Cerita Anak Muhammad Syahroni (Kompas, 30 Juni 2024)
DI sebuah taman yang penuh bunga indah, hiduplah kupu-kupu cantik bernama Pupu. Pupu memiliki sayap sangat cantik dengan warna-warni menakjubkan. Setiap kali Pupu terbang, sayapnya bersinar seperti pelangi. Serangga-serangga lain di taman itu selalu memuji kecantikan sayap milik Pupu.
Suatu hari, ketika Pupu sedang hinggap di sebuah bunga mawar, muncullah ngengat kecil bernama Kiki. Kiki memiliki sayap berwarna kecokelatan. Kiki kemudian bertemu dengan Pupu yang sedang hinggap di bunga mawar.
“Halo, Pupu! Betapa indahnya bunga-bunga di sini!”
“Halo, Kiki. Kamu benar, aku suka sekali tinggal di taman ini. Ditambah lagi nektar-nektar di bunga-bunga ini sangat manis,” kata Pupu.
“Kamu benar, aku suka sekali mengisap nectar,” kata Kiki sambil mengisap nektar di bunga mawar yang dihinggapinya.
“Lihatlah!” kata Pupu, “Keindahan taman ini sempurna dengan sayapku yang sangat cantik.”
“Sayapmu memang cantik, Pupu. Sama seperti sayapku,” jelas Kiki kepada Pupu sambil menunjukkan sayapnya yang kecokelatan. Namun, Pupu merasa dirinya tidak terima sayapnya disamakan dengan sayap Kiki.
“Tapi, sayapmu, Kiki, tidak seindah sayapku. Lihatlah, sayapku sangat cantik dengan warna-warna yang menakjubkan, sedangkan sayapmu hanya berwarna kecokelatan,” kata Pupu menyombongkan sayapnya.
“Tidak masalah,” jawab Kiki, “Aku tetap bangga dengan sayapku. Aku bisa terbang dan hinggap ke berbagai bunga untuk menikmati nektar yang sangat manis,” kata Kiki kemudian terbang meninggalkan Pupu.
Suatu hari, saat Pupu terbang dengan ceroboh, ia terjebak dalam jaring laba-laba yang rapi. Pupu berteriak meminta tolong, tetapi tidak ada serangga lain yang mendengar teriakan Pupu.
“Tolong! Tolong! Tolong!” teriak Pupu.
Tiba-tiba, datanglah Kiki. Dengan cepat, Kiki membantu Pupu keluar dari jaring laba-laba. Pupu merasa sangat bersyukur bisa terbebas dari jebakan jaring laba-laba.
“Kiki, mengapa kamu mau menolongku? Bukankah aku telah mengejek sayapmu?”
“Kita hidup bersama-sama di taman ini, sudah sepatutnya kita saling tolong-menolong. Aku tak merasa keberatan kamu mengejek sayapku. Aku tetap bangga dengan sayap-sayapku ini,” jelas Kiki kepada Pupu.
Pupu pun merasa bersalah dan menyesali perbuatannya karena telah mengejek sayap Kiki.
Sejak hari itu, Pupu dan Kiki terbang bersama-sama di taman dan berbagi nektar bersama. Pupu belajar bahwa kecantikan tidak hanya terlihat dari luar, tetapi juga hati yang baik dan sikap rendah hati. Kedua sayap, meski berbeda, dapat terbang bersama-sama dalam persahabatan yang indah. ***
.
Pupu yang Sombong. Pupu yang Sombong. Pupu yang Sombong.
Leave a Reply