Sajak Saut Situmorang (Jawa Pos, 11 November 2023)
PUISI
tidak takut pistol polisi, tidak takut bayonet tentara/tidak takut presiden, tidak takut DPR, tidak takut Mahkamah Agung/tidak takut surat kabar, tidak takut televisi, tidak takut radio
tidak takut Tap MPRS 1966, tidak takut UU ITE, tidak takut KUHP
tidak takut parpol, tidak takut golput
tidak takut pemilu, tidak takut referendum
tidak takut FPI, tidak takut Pemuda Pancasila, tidak takut Banser
tidak takut UUD 45, tidak takut Pancasila
tidak takut Burung Garuda, tidak takut burung pipit
tidak takut film pengkhianatan G30S/PKI
tidak takut satpol, tidak takut satpam
tidak takut Sipelebegu, tidak takut komunis, tidak takut fascis
tidak takut rektor, tidak takut dekan, tidak takut dosen
tidak takut menwa, tidak takut menwi
tidak takut Facebook, tidak takut Twitter, tidak takut blog
tidak takut Tuhan, tidak takut malaikat, tidak takut setan
tidak takut tidak masuk surga, tidak takut tidak masuk neraka
tidak takut jatuh cinta, tidak takut terjatuh dari cinta
tidak takut kawin, tidak takut cerai
tidak takut lapar, tidak takut kenyang
tidak takut sukamiskin, tidak takut sukakaya
tidak takut LGBTQ
tidak takut IMF, tidak takut Bank Dunia, tidak takut WTO
tidak takut langit, tidak takut bumi
tidak takut air, tidak takut tanah, tidak takut api, tidak takut udara
tidak takut laut, tidak takut gunung, tidak takut danau, tidak takut sungai
tidak takut merah, tidak takut putih, tidak takut hitam
tidak takut cicak tanah, tidak takut cicak rumah, tidak takut cicak langit
tidak takut lirik, tidak takut epik
tidak takut reggae, tidak takut rock n roll, tidak takut dangdut
tidak takut trotoar jalan, tidak takut zebra-cross jalan
tidak takut jalan-jalan
tidak takut Tembok China, tidak takut tembok keraton
tidak takut bulan purnama, tidak takut bulan gerhana
tidak takut bapak, tidak takut ayah
tidak takut tidak, tidak takut takut
tidak pernah takut, tidak akan takut
tapi takut Ibu!
.
.
MAMAKKU
.
1.
Sebuah foto tua
kita bertiga—
kau, aku dan suamimu
“agar kalau nanti dia besar
anakku tahu wajah ibunya”
katamu
sambil mengelus perutmu
yang besar yang berisi aku itu
2.
“Mamak gak pandai bercerita, anakku”
maka sang anak pun tumbuh dewasa
dan jadi tukang cerita
ke mana-mana dia bercerita tentang ibunya
3.
Ibu, lihatlah anakmu
menangis sendiri di kuburanmu!
jangkrik dan burung malam tiba-tiba jadi diam
4.
Yang paling berharga
dari semua cerita tentangmu
adalah kenangan—
Ibu!
.
.
SAUT KECIL! SAUT KECIL! DI MANA KAU? KE MANA KAU PERGI?
.
Tadi dia di halaman. Main hujan sendirian. Katanya menunggu Ibu. Ibu pergi ke langit. Nanti kalau Ibu pulang akan bawa layangan biar dia bisa main layangan di lapangan. Setelah reda hujan…
Saut kecil, Saut kecil, jangan menangis. Masuklah ke rumah. Nanti kau masuk angin.
Aku menunggu Ibu. Aku mau pergi ke langit mencari Ibu. Aku mau tanya semua malaikat dan Tuhan di mana Ibu. Aku rindu sama Ibu…
Saut kecil, Saut kecil…
.
.
Saut Situmorang. Lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Buku-buku terbarunya, antara lain, Kotbah Hari Minggu (cerpen/2016), Negeri Terluka (puisi/2020), serta Sastra dan Film (esai/2022).
.
MAMAKKU. MAMAKKU.
Anonymous
Puisi kayak gini lolos?
Lotuye
Puisi macem bikinan anak SD.