Puisi-puisi Jenia Xaviera dan Alexander Robert Nainggolan (Republika, 26 Juni 2022)
MENJAGA AYAH
.
Ayah telah renta
dimakan usia
dan daging-daging yang mengelilingi tulang telah tiada.
Hanya mata ayah tersisa
dalam penjagaan anak-anaknya
setelah ayah selesai menangisi masa mudanya.
.
Oh, ayah…
jangan menangis begitu sendu
di depan anak-anakmu
dalam mengenang masa mudamu.
.
Juni, 2022
.
.
.
DI ALAS TIKAR
.
Makan seadanya
meski hanya garam dan nasi
itu pun sudah membuat kita bersyukur.
.
Terus terang, aku suka ikan teri
apalah daya, utang tak mau lagi
lebih baik begini, makan garam dengan secentong nasi.
.
Juni, 2022
.
.
.
Jenia Xaviera, asal Kebumen, Jawa Tengah. Puisi berjudul “Teri di Laut Biru” adalah puisinya yang terpilih dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan-2019 dan dibukukan dalam antologi puisi bersama teman-temanya. Juga cerpen “Sekat Bulan” (flash fiction) termasuk cerpen pertama yang dibukukan.
.
.
.
SENJA MUSI
.
pada kanal airmu. cokelat sehabis hujan deras semalam.
deretan bangkai kapal. juga lintasan tongkang mengangkut
batu bara. ada ingatan lama yang tak sudah untuk dibaca.
tapi rumpun eceng gondok yang menyumbat baling-baling
kapal acap membuat terapung. di antara remah peristiwa
dan kota yang menghimpun kesibukan dari kepulan debu
dan asap. pada arus yang landai membawa kapal. rimbun
angin mengais rambut. berapa banyak rindu luput untuk
terjemput?
.
dan kotamu yang makin sesak. senja yang macet. aku
menelusuri setiap nadi rindu. di jejak alir airmu.
.
Musi, 2021
.
.
.
IHWAL
.
segala perumpamaan. yang pernah kau catat dari puisi.
kata-kata menggerus tubuh yang tirus. kata-kata
menghimpun tubuh dengan puluhan hujan yang datang
seketika. seorang perempuan menangis, menyimpan luka
di jantungnya. menelusup ke dalam angkutan kota dan
menyisiri trotoar dengan langkah sepi. menghitung patahan
asmara yang terus muncul dalam notifikasi di ponselnya.
.
2021
.
.
SAAT ORANG BERJALAN
.
mungkin engkau akan menanyakan pesan tentang hujan.
yang jatuh di gedung tinggi dan menyentuh daun
payungmu. sebuah lagu bersenandung, mengunci tubuh
yang kerap murung. dan ada nama dari jalan, sebuah
persimpangan, dan tangisan yang tumpah.
saat orang berjalan. jalanan kota yang terdiam. acap ada
cemas yang mengeras. menempuh semua kenangan tentang
kota dan asmara.
saat orang berjalan.
.
2021
.
.
.
Alexander Robert Nainggolan (Alex R Nainggolan) lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Bekerja sebagai staf Unit Pengelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPPMPTSP) Kota Adm Jakarta Barat. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Bukunya yang telah terbit Rumah Malam di Mata Ibu (kumpulan cerpen, Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kumpulan puisi, Nulis Buku, 2012), Kitab Kemungkinan (kumpulan cerpen, Nulis Buku, 2012), Silsilah Kata (kumpulan puisi, Penerbit basabasi, 2016)
.
MENJAGA AYAH
Leave a Reply