Sajak-sajak Surya Gemilang (Jawa Pos, 23 April 2022)
FILM PEMBALASAN DENDAM
.
setelah memasuki gudang kamera
di punggung kutub yang paling dingin,
bocah-bocah panas berebut keluar
dari mulut dari hidungku,
lalu kamera-kamera meleleh
dan membungkus sekujur tubuhku
.
—maka bersiap-siaplah:
.
aku bisa menjadi mata kail
menyusupi bola matamu,
aku berputar sebagai film horor
di balik tengkorakmu,
kau tak bisa kabur dari bioskop itu
.
ketika monster-monster merayap keluar
dari layar yang enggan membawa kapalmu melaju,
di lidah-lidah berduri mereka kau semanis
popcorn tenggelam dalam lumpur karamel panas,
dan tak ada jeritan kau terdengar
.
di telinga mana pun: aku menghapus track suara
sebelum meluncur menuju tungku panas
di ruang proyektor,
aku tinggal menghitung mundur
sampai seluruh nama di kredit berpulang
ke balik selimut beludru yang tebal
.
sebelum melihat tubuhmu
sebagai gulungan film yang terburai,
koyak di bawah langkah-langkah
para calon penonton memutari lobi bioskop:
tak ada poster wajahmu terpampang
di sisi dinding mana pun.
.
.
(Jakarta, Agustus 2021)
.
.
.
DOA TERAKHIR, MUNGKIN
.
semalam adalah doa
terakhir
dengan lidah tersalib
dan mahkota duri mengikat lambung
dan bebatu mendarat di dasar paru-paruku
.
semalam adalah doa
di mana aku meminta
kau jangan bangunkan aku
dengan alibi apa pun
.
semalam paku-paku berkarat
terlepas dari langitmu
seperti malam-malam yang lalu
sepulang kerja di cermin aku
menatap tubuhku:
.
sebongkah bangkai yang lelah
dan bola arwah bodoh
bingung mencari jalan keluar
dari badan yang jelas penuh
lubangnya
.
maka semalam aku berdoa
dan semoga esok malam
aku tak usah lagi berdoa padamu
tapi pagi ini aku masih terbangun
sekali lagi
.
dengan lendir menetes
dari setiap ronggaku
dan seragam itu tak bosan-bosannya
mendekap bangkaiku
.
.
(Jakarta, Agustus 2021)
.
.
.
BERTEMU ALJABAR UNTUK PERTAMA KALI
.
aku tak tahu kalau angka boleh
berdiri di samping huruf—tahu—
tahu aku teringat temanku
mustafa
.
: mama melarangku main dengannya—
tuhan dan malaikat di pundak
kalian berbeda, nanti mereka bertengkar dan
tak ada siapa pun pada pundakmu—
.
mama yang bilang begitu
papa mati karena pundaknya
kosong, dan mama ingin aku
bersandar lebih lama
pada pundaknya—angka dan huruf:
berbedakah tuhan dan malaikat mereka?
.
kuharap mereka berbeda
kuharap mereka bertengkar
lagi pula tak ada yang suka melihat
angka dan huruf bersama
mereka tak semestinya seperti itu
kuyakin mama pasti setuju
.
dan bu guru bersalah:
pintu neraka akan terbuka di papan
tulis, kami sekelas akan mencatat:
tangan-tangan iblis menarik bu guru
ke tungku berlahar,
matematika kembali berjalan lurus
tiada yang tak bisa kami hitung
dengan sepuluh jemari
.
.
(Jakarta, Agustus 2021)
.
.
.
SURYA GEMILANG. LAHIR di Denpasar, 21 Maret 1998. Ia telah lulus dari Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Buku-bukunya, antara lain, Mengejar Bintang Jatuh (kumpulan cerpen, 2015), Cara Mencintai Monster (kumpulan puisi, 2017), Mencicipi Kematian (kumpulan puisi, 2018), dan Mencari Kepala untuk Ibu (kumpulan cerpen, 2019).
.
FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM. FILM PEMBALASAN DENDAM.
Leave a Reply