Puisi Yuris Julian (Koran Tempo, 15 Oktober 2023)
MAINAN YANG BERTEDUH DI RUANG-RUANG KECIL
.
Begitulah,
boneka-boneka pengantin
sesaat menjadi abadi
sebelum ladang pikiran
membuat patung
dan menancapkan bahasa palsu
di batok kepalamu
.
Melengkapi hidup,
di sini, nenek moyang kita
perlu seratus cahaya
untuk mematri Langkah
seperti kesetiaan sekuntum mawar
yang tumbuh lalu ditebang,
menyembul tunas baru
begitu dan seterusnya.
.
Tunggu sebentar,
kita lari dulu
ke dalam sajak-sajak octavio paz
yang silau lampu neon
di sana, tak seorang pun jatuh
dan mengelupas jadi gelap,
itu artinya misi peradaban
telah dibekukan
oleh ujung jarinya yang canggung.
.
Kelak, pada cuaca
hantu-hantu kita namai sejarah,
Mataram, VOC
dan obrolan tentang sebuah peran
sebagai kucing jenaka
namun pandai berpura-pura
.
2023
.
.
SETIAP LEDAKAN DALAM PUISI INI KITA NAMAI HEWAN HERBIVORA
.
Kepada belalang tua
mengingatkan aku akan baginda
yang sebentar lagi mati
.
Tak ada suatu hari
dalam sebuah perjudian
menahan taktik dari lingkaran
tempat para penghitung
tanpa tebing dan halaman terakhir
penetapan suara
.
Berdasarkan tahun sebelumnya
ada misi pergi ke sabana
aku dapat melihat dengan jernih
jejak sungai di tubuh Perempuan
berwarna kuning pastel itu
membawa kota penuh bendera
.
Kudengar seorang bergumam:
“Siapa yang mengirimkan ribuan namamu yang lain?”
Mungkin patung-patung cinta
telah lama berdiam diri dan berdoa
untuk waktu yang melindasnya dengan sengaja
.
2023
.
.
Yuris Julian, lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Ia menulis puisi yang disiarkan di beberapa media cetak dan elektronik serta termaktub dalam sejumlah buku antologi bersama. Kini, bekerja dan menetap di Jakarta.
.
MAINAN YANG BERTEDUH DI RUANG-RUANG KECIL. a ba ini ibu ba PAK ya itu dia huy yup du a sa tu o ne tu tri for fa if al if ba ta tsa ja ha kho. a ba ini ibu ba pak ya itu di a huy yup dua sa tu o ne tu tri for fa if a lif ba ta tsa ja ha kho.
Leave a Reply