Cerita Anak Desi Puspitasari (Kompas, 18 Agustus 2024)
ANGIN bertiup kencang di tanah lapang. Kiki berlari menyusul Kaka, kakak laki-lakinya. “Aku mau ikut bermain layang-layang!” Kiki membantu memegangi layang-layang Kaka. Layang-layang berbentuk bintang itu diangkatnya tinggi-tinggi. Angin kencang berembus kembali. “Weerrrr!” Layang-layang Kaka berhasil terbang tinggi.
“Aku juga ingin bermain layang-layang. Tapi, aku tidak punya layang-layang,” kata Kiki.
“Kamu bisa membeli layang-layang di warung Pak Rubi,” saran Kaka.
Kiki lalu membeli layang-layang dan benangnya di warung Pak Rubi. Layang-layangnya berbentuk ketupat yang dibelah. Warnanya merah.
Angin kencang berembus kembali.
“Weerrr!” Layang-layang Kiki berhasil terbang tinggi.
Layang-layang hitam milik Bora mendekati layang-layang belah ketupat milik Kiki.
“Jangan dekat-dekat, Bora! Layang-layangku tidak bisa bergerak!” teriak Kiki.
“Teeesss!” Benang layang-layang milik Kiki putus diterjang layang-layang Bora. Bora terpingkal-pingkal melihat layang-layang Kiki kabur terbawa angin.
Kiki hendak kembali ke warung Pak Rubi untuk membeli layang-layang baru. Kantong celana Kiki kosong. Aduh, uang sakunya sudah habis.
“Aku tidak bisa membeli layang-layang yang baru, Kaka,” keluh Kiki.
“Ayo, kita bikin layang-layang sendiri,” jawab Kaka.
Kiki membantu Kaka menyiapkan bilah layang-layang dari bambu. Koran bekas yang telah digunting ditempelkan pada kerangka layang-layang.
“Aku ingin membalas perbuatan Bora!”
“Jangan, Kiki. Tidak baik menyimpan sakit hati. Lebih baik kalian bermain layang-layang bersama dengan gembira,” pesan Kaka.
Diam-diam Kiki memakai benang khusus. Benang yang sangat tajam supaya layang-layangnya tak lagi putus.
Layang-layang Kiki terbang tinggi di angkasa. Layang-layang hitam milik Bora kembali muncul.
“Teessss!” Kali ini, benang layang-layang hitam milik Bora putus. Layang-layang hitam Bora terbang meliuk-liuk tanpa kendali.
“Aduh!” Jari-jari tangan Kiki tersayat benang layang-layang yang tajam.
Kiki lalu mengobati jari-jarinya yang terluka. Ia menyadari kesalahannya. Ia mengganti benang layang-layang yang tajam dengan benang yang biasa.
“Main adu layangan tidak seru. Kalah membuat sedih, sementara menang tidak memberikan rasa senang,” kata Kiki.
Bora meminta maaf telah memutuskan benang layang-layang Kiki. Kiki juga meminta maaf telah memutuskan benang layang-layang Bora.
“Angkat yang tinggi!”
Bora memegangi layang-layang Kiki tinggi-tinggi.
“Weerrrr!”
Layang-layang Kiki terbang tinggi di angkasa. Meliuk-liuk dengan indahnya. Bora dan Kiki bermain layang-layang bersama-sama. ***
.
Terbang yang Tinggi. Terbang yang Tinggi.
Leave a Reply