada, 28 November 2021)

MARINA terbaring lemas di tempat tidur. Menghela napas akibat baru dipecat oleh bosnya. Dia sebenarnya tahu menjadi budak korporat tak akan mudah. Namun, dirinya sudah terlanjur senang dengan pekerjaan yang baru didapatkan dari hasil lulus wawancara.

Sebelumnya dia sudah banyak mendapat informasi bahwa bekerja di perusahaan swasta memang tak seenak yang kelihatannya. Para karyawan diwajibkan bekerja dari pagi hingga sore, bahkan terkadang harus lembur guna mencapai target perusahaan.

Tunjangan yang diberikan memang sebanding dengan kerja keras yang akan dilakukan. Namun, bukan hal itu yang dicari Marina. Seorang selebgram yang sudah lebih seperti artis.

Bedanya dia belum pernah tampil di layar televisi. Mungkin itulah salah satu sebabnya dia ingin mencoba bekerja di perusahaan TV swasta. Tampil di salah satu siaran TV sebagai seorang news anchor. Cita-citanya ini merupakan salah satu keinginan terpendam dari kecil. Namun, semuanya menjadi sia-sia karena satu kelalaiannya.

***

Hari pertama di minggu ini, Marina akan pergi melakukan wawancara kerja. Tawaran ini berhasil ia dapatkan atas bantuan teman sekamarnya, Tania. Temannya itu sudah menjadi pegawai tetap di sebuah perusahaan TV swasta selama tiga tahun. Bisa dibilang sudah banyak pengalaman yang ia dapatkan, termasuk di antaranya relasi yang luas.

Tania ialah kakak senior Marina di bangku kuliah. Usia mereka berjarak tiga tahun. Selama ini mereka tinggal di kontrakan yang termasuk elit untuk kaum mahasiswa. Mereka sama-sama berasal dari keluarga berada. Masalah finansial tentu bukan menjadi masalah utama kehidupan mereka. Namun, bedanya ialah kebudayaan yang dianut Marina dan kakak seniornya itu.

Tania berasal dari keluarga Tionghoa yang percaya akan adanya fengshui dan hal-hal mistis lainnya sedangkan Marina, dia hanya seorang mahasiswa dengan cara berpikir modern dan mengikuti perkembangan zaman.

Marina tidak terlalu percaya tentang mitos yang sering didengarnya dari Tania. Dia hanya percaya ketika Tania mengatakan hal-hal yang baik saja, meskipun itu hanya berdasarkan mitos. Latar belakang budaya keluarga yang berbeda membuat cara hidup keduanya sedikit berlainan.

Baca juga  Perang Doa

Tania ialah orang yang percaya akan mitos yang dapat membawa kesialan dan keberuntungan bahkan hal ini ditunjukkannya dengan rutin menata ruang dan barang dikontrakan mereka setiap bulan. Katanya ada beberapa barang di rumah yang dapat membawa sial jika terus dibiarkan pada satu tempat.

Tentu saja Marina tidak percaya, namun dia hanya selalu menuruti kemauan Tania. Dia menganggap Tania seperti kakaknya sendiri, sahabat dan juga teman seperjuangan, sebab mereka telah melewati banyak kesedihan dan kesenangan bersama-sama. Tania pun menganggap demikian.

Senin pagi pun tiba, Marina sudah bersiap-siap untuk berangkat mengikuti tes wawancara kerja. Tania pun sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk Marina, termasuk sebuah jimat keberuntungan. Lagi-lagi ia menerapkan kebiasaannya pada sahabatnya itu. Marina tentu tak menolak, toh menurutnya ini ialah hal yang baik untuk kelancaran wawan[1]caranya.

“Sebelum berangkat kamu juga jangan lupa berdoa dan hindari hal-hal yang membuat sial. Contohnya itu kek melihat atau memakai angka 4. Itu tuh artinya nggak baik loh. Oh iya, kamu nomor urut berapa, Rin?” Tanya Tania sembari merapikan ruang tamu. Dia masih ada jatah cuti hari ini.

“Aku nomor urut 4, Tan, makanya harus berangkat lebih cepat nih,” jawab Marina dengan santai sambil mengambil tas untuk segera pergi. Dia berniat kabur karena dia tahu, pasti Tania akan langsung mengomel dan menasihatinya dengan panjang lebar.

“Eh, Rin, tunggu dulu, ingat harus hati-hati ya, awas nabrak kucing! Itu juga bisa buat sial loh,” seru Tania.

Kemudian Marina berangkat dengan tergesa-gesa menghindari Tania. Mengendarai mobil yang baru pertama kali dia beli dari hasil jerih payah sebagai selebgram. Tentu hari ini pun dia rutin mem-post story di akun sosial medianya itu. Setelah lulus kuliah, Marina semakin aktif di sosial media sebagai selebgram influencer. Selama kuliah, dia memang salah satu mahasiswa yang terkenal sebagai salah seorang selebgram kampus.

Marina bersyukur karena akan melamar kerja. Apabila hari ini sukses, tentu dia akan mendapat dua pekerjaan sekaligus, menjadi news anchor sebagai pekerjaan utama dan selebgram sebagai pekerjaan sampingan. Ini akan menjadi kombinasi sempurna, menurutnya. Jika hari ini sukses, tentu dia juga akan berterimakasih pada Tania yang memberinya jimat keberuntungan.

Baca juga  Sebuah Kejutan

Marina pun melaju dengan cepat. Tak selang beberapa lama, ada seekor kucing yang tiba-tiba muncul di jalan yang ia tuju.

“Eh, awas!” Teriaknya pada si kucing. Kucing itu tak sempat menghindar hingga akhirnya tertabrak.

Kemudian dia keluar dari mobil untuk melihat kucing yang ia tabrak. Kucing itu tak memiliki bulu dan terlihat kurus, seperti kucing jalanan namun ada kalung hitam yang dipakainya. Segera ia sorot gambar kucing itu dengan lensa smartphone-nya untuk dibuat story.

Sudah menjadi kebiasaan untuk selalu mengunggah setiap kejadian di sekitarnya. Apalagi hari ini ialah hari yang penting untuknya. Namun setelah itu, dia hanya meninggalkan kucing itu terbaring, karena jalanan masih sepi dia pun melaju dengan lebih kencang lagi.

Sesampainya di tempat wawancara, pemanggilan setiap kandidat pun sudah dimulai, jantungnya sudah berdebar-debar sejak tadi. Entah itu karena meninggalkan seekor kucing yang ia tabrak atau karena nomor urutnya yang akan dipanggil.

“Marina Wantara, nomor urut 4, silahkan masuk!” Perintah seorang laki-laki yang berdiri di depan pintu ruang wawancara. Kemudian Marina mengangguk dan masuk ke dalam ruang wawancara. Setelah wawancara selesai, dia pun keluar ruangan dengan senyuman, yakin bahwa dirinya pasti dipanggil.

***

Seminggu sudah berlalu, sejak Marina sudah diterima kerja. Keberhasilannya ini, ia rayakan bersama Tania. Dia tahu semua ini ialah karena Tania yang sudah banyak membantunya. Terlepas dari jimat keberuntungan dari Tania, yang ternyata ‘bekerja.’ Keberuntungannya pun tak sampai di situ saja. Kinerja Marina yang selalu baik sejak hari pertama masuk, membuat dirinya di-notice oleh bosnya. Bahkan bosnya baru sadar kalau Marina ialah salah seorang selebgram terkenal.

Dia pun berniat untuk mem-follow Marina di Instagram. Karena rasa penasaran, bosnya pun mencoba melihat highlight story Instagram Marina yang berjejer penuh mulai dari kesehariannya, makanan kesukaan, musik favorit hingga highlight tentang pengalaman Marina saat baru pertama kali mengikuti wawancara kerja.

Baca juga  Hanya Pulang

Awalnya, bosnya merasa senang-senang saja mengintip story karyawannya itu. Namun, kemudian dia sadar bahwa ada sebuah kejanggalan. Setelah ia memperhatikan cukup lama, ia sadar bahwa Marina ialah orang yang menabrak kucing sphinx miliknya. Kucing mahal yang baru-baru ini ia pelihara, namun menghilang dan ditemukan mati di jalanan.

“Loh, jadi dia yang nabrak?!” Pikirnya kesal.

Marina kemudian dipanggil ke ruang kantor bosnya. Kurang lebih satu jam ia berada di ruangan itu. Setelah keluar dari ruangan tersebut, ia pun menangis sesegukan dan langsung pulang ke rumah. Marina hanya bisa menangis mengungkapkan kekesalan dan kesedihannya.

Hingga matahari terbenam, dia hanya terbaring di tempat tidur. Tania yang baru pulang kerja pun terheran-heran melihat keadaan Marina dengan mata sembab dan muka merah akibat terlalu lama menangis.

“Lah, kenapa Rin? Kamu kok udah pulang aja, pakai acara nangis pula?” Tania bertanya-tanya sambil memeluk Marina yang masih menangis.

“Seharusnya aku gak ninggalin kucing itu, Tan. Mana aku tahu, kalau itu kucing mahal punya Pak Bos,” curhat Marina pada Tania.

“Udah aku bilang ‘kan kamu itu harusnya dengerin, nabrak kucing itu bisa bawa sial. Ya udahlah, gak apa-apa, kita cari lowongan kerja lain. Toh, kamu juga masih bisa jadi selebgram,” ucap Tania untuk menyema[1]ngati Marina.

“Tapi, Tan. Ah, udahlah. Aku memang salah, Tan. Bukan karena sial, yang sialan itu bosnya! Bisa-bisanya aku dipecat karena urusan pribadinya,” gerutu Marina yang semakin kesal mengingat bosnya itu.

Dia tak habis pikir, seekor hewan peliharaan bisa membuatnya dipecat dalam sekejap.Tania yang melihat hal tersebut, hanya bisa menggelengkan kepala. ***

.

.

Oktober, 2021

Gracia Rewina Girsang. Penulis berasal dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Penulis merupakan salah satu mahasiswa dari Jurusan Fisika Universitas Negeri Medan.

.

Cerita di Balik Cerita. Cerita di Balik Cerita. Cerita di Balik Cerita. Cerita di Balik Cerita..

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!