Puisi-puisi Nurhidayah Tanjung & Aisyah Sulha Ramadani (Suara Merdeka, 24 April 2022)
SEBELAS MENIT
.
semua hal adalah basa-basi
begitu pula makna hidup
dalam sebelas menit
hanya sekadar pelarian
jadi manusia normal
di kepalaku sebelas menit hanyalah langkah
sia-sia
.
Berandai-Andai
Dalam kegilaan, aku berandai-andai
dapat menaklukkan dunia dengan jemari
kecilku
menggenggam di kelima jari
Dengan semauku, dunia dibolak-balik
namun tentu aku tidak
.
Makna Pulang
apa sesuatu setelah pergi?
makna yang mencari maknanya sendiri
apa itu sebuah sambutan?
setelah itu sebuah jamuan
melupakan jerat kota
sepanjang pengamatanku
pulang adalah sebuah rindu yang besar
tak dapat dititipkan
.
.
—Nurhidayah Tanjung menulis banyak hal demi kesenangan dan kebutuhan jiwa. Novelnya Mirror And Their Secret serta buku kumpulan puisi Sehari Selepas Hujan terbit secara indie awal tahun 2020.
.
.
.
SENJA DAN RINDU
.
Senja di sore hari
Melukis kenangan manis di hari itu
Membawa rindu yang menggebu
Ingin ku sampaikan kabar untukmu
Agar kau tau isi hati ku
.
Sore itu ku bertanya pada senja
Mengapa warnamu sungguh menawan
Hingga diriku selalu merindukanmu
Merindukan warna-warna indahmu
Merindukan semua kenangan manis mu
.
Senja ku ingin memelukmu
Ku ingin bertemu mu
Untuk memeluk hangat mentarimu
Untuk mengobati rasa rinduku
Yang telah hilang bersama mu
.
.
.
SUNYI
.
Malam kembali datang
Mengikat rasa pada jiwa
Rasa jiwa yang ingin kabur
Didalam kelam nya malam
.
Sunyi semakin mencekam
Ditelan malam yang ingin hilang
Bersama germelip nya bintang
Diantara indah nya rembulan
.
Hari-hari pun sudah terlewati
Hanya ada sunyi di setiap sudutnya
Merindukan setiap kenangan nya
Yang dulu pernah ada
.
.
—Aisyah Sulha Ramadani, lahir di Sleman 18 Desember 2001, mahasiswi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan.
.
SEBELAS MENIT. SEBELAS MENIT.
Leave a Reply