Bangau dan Rubah Makan Bersama

Oleh Rina (Lampung Post, 19 Desember 2021)

SEMUA makhluk hidup bersama di dunia memang harus saling menghargai dalam berinteraksi. Jangan sampai satu pihak membuat kesulitan pihak lainnya, karena suatu saat hal itu akan berbalik.

Termasuk juga di dunia hewan, di zaman entah berantah saat mereka mampu berbincang dan bergaul antarmereka. Ada saja hewan yang cerdik, cerdas, licik, dan juga ada yang pengalah dan sabar.

Seperti cerita dua hewan bersahabat yang hidup bersama dalam waktu yang lama, yakni Rubah dan Bangau.

Suatu hari, Rubah mengajak Bangau untuk makan siang di rumahnya. Dia mempersiapkan rencana makan siang untuk mengerjai Bangau.

Atas undangan Rubah, akhirnya siang itu Bangau datang memenuhi ajakan makan siang sahabatnya. Namun dia tidak mengetahui jika akan dikerjai sahabatnya, dan senang saat datang.

Ternyata, Rubah menyiapkan piring yang ceper dan menuangkan sup di atasnya. Bangau yang memiliki paruh panjang tentu saja tidak dapat menikmati sup itu. Dia hanya bisa menikmati sedikit sup. Di depannya, Rubah makan dengan lahapnya.

Setelah makan, Rubah tertawa melihat tingkah Bangau. Bangau mencoba untuk tetap tenang. Namun tidak ada pembicaraan di antara mereka.

Keesokan harinya, giliran Bangau gantian mengajak makan siang Rubah ke tempatnya.

Tentu saja, Rubah juga sangat gembira karena ikan salah satu makanan kesukaannya. Dan dia lupa bahwa pernah mengerjai Bangau saat makan di kediamannya.

Bangau pun menyiapkan ikan bakar yang lezat. Dengan beragam bumbu yang dicampurkannya, ikan itu terlihat sangat nikmat. Namun ikan itu diletakkan di dalam kendi yang lehernya panjang. Si Rubah tentu saja tidak bisa makan.

Bangau makan dengan lahapnya karena paruhnya panjang sehingga bisa masuk kendi.

Rubah pun jadi sadar akan perbuatannya selama ini. Ia sadar jika mengerjai orang ada batasnya, jangan sampai mencelakakan orang lain. ***

.

Bangau dan Rubah Makan Bersama. Bangau dan Rubah Makan Bersama.Rubah pun jadi sadar akan perbuatannya selama ini. Ia sadar jika mengerjai orang ada batasnya, jangan sampai mencelakakan orang lain.