Analisa, Esai, Leonita De

Menulis sama dengan Mencari Cinta

Menulis sama dengan Mencari Cinta - Oleh Leonita De
2.7
(3)

Oleh Leonita De (Analisa, 22 Desember 2013)

MENULIS menjadi hal yang sering disepelekan oleh kaum pemuda. Banyak orang mengartikan menulis itu hanya sekadar tulisan belaka, tidak memahami apa sebenamya makna yang terkandung dari tulisan tersebut.

Menulis merupakan suatu proses kreatifitas menuangkan gagasan ataupun ide yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan tujuan tertentu. Menulis adalah suatu bentuk berpikir dimana yang dituangkan dalam kata-kata yang lebih mudah dipahami dan mudah dimengerti. Menulis tidaklah jauh berbeda dengan mengarang, baik menulis maupun mengarang kedua-duanya sama-sama pengungkapan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dimana tulisan tersebut mempunyai tujuan dan makna tertentu.

Manfaat menulis

Menulis banyak sekali manfaatnya. Pertama, menulis membuat otak cerdas. Kita dapat mengasah otak dengan menulis. Misalnya, kita adalah orang yang susah untuk memahami suatu pelajaran yang akan diujikan. Dengan kita menulisnya, setidaknya sedikit banyaknya membantu kita memahami hal-hal yang kita tulis tadi.

Kedua, untuk menghilangkan stress. Kita dapat mengungkapkan perasaan melalui tulisan apakah itu rasa yang kita rasakan, berupa kekesalan, kegembiraan, ataupun hal lainnya. Uneg-uneg dapat terealisasikan dengan baik, fisik dan mental pun terjaga dengan baik.

Ketiga, menulis sebagai media penyimpanan yaitu kita dapat menulis kenangan-kenangan lain, misalnya dengan sahabat, teman-teman sekolah dan orang disekitar baik itu kenangan sedih ataupun gembira.

Keempat, menulis bisa menghasilkan uang. Karya-karya yang kita tulis misalnya berupa puisi, cerpen, cerita anak, novel, esai di media cetak ataupun media elektronik. Hasilnya kita dapat membeli buku ataupun hal yang berguna lainnya.

Seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri juga, banyak penulis muda yang terlahir khususnya di kota Medan yaitu ditandai dengan terbitnya buku antologi puisi dan cerpen “Rinai-rinai Imaji” dan “Goresan Pena Anak Medan”, antologi “111 Surat Cinta untuk Ibu” penerbit format publishing, penulis rata-rata mahasiswa UMSU. Buku antologi puisi “Menguak Tabir” pada Pertemuan Penyair Sumatera Utara, beberapa penulis di antaranya Adliya Eka Putri, Alda Muhsi, Annisa Tri Sari, Beni Af, Ratna Sari Rambe, Ratna Sari Mandefa, Wahyu Wiji Astuti, Winda Prihartini dan banyak lagi penulis muda lainnya.

Baca juga  Hog Cholera

Banyaknya penulis muda lahir juga ditandai dengan lahirnya komunitas-komunitas kepenulisan di antaranya Forum Kampus (Fokus) dan Win’s Sharing Club (WSC) yang sekretariatnya di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Setiap minggunya karya-karya mereka turut memenuhi rubrik sastra ataupun budaya di media massa.

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Win R.G. selaku pembicara dalam seminar dengan tema “Trik Jago Menulis Novel” dan launching novel “Eva: Ustad/ah Cinta Ketiban Cinta” karya Achi TM, yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Aula Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Jumat 29 November 2013, mengungkapkan rahasianya dalam menulis sebuah novel.

Menulis dari hati.

Sebuah tulisan yang berasal dari hati sampai ke hati pula dan semua tulisan yang diciptakan dari hati akan banyak yang mencintai. Di antaranya novel Bintang (2008), Biarkan Bintang Benderang (2009), Gelas Jodoh (2010), Pohon Asam yang Seram (2010), Jus Alpukat (2012).

Buka dengan paragraf yang ngagetin.

Pada novelet Pohon Asam yang Seram, “Ha? Aku gak mau deh makan asem yang seram, nanti bisa mati”. Calon pembaca akan bertanya-tanya, mengapa begini? Alhasil pembaca akan merasa tertantang dengan paragraf yang kita tulis. Pembaca akan terus membaca tulisan kita yang pada akhirnya suka atau tidak, kembali kepada pembaca itu sendiri.

Bermainlah di ending.

Win R.G. dalam novel-novelnya sangat suka dengan ending menggantung. Para pembaca penasaran dibuatnya, hingga persepsi ending tergantung pembaca. Pada novel Bintang, di ending mendarat sms ancaman. Pohon Asam yang Seram (kalau tidak ada hantunya, kenapa ada anjing yang menggonggong?), Gelas Jodoh (Nirwani menoleh kebelakangkah?). Jus Alpukat (siapa yang berhasil menjemput Ainaya ke Australia?), dan seterusnya.

Baca juga  “Robohnya Surau Kami” Masih Tetap Aktual

Jual endorsement dan jual tema cinta.

Tidak dapat dipungkiri lagi, calon pembaca akan jatuh cinta dengan calon tulisan yang bertemakan cinta. Dunia ini terasa hampa tanpa cinta. Habiburrahman El Shirazy yang suka disapa Kang Abik, judul-judul novelnya semua berbau cinta. Di antaranya Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Di atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta dan Bumi Cinta.

Kerangka karangan sangat penting dalam menulis sebuah novel. Selain alur yang tertata apik, tulisan yang pernah kita hentikan sejenak akan mudah kita lanjutkan sesuai kerangka yang telah kita buat.

Kemauanlah yang membuat kita dapat bertahan dan berhasil menjadi penulis akan karya-karya yang telah dihasilkan dan dicintai para pembaca. Percantik dan perindahlah tulisanmu, maka pencarian cinta akan segera ditemukan (para pembaca) berkat tulisan-tulisan pena melalui jari-jari lentikmu. Selamat menulis. ***

.

Menulis sama dengan Mencari Cinta. Menulis sama dengan Mencari Cinta.

Loading

Average rating 2.7 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!