Cerita Anak Syarifatul Munawaroh (Kompas, 23 Mei 2021)
PANDEMI Covid-19 yang merebak setahun belakangan sangat membatasi berbagai kegiatan, termasuk agenda liburan ke kampung halaman orangtua.
Menjelang liburan sekolah kali ini, Rina tampak murung. Pasalnya, liburan yang ia nantikan hanya akan dihabiskan di rumahnya di Jebres, Surakarta. Padahal, biasanya ia dan keluarganya selalu menyempatkan diri pergi ke Magelang, ke kampung halaman ibunya.
“Ibu, liburan tahun ini, kita benaran tidak jadi ke rumah Nenek di Magelang?” tanya Rina dengan wajah memelas.
“Liburan kali ini sebaiknya kita di rumah saja dahulu ya, Nak,” ucap Ibu seraya mengelus kepala Rina.
“Tapi Rina kangen Nenek, Bu. Kangen suasana desa juga,” tukas Rina.
“Kangen makanan getuknya juga tidak, Nak?” tanya Ibu sambil menggoda.
“Iya kangen getuk juga,” sahut Rina.
Getuk adalah makanan khas Magelang yang terbuat dari singkong. Selama ini Rina sangat menyukai getuk.
Hari Minggu ini, ibu berencana membuat getuk untuk mengobati rasa kangen Rina pada kota Magelang. Perlengkapan untuk membuat getuk sudah ibu siapkan di atas meja. Ada singkong, gula, garam, vanili, margarin, kelapa parut, dan pewarna makanan.
“Rina, tolong bantu Ibu membuat getuk, yaa!” pinta ibu.
Rina langsung mematikan TV di ruang tengah dan langsung menghambur ke dapur.
“Ibu bisa membuat getuk?”
“Bisa dong. Dahulu Nenek pernah berjualan getuk juga dan dahulu Ibu juga suka membantu nenek,” jawab ibunya.
“Lalu bagaimana cara membuatnya, Bu? Ajari Rina dong cara-caranya?” pinta Rina.
Ibu segera mengupas singkong. Rina lalu disuruh Ibu mencuci singkong yang sudah dikupas tersebut. Setelah bersih, singkong tersebut dikukus selama 30 menit. Singkong yang telah matang dihaluskan, dicampur dengan gula, garam, vanili, margarin, dan kelapa parut.
“Sekarang kita bagi adonan menjadi 3 bagian,” jelas Ibu.
Rina memberi pewarna makanan warna pink dan cokelat pada kedua bagian adonan, sedangkan satu bagian adonan lainnya tidak diberi pewarna. Setelah diuleni hingga warna merata, adonan disusun di atas loyang. Urutan warnanya pink, putih, lalu cokelat. Getuk yang sudah tersusun rapi sudah siap dipotong. Jadilah getuk tiga warna, khas Magelang!
“Enak, Bu, getuknya. Seperti yang biasa kita beli di Magelang,” puji Rina usai mencicipi getuk buatannya bersama Ibu.
Ibu tersenyum puas. Ibu juga mempunyai ide untuk membagi-bagikan getuk buatan mereka ke para tetangga, karena hari itu mereka membuat getuk dalam porsi yang banyak.
Dengan membuat getuk, selain kreatif mengisi waktu luang di rumah saat pandemi, Rina pun bisa berbagi makanan kepada sesama. ***
.
.
Leave a Reply