Cerpen, Iis Suwartini, Kedaulatan Rakyat

Makhluk Tanpa Kepala

Makhluk Tanpa Kepala - Cerpen Iis Suwartini

Makhluk Tanpa Kepala ilustrasi Joko Santoso (Jos)/Kedaulatan Rakyat

3.3
(7)

Cerpen Iis Suwartini (Kedaulatann Rakyat, 16 Juni 2023)

TANGIS Nunik pecah, orang-orang mulai berdatangan. Ia tak lagi mampu menahan kepedihannya. Anaknya raib begitu saja. Tak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan buah hatinya. Sementara Tarjo sibuk menyiapkan kembang tujuh rupa, kemenyan, juga dupa. Tarjo tak henti-hentinya merapal mantra. Ia berputar-putar mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali sambil menaburkan garam ke atap rumah. Orang-orang yang menyaksikannya, yakin betul dibawa makhluk gaib.

“Tadi ketika belanja, saya sempat mendengar tangisannya,” ucap Menik.

“Berarti belum lama menghilangnya?” tanya Rini.

“Sepertinya belum, saya baru saja sampai rumah.”

Isu hilangnya seorang bayi akibat perbuatan makhluk gaib menggegerkan seantero jagat maya. Kabar tersebut viral di sosial media. Paranormal pun berdatangan menjajal ilmu kanuragan. Tak ketinggalan para Youtuber juga beraksi. Menjelang magrib beragam ritual digelar. Tepat pukul 12.00 WIB penggambaran makhluk gaib pun mulai teridentifikasi. Makhluk tersebut bertubuh besar dan tanpa kepala.

Tak lama konten-konten mistik pencarian bayi di alam gaib menjadi trending topik. Beragam komentar publik turut menghiasi sosial media. Banyak yang mengucapkan rasa simpatinya. Ada juga yang mencaci maki, karena percaya dengan takhayul. Masyarakat sekitar semakin khawatir kalau-kalau kejadian serupa akan terulang kembali. Mereka pun sepakat untuk menggelar pengajian 7 hari 7 malam. Orang-orang khusyuk berdoa memohon pertolongan Sang Pencipta.

“Mulai sekarang kita harus waspada.”

“Betul, Bu Rini. Kita tidak boleh lengah.”

“Demitnya kok keluarnya siang ya, Bu?” tanya Sarni.

“Bisa saja to, Buk, namanya makhluk gaib sakti,” ujar Menik.

Sejak saat itu, tidak ada seorang pun yang berani bermain di luar rumah. Orangtua mereka lebih merelakan bermain gawai. Tentu tak ingin bernasib sama dengan Tarjo dan Nunik yang kehilangan buah hatinya. Semua orang mulai mengawasi anak mereka. Tak ada sedetik pun terlewatkan dari pengawasan.

Baca juga  Senin Pon di Pasar Pon

Belum usai kasus hilangnya sang bayi kini masyarakat kembali digegerkan dengan penemuan mayat di sungai. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian. Betapa terkejutnya, ternyata mayat seorang bayi yang selama ini mereka cari. Mobil polisi menjemput paksa Tarjo. Dari kejauhan nampak Nunik dengan tatapan mata kosong. Tak lama mobil ambulans yang membawa jasad putrinya tiba dikediaman. Orang-orang yang sibuk membuat konten terperangah, mereka tak bisa berkata-kata. Makhluk gaib tanpa kepala yang sejak seminggu lalu menjadi perbincangan seolah lenyap seketika.

Tak disangka ternyata Tarjo merupakan makhluk tanpa kepala. Pantas sudah tak ada otaknya, ia tega membunuh darah dagingnya sendiri. Belum genap lima bulan usia bayinya, ia justru membuangnya ke alam baka. Tarjo pun tak mau disalahkan begitu saja, ia justru menyalahkan istrinya. Semua ini terjadi lantaran Nunik tak mau aborsi.

“Dasar perempuan dungu.”

Sumpah serapah pun tak henti-hentinya ia lontarkan. Nunik yang kerap menerima perlakuan kasar, sesungguhnya sudah curiga sejak awal. Untuk menyelamatkan kedua anaknya, ia pun mengikuti sekenario Tarjo. Bahkan Nunik ikut memviralkan teror makhluk tanpa kepala di sosial media. Usahanya pun berhasil hingga mencuri perhatian publik. Kini tangan Tuhan yang bekerja. Sesuai rencana Nunik, Tarjo si makhluk tanpa kepala menghuni jeruji besi.

Sudah sejak lama makhluk tanpa kepala menghantui hidup Nunik dan anak-anaknya. Setiap hari Tarjo selalu menyetubuhi Nunik bahkan dalam keadaan menstruasi sekalipun. Iblis laknat itu tak lebihnya memperlakukan Nunik sebagai pemuas nafsu. Jika tak didapati kepuasan padanya, ia bercumbu dengan wanita jalang. Tarjo tak terima dengan kehadiran anak dalam rumah tangganya, terlebih Nunik kini tak lagi cantik. Perempuan di desanya tak lagi menaruh curiga pada makhluk gaib. Semua pasang mata mulai tertuju pada para lelaki. ***
.

Baca juga  Apakah Ia Harus Mengunci Pintu?

.

*) Iis Suwartini, M.Pd., dosen PBSI Universitas Ahmad Dahlan.

.

.

Loading

Average rating 3.3 / 5. Vote count: 7

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!