Puisi-puisi Kala Lail (Koran Tempo, 29 Mei 2022)
JIWA DAUN GUGUR
.
Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya:
kembalilah padaku dengan cara yang paling buta
kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri
lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu
datang membawa buket bunga.
.
Jauh sebelum itu…
.
angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung
secara diam-diam bungamu berhembus
seperti sekelompok merpati di atas
sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta
.
dan lubang hitam di kedua matamu
berkabar: akhir dari sepatah kata
adalah sepasang jemari
.
utara akan merebut barat
dan lautan lepas tidak tinggal diam
melalui perjalanan ini
—tanpa tangisan hujan
.
ruang kayu mengetuk dirinya sendiri
ia datang seperti pakaian yang jatuh terbuka
melalui sungai-sungai yang surut.
.
Jiwaku tenggelam
dalam riuh lengan penggali makam.
.
.
.
PASIR PANTAI
.
Seperti ada yang muncul saat kaca-kaca asin
menghantam terumbu karang. Menghantam
keberanian sampan yang lambungnya penuh
kerang-kerang numpang nyeberang
.
ke seberang; ke tengah-tengah; ke kedalaman;
ke jaring-jaring dan kuah dapur restoran.
.
Tapi anak kecil yang legam kulitnya itu
sibuk di bawah pohon stigi. Semacam ada keramaian.
Ia memasukkan kedua kaki dan kedua tangannya
bersamaan dan dalam-dalam.
.
Ada kerajaan besar dalam setangkup pasir pantai.
Ia mengetuk pintu.
.
.
Kala Lail lahir pada 1996. Ia mendirikan dan bergiat di Komunitas Lintasastra Salatiga. Tinggal di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
.
Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya: kembalilah padaku dengan cara yang paling buta kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu datang membawa buket bunga. Jauh sebelum itu… angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung secara diam-diam bungamu berhembus seperti sekelompok merpati di atas sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya: kembalilah padaku dengan cara yang paling buta kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu datang membawa buket bunga. Jauh sebelum itu… angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung secara diam-diam bungamu berhembus seperti sekelompok merpati di atas sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta
Michael
Keren. Saya suka puisi yang seperti ini