Jawa Pos, Sajak, Surya Gemilang

FILM PEMBALASAN DENDAM

Film Pembalasan Dendam Sajak Jawa Pos

Film Pembalasan Dendam ilustrasi Budiono/Jawa Pos

5
(1)

Sajak-sajak Surya Gemilang (Jawa Pos, 23 April 2022)

FILM PEMBALASAN DENDAM

.

setelah memasuki gudang kamera

di punggung kutub yang paling dingin,

bocah-bocah panas berebut keluar

dari mulut dari hidungku,

lalu kamera-kamera meleleh

dan membungkus sekujur tubuhku

.

—maka bersiap-siaplah:

.

aku bisa menjadi mata kail

menyusupi bola matamu,

aku berputar sebagai film horor

di balik tengkorakmu,

kau tak bisa kabur dari bioskop itu

.

ketika monster-monster merayap keluar

dari layar yang enggan membawa kapalmu melaju,

di lidah-lidah berduri mereka kau semanis

popcorn tenggelam dalam lumpur karamel panas,

dan tak ada jeritan kau terdengar

.

di telinga mana pun: aku menghapus track suara

sebelum meluncur menuju tungku panas

di ruang proyektor,

aku tinggal menghitung mundur

sampai seluruh nama di kredit berpulang

ke balik selimut beludru yang tebal

.

sebelum melihat tubuhmu

sebagai gulungan film yang terburai,

koyak di bawah langkah-langkah

para calon penonton memutari lobi bioskop:

tak ada poster wajahmu terpampang

di sisi dinding mana pun.

.

.

(Jakarta, Agustus 2021)

.

.

.

DOA TERAKHIR, MUNGKIN

.

semalam adalah doa

terakhir

dengan lidah tersalib

dan mahkota duri mengikat lambung

dan bebatu mendarat di dasar paru-paruku

.

semalam adalah doa

di mana aku meminta

kau jangan bangunkan aku

dengan alibi apa pun

.

semalam paku-paku berkarat

terlepas dari langitmu

seperti malam-malam yang lalu

sepulang kerja di cermin aku

menatap tubuhku:

.

sebongkah bangkai yang lelah

dan bola arwah bodoh

bingung mencari jalan keluar

dari badan yang jelas penuh

lubangnya

.

maka semalam aku berdoa

dan semoga esok malam

aku tak usah lagi berdoa padamu

tapi pagi ini aku masih terbangun

Baca juga  Upaya Menulis Kiamat

sekali lagi

.

dengan lendir menetes

dari setiap ronggaku

dan seragam itu tak bosan-bosannya

mendekap bangkaiku

.

.

(Jakarta, Agustus 2021)

.

.

.

BERTEMU ALJABAR UNTUK PERTAMA KALI

.

aku tak tahu kalau angka boleh

berdiri di samping huruf—tahu—

tahu aku teringat temanku

mustafa

.

: mama melarangku main dengannya—

tuhan dan malaikat di pundak

kalian berbeda, nanti mereka bertengkar dan

tak ada siapa pun pada pundakmu—

.

mama yang bilang begitu

papa mati karena pundaknya

kosong, dan mama ingin aku

bersandar lebih lama

pada pundaknya—angka dan huruf:

berbedakah tuhan dan malaikat mereka?

.

kuharap mereka berbeda

kuharap mereka bertengkar

lagi pula tak ada yang suka melihat

angka dan huruf bersama

mereka tak semestinya seperti itu

kuyakin mama pasti setuju

.

dan bu guru bersalah:

pintu neraka akan terbuka di papan

tulis, kami sekelas akan mencatat:

tangan-tangan iblis menarik bu guru

ke tungku berlahar,

matematika kembali berjalan lurus

tiada yang tak bisa kami hitung

dengan sepuluh jemari

.

.

(Jakarta, Agustus 2021)

.

.

.

SURYA GEMILANG. LAHIR di Denpasar, 21 Maret 1998. Ia telah lulus dari Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Buku-bukunya, antara lain, Mengejar Bintang Jatuh (kumpulan cerpen, 2015), Cara Mencintai Monster (kumpulan puisi, 2017), Mencicipi Kematian (kumpulan puisi, 2018), dan Mencari Kepala untuk Ibu (kumpulan cerpen, 2019).

.

FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM.

Loading

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!