Puisi-puisi Yanusa Nugroho (Koran Tempo, 01 Mei 2022)
SOKRASANA
.
‘menjelang subuh dia
turun
dengan langkah kecil’
bisikmu
.
kuhirup udara basah
subuh
dan kuncup mawar
yang menggigil
.
tidak, tentu saja,
tidak ada nyanyian katak
yang biasa memanggilnya
.
‘ya, langkahnya tipis
kecil saja
seperti rasa takut
yang sangat…’
bisikmu
.
siapakah yang dipilihnya
kali ini?
tentu, akan banyak sudut
senyap memeluknya dengan mesra
.
langit abu-abu
barangkali saja dia sudah terpilih
berada pada sudut
paling kelu
.
‘kemana dia berlalu?’
bisikku
.
‘seperti rasa takut yang sangat,
dia menyelinap begitu saja…
menuju
sela-sela kenanganmu,
barangkali saja…’
.
.
.
LARA AMIS
.
dan gadis
yang amis. yang berkudis
sepenuh tubuh
dengan sepasang lengan rapuh
mendayung ke tempat-tempat jauh
anak siapakah kau
begitu amis tubuhmu
begitu ikan dirimu
dan amis itu menyatu pada dayung
juga tubuh perahu
dan air sungai
dan jagatmu
tapi tidak bagi lelaki itu
yang panjang rambutnya adalah kesabaran
yang legam rambutnya melebihi malam
Palasara
pandangan tenangnya adalah udara pagi
antar aku menyeberangi hatimu, gadisku…
tepian manakah yang kau tuju
tepian jiwamu yang sunyi itu, tentu saja
lalu bau amis itu menjelma raksasa rajamala
dan kudis menyatu menjelma dara, rekatawati namanya
perahu pecah, yang satu rupakinca
yang lain kincarupa
yang tinggal adalah durgandini
yang kecantikannya mengharumi jiwamu
dari rahimnya lahirlah para raja
dari rahimnya lahirlah…
.
.
.
BISMA
.
Jahnawi, o, Jahnawi
dalam rahimmu ada para Wasu
tujuh lahir
tujuh mati
tujuh kembali
.
satu kau biarkan menangisi
dunia
.
Santanu termangu panjang
masih terikat pada
tujuh lahir
tujuh mati
tujuh kembali
.
jalan begitu panjang
begitu sunyi
O, Jahnawi
terlalu rumitkah kematian
atau kehidupan?
.
jika ini delapan penjuru mata angin,
mengapa kau sisakan satu?
.
kalau kau maksudkkan seminggu
mengapa kau sisakan satu?
.
mungkin kau ciptakan windu
mengapa kau ambil tujuh?
.
O, Jahnawi
satu kau biarkan menangisi
dunia
.
.
Yanusa Nugroho, lahir di Surabaya, 2 Januari 1960. Lebih dikenal sebagai penulis cerpen dan novel dan telah melahirkan banyak buku. Buku terbarunya adalah novel Pohon Purba Berdahan Pelangi Berdaun Bintang (2021). Selain itu, ia menulis puisi, tapi tidak dipublikasikan di media massa.
.
SOKRASANA
Leave a Reply