Cerita Anak, Dwi Cahya, Kedaulatan Rakyat

Boni yang Baik Hati

Boni yang Baik Hati - Oleh Dwi Cahya

Boni yang Baik Hati ilustrasi Joko Santoso (Jos)/Kedaulatan Rakyat

0
(0)

Oleh Dwi Cahya (Kedaulatan Rakyat, 03 Desember 2021)

DI belantara hutan tinggallah Buma Burung Maleo, Kodi Katak Hijau dan Uli Ular Hijau. Ketika mereka asyik bermain, tiba-tiba datang Boni Burung Cenderawasih Botak yang melintas di depan mereka.

“Eh, lihat… lihat… Boni Burung Cenderawasih Botak datang,” ejek Buma sambil menunjukkan temannya ke arah Boni.

“Iya, bulunya sih bagus berwarna merah dan hitam, tetapi sayang kepalanya botak. Ha… ha… ha…,” ejek Uli.

“Lihat tuh ekornya, beda dengan kita. Ekornya aneh sekali, panjang tetapi melingkar. Ha… Ha… Ha….” ujar Kodi ikut­ikutan mengejek.

Boni pun hanya terdiam mendengar ejekan ketiganya.

“Jangan dekat-dekat dengan Boni, nanti kepala kita ikut-ikutan botak lagi,” ejek Buma kembali.

“Iya, ayo jangan lama-lama. Kita tinggalkan saja. Kita bermain di tempat lain,” imbuh Uli mengajak teman­temannya untuk menjauhi Boni.

Meski mendengar ejekan berulang­ulang dari Suma, Kodi dan Uli, Boni tetap mendiamkan dan tidak membalas ejekan mereka. Boni menyadari bahwa bulu yang berwarna merah dan hitam serta ekor panjang melingkar merupakan anugerah Sang Pencipta dan tidak boleh disesali.

Tidak selang berapa lama, dari kejauhan Boni mendengar teriakan minta tolong. Boni pun mencari suara tersebut.

“Tolong… tolong… tolong…!”

Sudah beberapa sudut hutan Boni datangi tetapi belum juga ketemu suara teriakan tersebut.

Semakin dicari semakin dekat suara teriakan itu.

“Tolong… tolong… tolong kami!”

Akhirnya Boni ketemu juga asal teriakan minta tolong tersebut. Suara itu ternyata dari teriakan minta tolong ketiga sahabatnya, Suma, Kodi dan Uli yang terjerat jaring pemburu. Mereka diincar pemburu karena warna tubuh mereka yang bagus dan layak dijual. Buma terjerat jaring pemburu di pohon. Sementara Kodi dan Uli terjerat jebakan semak-semak yang dipasang pemburu.

Boni yang Baik Hati ilustrasi Joko Santoso (Jos)/Kedaulatan Rakyat

“Boni tolong kami,” pinta Suma.

Baca juga  Digawa Angin

“Iya, Boni, tolong kami. Aku dan Uli tidak tahu kalau semak-semak ini dipasang jebakan pemburu,” pinta Kodi merintih kesakitan.

Sekuat tenaga Boni dengan paruh dan kakinya berusaha merusak jaring pemburu tersebut. Setelah berusaha berkali-kali, akhirnya terlepas bertepatan dengan pemburu datang. Keempat binatang tersebut bersembunyi. Ketika dirasa sudah aman, mereka pun keluar dari persembunyiannya.

“Terima kasih, Boni, kamu telah menolong kami,” ucap Buma meneteskan air mata.

“Iya, Boni. Kalau tidak ada kamu kita sudah tertangkap pemburu,” tambah Uli.

“Iya. Sudah sepatutnya kita saling tolong-menolong,” hibur Boni.

“Maafkan kami ya, Boni. Kami telah mengejek kamu. Kami baru menyadari apa yang ada pada diri kita haruslah disyukuri dan jangan melihat kekurangan sesama binatang yang lain,” ujar Kodi meneteskan air mata.

“Sudah… sudah… yang lalu biarlah berlalu. Aku sudah maafin kalian kok,” ujar Boni kembali.

Buma, Kodi dan Uli memiliki sahabat baru Boni, Burung Cenderawasih Botak yang telah menolong mereka dari jebakan pemburu…. ***

.

.

Dwi Cahya (Jalan WR Supratman No 60, Bantul, Yogyakarta 55711).

.

Boni yang Baik Hati.

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!