Conie Sema, Koran Tempo, Puisi, Rion Albukhari

SETELAH MALAM DIPADAMKAN

SETELAH MALAM DIPADAMKAN - Puisi Conie Sema

Setelah Malam Dipadamkan ilustrasi Imam Yunni/Koran Tempo

4
(1)

Puisi Conie Sema dan Rion Albukhari (Koran Tempo, 10 April 2022)

SETELAH MALAM DIPADAMKAN

.

sebuah malam adalah ranjang gelap ketika

aku terbangun membayangkan ribuan kepala

terbenam di bantal penuh bunga

.

runtuhan bulu lelaki terbang menerobos

lubang jendela:

kami tanam kerikil sebidang dada di ladang tumbuk

dalam komik kanak-kanak

.

malam ke mana malam

.

di langit kamar bermunculan perempuan asing

memutarbalik jam tidurku:

kami sisa malam tanpa ranjang bermimpi

tubuh-tubuh barbie

.

pulau-pulau hilang saat puisi dimuntahkan dari

mulut yang gagal menjadi laut:

kami perempuan terluka mencari kepala

di antara ribuan kepala di bantal tidur

.

kapal-kapal datang dari jalur pelayaran baru

sepanjang malam aku dipaksa menunggu

puisi itu tiba di pulau-pulau gelap diterangkan

.

.

Conie Sema lahir di Palembang. Ia menulis menulis puisi, cerpen, esai, dan drama. Tulisannya dimuat berbagai media dan antologi bersama. Salah satunya, When The Days Were Raining – Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival (2019).

.

.

.

MENULIS RIWAYAT JENGHIS

: John Man

.

Di sungai Onon, di daratan-daratan luas Mongolia; kau baru saja selesai menulis riwayat dirimu sendiri. Kau bercerita tentang burung Skylark, di atas pohon Willow yang terbakar. Tanah ini sebermula sunyi; tamsil yang besar dari keterbelakangan pemikiran. Mereka memanah, mereka memburu, hidup dalam embusan angin yang betapa kencang, di bawah langit biru abadi, mereka tak menemukan apa-apa, sebelum Temujin atau Jenghis tiba. Kau menyergap sejarah dengan kata-kata, tafsir yang terlalu luas membuatmu menjadi seorang pemuja. Jenghis adalah mandat ilahi, di telapak tangannya telah dititipkan kekuasaan dan kemaslahatan, begitu tertera di halaman bukumu yang kesekian.

Baca juga  SURAT TERAKHIR IBRAHIM LAM NGA

.

Bayang, 23 Maret 2022

.

.

Rion Albukhari, lahir di Limau-Limau Bayang Utara Pantai Barat Sumatera. Mahasiswa ilmu sejarah di Unand ini bergiat di Rumah Baca Pelopor 19. Buku puisinya berjudul Inilah Sajak Terakhir.

.

SETELAH MALAM DIPADAMKAN. Di sungai Onon, di daratan-daratan luas Mongolia; kau baru saja selesai menulis riwayat dirimu sendiri. Kau bercerita tentang burung Skylark, di atas pohon Willow

Loading

Average rating 4 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d