Cerita Anak, Kak Ian, Kompas

Dodol, Hitam, tetapi Manis Legit

Dodol, Hitam, tetapi Manis Legit - Oleh Kak Ian

Dodol, Hitam, tetapi Manis Legit ilustrasi Regina Primalita/Kompas

4.7
(3)

Oleh Kak Ian (Kompas, 05 Juni 2022)

MINGGU pagi itu, Beni, Irfan, Dede, dan Eka ada kegiatan belajar kelompok di rumah Bagus yang berada di Kampung Condet, Jakarta Timur. Mereka belajar kelompok karena besok ada pameran makanan tradisional di sekolah. Mereka saat itu masih bingung mau memamerkan apa.

Setiba di rumah Bagus, mereka agak kaget. Rumah Bagus banyak dipenuhi orang dan banyak kepulan asap di atas atap rumahnya.

“Tidak usah terkejut, ya. Rumahku memang seperti ini setiap harinya. Yuk, masuk!” tiba-tiba Bagus sudah ada menghampiri mereka.

“Memang sedang ada acara apa?” timpal Beni.

“Tidak ada acara apa-apa. Memang beginilah sehari-harinya keluarga kami. Apalagi jika banyak pesanan,” Bagus menjelaskan.

“Maksud kamu itu jualan?” tanya Eka penasaran.

“Begitulah! Keluarga kami adalah pembuat dodol, yang lebih dikenal dengan dodol condet. Karena kami sudah lama tinggal di kampung ini. Kalau kalian mau melihat cara-cara pembuatannya, yuk, ikuti aku. Kebetulan aku juga sedang bantu-bantu,” ujar Bagus.

Akhirnya, Beni, Irfan, Dede, dan Eka pun menyaksikan orang-orang yang sedang mengaduk dodol di dapur yang terasa pengap karena asap dari sisa-sisa pembakaran kayu. Hal itu mencuri perhatian Dede.

“Boleh aku coba mengaduknya?” tanya Dede.

“Iya, aku juga mau coba, kok!” Akhirnya semua ikut mencoba mengaduk dodol.

Ternyata, saat mereka mencoba mengaduknya, banyak yang merasa kelelahan karena adonan dodol yang mereka aduk sangat keras. Tidak lama kemudian mereka pun usai mengaduk dodol.

“Beginilah jika aku sedang libur sekolah. Walaupun ada tenaga kerja yang digaji oleh ayahku, aku tetap bantu-bantu,” Bagus pun bercerita.

Baca juga  Jaka Ompong

Sebelum Beni, Irfan, Dede, dan Eka melanjutkan untuk belajar kelompok, Bagus pun mengeluarkan dodol buatan keluarganya. Penganan itu sudah dibungkus dengan kemasan cantik.

“Oya, sebelum belajar kelompok dimulai, lebih baik kalian cicipi dulu dodol ini! Coba deh pasti kalian suka. Walaupun hitam warnanya, manis dan legit rasanya,” Bagus menawari teman-temannya.

Akhirnya, mereka masing-masing mencicipi dodol condet buatan keluarga Bagus. Tampaknya mereka semua sangat menyukainya.

“Iya, manis, Gus! Walaupun hitam, manis sekali seperti aku,” celetuk Beni sambil dibarengi senyum.

Sementara itu, Irfan si ketua kelompok, akhirnya punya ide untuk tugas kelompok hari itu. Ia pun mengusulkan ke teman-temannya jika dodol condet buatan keluarga Bagus bisa dipamerkan di acara sekolah mereka esok hari.

Semua yang mendengar pun menyetujuinya.

Sepulang dari belajar kelompok itu, masing-masing diberikan dodol oleh Bagus sebagai oleh-oleh. ***

.

Dodol, Hitam, tetapi Manis Legit. Dodol, Hitam, tetapi Manis Legit.

Loading

Average rating 4.7 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!