Kala Lail, Koran Tempo, Puisi

JIWA DAUN GUGUR

JIWA DAUN GUGUR - Puisi-puisi Kala Lail

JIWA DAUN GUGUR ilustrasi Imam Yunni - Koran Tempo

4.8
(5)

Puisi-puisi Kala Lail (Koran Tempo, 29 Mei 2022)

JIWA DAUN GUGUR

.

Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya:

kembalilah padaku dengan cara yang paling buta

kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri

lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu

datang membawa buket bunga.

.

Jauh sebelum itu…

.

angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung

secara diam-diam bungamu berhembus

seperti sekelompok merpati di atas

sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta

.

dan lubang hitam di kedua matamu

berkabar: akhir dari sepatah kata

adalah sepasang jemari

.

utara akan merebut barat

dan lautan lepas tidak tinggal diam

melalui perjalanan ini

—tanpa tangisan hujan

.

ruang kayu mengetuk dirinya sendiri

ia datang seperti pakaian yang jatuh terbuka

melalui sungai-sungai yang surut.

.

Jiwaku tenggelam

dalam riuh lengan penggali makam.

.

.

.

PASIR PANTAI

.

Seperti ada yang muncul saat kaca-kaca asin

menghantam terumbu karang. Menghantam

keberanian sampan yang lambungnya penuh

kerang-kerang numpang nyeberang

.

ke seberang; ke tengah-tengah; ke kedalaman;

ke jaring-jaring dan kuah dapur restoran.

.

Tapi anak kecil yang legam kulitnya itu

sibuk di bawah pohon stigi. Semacam ada keramaian.

Ia memasukkan kedua kaki dan kedua tangannya

bersamaan dan dalam-dalam.

.

Ada kerajaan besar dalam setangkup pasir pantai.

Ia mengetuk pintu.

.

.

Kala Lail lahir pada 1996. Ia mendirikan dan bergiat di Komunitas Lintasastra Salatiga. Tinggal di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

.

Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya: kembalilah padaku dengan cara yang paling buta kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu datang membawa buket bunga. Jauh sebelum itu… angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung secara diam-diam bungamu berhembus seperti sekelompok merpati di atas sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta Kepada jiwa daun gugur dan kepasrahannya: kembalilah padaku dengan cara yang paling buta kesunyian ini telah menulis syair untuk dirinya sendiri lalu membakarnya tepat sebelum tubuh manismu datang membawa buket bunga. Jauh sebelum itu… angin jatuh tersungkur dipenuhi oleh mendung secara diam-diam bungamu berhembus seperti sekelompok merpati di atas sebongkah bumi yang diaduk oleh semesta

Loading

1 Comment

  1. Michael

    Keren. Saya suka puisi yang seperti ini

Leave a Reply

error: Content is protected !!