Cerpen, Koran Tempo, Seno Gumira Ajidarma

Delapan Bayangan dari Kunlun Shan

Delapan Bayangan dari Kunlun Shan - Cerpen Seno Gumira Ajidarma

Delapan Bayangan dari Kunlun Shan ilustrasi Alvin Siregar/Koran Tempo

2
(4)

Cerpen Seno Gumira Ajidarma (Koran Tempo, 31 Mei 2025)

(Fragmen Nagabumi IV)

AKU melesat keluar dan melihat betapa di antara orang banyak yang berhamburan dengan panik, Jarum Harum berkelebat ke sana kemari dalam kepungan delapan bayangan, yang memang hanya tampak sebagai bayangan, karena kecepatan yang tidak kasatmata.

Di antara jerit dan teriakan hiruk pikuk dalam arus manusia, aku tidak segera mendapat sudut pandang lebih baik, untuk melihat apakah Jarum Harum itu terdesak atau mendesak.

Di jalanan Pishan, di depan rumah sembahyang itu, mendadak saja Jarum Harum sudah terjerat.

Tangan dan kakinya terpentang oleh jeratan tali panjang dari delapan penjuru atap rumah. Ia terpentang tinggi, sejajar dengan atap-atap rumah, sia-sia berkutat melepaskan diri, dari jeratan yang setiap kaki dan tangannya ditarik oleh dua orang dari dua arah.

“Hèh-hèh-hèh-hèh!” satu di antaranya, yang berjanggut lebat sekali, tertawa terkekeh-kekeh, “kapan lagi bisa kulihat Jarum Harum terpentang seperti kulit sapi? Hihihihihi!”

“Jarum Harum yang indah perkasa, bagaimana rasanya menghadapi Delapan Bayangan dari Kunlun Shan?”

Tangan dan kaki Jarum Harum menarik-narik tali, tetapi ini hanya mengundang tertawaan.

Tentunya bukan hanya Jarum Harum, tetapi aku pun tercekat mendengar nama ini, yang semula terdengar seperti hanya dongeng dari kedai ke kedai, kini menjadi kenyataan di depan mataku.

Sesuai namanya, mereka mempunyai kecepatan bergerak sampai tidak terlihat, sementara meskipun berdelapan orang, segenap gerakannya seperti datang dari satu hati dan satu pikiran. Ilmu silat setiap orangnya mungkin tidak membuat masing-masing punya nama, tetapi secara bersama, melawan seorang pendekar maupun satu pasukan, Delapan Bayangan dari Kunlun Shan belum pernah terkalahkan.

Baca juga  Bingung, Mulut, Cinta, dan Lainnya

“Delapan Bayangan dari Kunlun Shan! Apalah artinya nama besar dalam dunia persilatan, kalau hanya menghamba para penyamun!” ujar Jarum Harum.

“Apa? Menghamba penyamun? Jangan asal bicara!”

Lantas serentak segenap anggota Delapan Bayangan ini menghentakkan talinya, sehingga kaki dan tangan Jarum Harum terpentang semakin kencang, tiada lagi ruang untuk sekadar bergerak selain menyerah.

“Jarum Harum membunuh kaum kami seenaknya, bagaimana mungkin Delapan Bayangan dari Kunlun Shan berpangku tangan!”

Aku sungguh mengerti, sekali sentak Jarum Harum akan kehilangan segenap kaki dan tangan.

Laozi berkata:

/siapa yang bermaksud

memperoleh dunia dengan tindakan

kami lihat kegagalannya

/terhadap alat berjiwa

tak dapat digunakan tindakan

tak dapat mencoba memegang;

siapa yang bertindak akan gagal,

siapa yang memegang akan kehilangan. [1]

Di antara arus manusia, untuk sekejap kupejamkan mataku dan melalui Ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Lubang tak hanya dapat kulihat, melalui garis cahaya hijau kekuningan ataupun kuning kehijauan delapan sosok di atas atap, melainkan juga ujud tali batin yang menghubungkan mereka.

Kukirimkan pesan melalui Ilmu Bisikan Jiwa kepada Jarum Harum.

“Bergeraklah saat tali mengendor, akan kuputuskan tali batin mereka. Dikau ambil empat di kanan, aku ambil empat di kiri, jika mereka masih bertahan gunakan Jurus Debu Beterbangan.”

Kubuyarkan tali batin tak terlihat itu, dengan Jurus Gerak Menipu Jiwa Lugu yang belum pernah kugunakan. Jurus ini tidak memerlukan gerak sama sekali, selain pemusatan pikiran.

Meski agak was-was, ternyata bisa memutus tali batin yang menyatukan jiwa dan pikiran Delapan Bayangan dari Kunlun Shan nan tak terkalahkan. Tarikan tali mereka yang konon terbuat dari kulit badak mengendor. Jarum Harum dengan sebat memutar tubuhnya dengan tarikan tenaga dalam.

Baca juga  Tenggelam di Bukit

Belum usai Delapan Bayangan itu terkejutkan oleh putusnya tali dan nyaris terjengkang ke belakang, tarikan Jarum Harum ganti membuat mereka terjengkang ke depan. Saat itu juga jarum-jarum berbisa yang mematikan melesat ke leher mereka.

Namun Delapan Bayangan dari Kunlun Shan memang bukan nama kosong, dengan gerak tak terlihat jarum-jarum berbahaya itu langsung tertepis, bahkan empat di antaranya langsung kembali mengepung Jarum Harum. Hanya empat, karena empat yang lain telah terpancing untuk mengepungku dalam pertarungan dari atap yang satu ke atap yang lain.

Agaknya memang bukan para penyamun yang mereka bela, melainkan kaum Moni yang setelah mengakui dosa-dosa mereka sebagai penyamun langsung terbunuh. Kukira para pendekar Delapan Bayangan ini tidak mengetahui belaka, betapa di antara umat Moni di Kota Pishan terlalu banyak yang hidup sebagai penyamun.

“Siapa kau orang asing?”

“Maafkan aku yang tak bernama ini mengganggu,” kataku dalam bahasa Uighur terbata-bata, “tetapi Delapan Bayangan lebih baik menghukum daripada menyia-nyiakan tenaga membela kaum durjana.”

Di atas atap, aku masih hanya berkelebat menghindari sambaran empat tali panjang kulit badak, yang kali ini berubah menjadi cambuk maut meledak-ledak, dengan lelatu pesta kembang api.

Namun seperti digerakkan oleh satu kendali pikiran, kedelapan orang ini sama-sama menghentikan serangannya. Aku bersyukur belum ada seorangpun di antara kami semua yang terbunuh.

“Benarkah yang ditangkap telingaku, bahwa Tuan Pendekar yang kuhadapi sekarang ini tidak mempunyai nama?”

“Begitulah nasibku, Tuan-tuan,” jawabku.

Serentak kedelapan orang dalam kegelapan di atas atap berangin dingin berpasir itu bersoja ke arahku.

“Terima kasih telah memberi pelajaran,” kata yang berjenggot lebat itu.

Lantas mereka menghilang ditelan malam.

Baca juga  Jarit Serayu

Dalam hidup segalanya berulang

Mati hanya terjadi satu kali [2] ***

.

Keterangan:

[1] Dari Lao-ts, Tao-te-tjing, diterjemahkan oleh Tjan Tjoe Som (1962), h. 67.

[2] Dari “The Swallow and the Sparrow”, dalam Arthur Waley, Ballad and Stories from Tun-Huang (2011), h. 19.

.

.

Seno Gumira Ajidarma. Penulis cerita pendek dan kritik seni.

.
.
Delapan Bayangan dari Kunlun Shan. Delapan Bayangan dari Kunlun Shan. Delapan Bayangan dari Kunlun Shan. Delapan Bayangan dari Kunlun Shan. 

Loading

Average rating 2 / 5. Vote count: 4

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!