Oleh Rina (Lampung Post, 16 Januari 2022)
DI zaman penuh kedamaian antar hewan dan tidak saling memangsa. Namun hewan saat itu masih ada rasa dengki, walaupun hanya untuk saling bercanda.
Semut sedang berjalan-jalan di sekitar sumur. Tiba-tiba, angin kencang bertiup membuat semut terjatuh ke dalam sumur. Untung saja ada daun kering yang juga jatuh ke dalam sumur. Semut pun berdiri di atas daun kering itu.
Semut bingung bagaimana harus kembali ke atas. Ia melihat atas, berharap datang pertolongan. Sembari berharap, ia juga berdoa kepada Tuhan.
Tiba-tiba, seekor burung melintas di atas sumur. Ia pun segera menjerit sekeras mungkin.
“Tolong! Tolong selamatkan aku dari sini!” teriak Semut.
Si Burung segera mendekati sumur.
“Kenapa kau bisa ada di dalam sana, Semut?”
“Angin menerbangkan tubuhku ke dalam sumur. Aku ingin ke atas, namun tidak bisa menaiki sumur ini,” kata si Semut.
“Baiklah. Aku akan menolongmu,” kata si Burung.
Burung pun terbang ke dalam sumur.
“Naiklah ke punggungku. Aku akan membawamu terbang ke atas.”
“Baiklah,” jawab Semut.
Semut pun dengan cepat menaiki punggung si Burung, lalu terbang ke atas sumur.
“Terima kasih, Burung. Jika suatu hari nanti kau mengalami kesulitan, kuharap aku bisa membantu,” kata si Semut.
“Tentu saja. Terima kasih, Semut,” kata si Burung. ***
.
Menolong Tidak Memandang Perbedaan. Menolong Tidak Memandang Perbedaan.
.
Leave a Reply