Oleh Rina (Lampung Post, 13 Maret 2022)
GEMA atau gaung adalah fenomena alam untuk menunjukkan kekuasaan Tuhan di tengah hutan atau gunung.
Seseorang yang baru pertama kali berjalan ke daerah pegunungan dan hutan, tentu akan terkejut dengan suara gaung itu. Dan, menyangka ada hal mistis yang terjadi.
Seperti cerita ayah yang mengajak anaknya pergi ke gunung.
Suatu hari, seorang anak dibawa ayahnya mendaki gunung dan sang anak terpeleset jatuh. Kontan anak menjerit kesakitan.
“Aaah…!” teriak sang Anak.
Namun tidak disangka, sang Anak justru merasa aneh sebab seperti mendapat suara menirukan teriakannya. Dia mendengar suara teriakan yang sama.
Ia pun bingung siapa yang bersuara sama dengannya.
Ia lalu bertanya. “Siapa kamu?”
Dan sebuah suara yang sama menjawab, “Siapa kamu?”
Sang Anak pun kesal dan kembali berteriak.
“Kenapa kamu meniru saya?”
Suara yang sama kembali terdengar.
“Kenapa kamu meniru saya?”
Sang anak semakin kesal dan kembali bersuara.
“Penakut!”
“Penakut!” balas suara itu lagi.
Ketika itu, sang Ayah datang.
Ia pun bertanya pada Ayah. Sang Ayah mengatakan bahwa itu disebut dengan echo (gema suara) yang terpantul saat kita berteriak. Sang ayah bercerita panjang lebar tentang fenomena itu, dan bukanlah hal yang mistis.
Selanjutnya sang ayah menjelaskan hikmah dari suara gema itu, seperti sikap dan perilaku yang kita jalani. Semua perilaku kita akan dikembalikan ke kita imbasnya, dan hal itu memang sudah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa yang menguasai jagat raya.
“Seperti pantulan dari suara kita, sikap dan perbuatan kita juga akan kembali kepada diri kita. Termasuk perbuatan kita terhadap alam semesta,” kata sang Ayah.
Sang ayah berpesan kepada anaknya agar dapat berperilaku atau berakhlak baik dalam menjalani kehidupan. Jangan sampai apa yang dilakukan akan menjadi sebuah musibah untuknya juga anak cucunya ke depan.
“Kalau kita sembarang menebang hutan, maka tunggu saja banjir yang akan dihadapi di kemudian hari. Begitu juga sebaliknya, menjaga kelestarian hutan akan didapat banyak keuntungan,” kata Sang Ayah. ***
.
Gema dan Hikmahnya. Gema dan Hikmahnya. Gema dan Hikmahnya.
Leave a Reply