Sajak Hamzah Muhammad (Jawa Pos, 21 Oktober 2023)
QUO VADIS (1)
kutemui
usai padamu
sebagai penanda
risiko terakhir
yang kau punya
kau uluran tangan
aku dansa
hari-hari yang tersisa
.
QUO VADIS (2)
dengan napas
tersenggal
berseri malam
jadi kilauan
aku surga
milikmu dunia
yang memecut
gairah
sebelum pelita
sesudah fajar tiba
.
QUO VADIS (3)
pada semesta jamak
terjiplak kisah
sebagai tontonan
kau tersenyum
aku merabun
di sebuah galaksi
yang tergulung
.
QUO VADIS (4)
terseret aku
diarung harapan
bagai peluru
kau lesat
berpancar haluan
aku mengerdil
planet
yang bungsu
tak berpenghabisan
.
QUO VADIS (5)
angin berembus
menerpa-nerpa hati
terdengar
kata-kata seperti
puisi
semua akan
baik-baik saja
pada tiupan
kesembilan-sembilan
kau nyenyak
dalam naungan
.
QUO VÁDIS (6)
jadilah cahaya
yang lesap
ke mana pun
mencari jalan
pulang
serentak bepergian
.
QUO VÁDIS (7)
dari ketiadaan
tersirat juga
pada mulanya
spontan
lalu terprediksi
besar-kecil
alasan
kau di sini
aku bersanding
di kelipatan
.
QUO VÁDIS (8)
aku pudar
selepas ucapan
rumus
yang buyar
negatif
dalam ingatan
kau meramal
entah sampai kapan
.
QUO VÁDIS (9)
terkurung di rumah
kau menyepi
memandang
atap, dari jendela
berarak langit
menggumpal roti
asam di perut,
memar sebadan
aku utus kenyang
jadi hidangan
dan setetes air
kehidupan
berkembang fitnah
ribu turunan
.
QUO VÁDIS (10)
di ruangan ini
cinta
yang menebal
pada dinding
juga pelupuk
matamu
kan terkelupas
rontok
oleh lolongan
bisik
pikiranmu
ketika kau
menyibak pintu
tidur yang jauh
.
.
Hamzah Muhammad. Bekerja sebagai senior copywriter SHINTA VR dan mengelola kolektif Atelir Ceremai di Rawamangun, Jakarta Timur. Buku sajaknya Teori Penciptaan Waktu & 37 Puisi Lainnya (Endnote Press, 2023) baru saja terbit.
.
a ba ini ibu ba pak ya itu di a huy yup dua sa tu o ne tu tri for fa if a lif ba ta tsa ja ha kho. a ba ini ibu ba pak ya itu dia huy yup dua
Leave a Reply