KEPERGIAN SANG GURU
(Takziah kepada AGH Sanusi Baco, Lc)
.
Kepergianmu di awal malam
membuat langit meredup
“Engkau menyongsong panggilan nabi,” katamu
Canda yang engkau sisakan
masih membahak dalam seguk
Lambaian rindu tak kuasa
menahan dedaunan gugur
.
Aku berkisah tentangmu pada suatu masa;
Ketika gelegak dendam
dan benci berpilin di kalbu
Engkau menyiramnya
dengan kalimat berbulir salju
Petuahmu lembut menyusup
rongga hati nan galau
.
Engkau lama berputar
di rembulan bertabur bintang
Kami masih belajar
dalam buaian sinar mentari
Selalu mendapat sinarmu menembus tirai
Bagai purnama membagi
cahaya penuh misteri
.
Pulanglah Guru, bekalmu telah cukup
bermukim di barzah;
Jika kelak engkau rindu tabuhan rebana
Lantunan shalawat badar membahana
Kubisikkan lewat doa-doa di atas sajadah!
.
Makassar, 160521
.
DI BALIK TIRAI BAMBU
.
Kujabat tanganmu lembut
Engkau jabat tanganku berbulu
Tak ada getar kalbu
Hanya kobaran rindu
.
Lima purnama tidak bertemu
Kita berpagut bersimbah peluh
Mengurai hari-hari berlalu
Di kanvas waktu yang tak jemu
.
Kita bosan pandemi belum berlalu
Kita mengutuk koruptor bersekutu
Para penjilat tak malu-malu
Membawa pekerja dari tirai bambu
.
Makassar, 170521
.
BOM BULAN MEI
.
Bom meletus bulan Mei,
taburkan dendam dan benci
Menjarah tanah warisan para nabi
Darah berceceran, tangis meratapi hari
Langit bertabur mesiu tak jua henti
.
Beribu jasad telah terkubur reruntuhan
Tulang belulang berserakan mencari nisan
Tangisan yatim piatu bersahutan
Doa dan jeritan kaum perempuan
.
Aku bersedih menatapmu di tabung kaca
Kita hanya geram tak berdaya
Engkau serak mengutuk lewat suara
Bom di Gaza belum mereda!
.
Makassar, 180521
.
.
Dr. Ir. Ahmad AC, MM. Dosen Tetap Program Pascasarjana/S2 Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.
Leave a Reply