Puisi-puisi Joko Pinurbo (Koran Tempo, 16 Februari 2019)
KEMBANG SUSU
.
Sejak kapan
kau mabuk puisi?
Sejak kaumenyusu
pada ibumu.
.
Bila sekarang
kau pandai bicara
dan merangkai kata,
benih bahasamu
sudah tertanam lama
di susu ibumu.
.
Ibumu tak pernah
mengajarkan hoaks
dan mengumbaremosi.
Ia bicara padamu
dengan bahasa sunyi
ketika kau
mengisapsari
kembang cinta
pada puting susu
yang segar dan sakral.
.
(Jokpin, 2019)
.
.
.
PATAH HATI
.
Hati-hati dengan hati.
.
Hatimu yang getas terbuat
dari patahan-patahanhati
yang dirangkai dan direkatkan
oleh tangan tersembunyi.
.
Aku pernah melihat
patahan hatimu tercecer
di meja kafe, telantar di antara
cangkir kopi, asbak, tisu,
remah-remah sepi, dan kucing
yang lelap bermimpi.
.
Waktu itu kauhabis cekcok
dengan ponsel kesayanganmu.
Kau kecewa dan marah
kepada hatimu sendiri:
Kembalikan kewarasanku!
.
(Jokpin, 2019)
.
.
.
JALAN BUNTU
.
Sembilan
dari sepuluh jalan
yang melintasi
rimba tubuhmu
adalah jalan buntu.
.
Dan satu-satunya
jalan yang tidak buntu,
jalan
sunyi
menuju
rumahKu,
justru jarang kaulalui.
.
Sebab kau
memang suka
neko-neko, sok tahu,
dan terlalu banyak mau.
.
(Jokpin, 2019)
.
.
.
CATATAN KAKI
.
Ketika kau tidur,
ada tangan tak kelihatan
mengguratkan
kata-katacinta
di telapak kakimu
dengan bolpoin
yang sudah habis tintanya.
.
Kaki ini kaki lama.
.
Kaki baru sedang
dipakai jalan-jalan
dan berburu kata
di dalam mimpimu.
.
Mau bangun jam berapa?
.
Kutunggu kau
di pojok ruang
perpustakaan
yang kesepian itu,
tempat kau dulu
diam-diam nyolong hatiku.
.
(Jokpin, 2019)
.
.
.
BULAN MADU
.
Perjamuan malam
diadakan di halaman
yang rindang oleh rindu.
Ibu yang sunyi membelah
dan memotong-motong bulan,
melumurinya dengan madu, lalu
memberikannya kepada anak-anaknya.
.
Anak-anak gelisah
sebab ayah mereka
tak kunjung datang.
“Ayahmu disita negara
dan embuh kapan akan
dikembalikan,” si ibu menjelaskan.
.
Si ayah ternyata
sedang nampang
di kaleng khong guan:
duduk sendirian makan rengginang.
.
(Jokpin, 2019)
..
.
.
MATA BUKU
.
Yang aku suka
dari membaca buku
ialah ketika aku melihat
mata bocahterbit di celah
kata-kata yang kadangsulit
kupahami maknanya—mata
jernihyang memandangku
dengan jenakasehingga
aku tak sempat sedih
walau di sana sini
ada mata gagak
yangmengintai
dan menatapku
dengan tajam dan curiga.
.
(Jokpin, 2019)
.
.
Joko Pinurbo lahir pada 11 Mei 1962, tinggal di Yogyakarta. Ia telah menerbitkan sejumlah buku puisi, antara lain Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016), Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (2016), dan Buku Latihan Tidur (2017).
.
KEMBANG SUSU.
Leave a Reply