Karunia Sylviany Sambas, Kompas, NuBi

Membuat Saringan Air

5
(3)

Siang ini, Nayla diminta Mama mengantarkan beberapa potong masker kain pesanan Bu Lia. Tetangga Nayla tersebut akan mengadakan acara bakti sosial di masa pandemi Covid -19. Ia akan membagikan masker.

“Wah, maskernya cantik, Ma!” puji Nayla ketika melihat masker yang terbuat dari Batik Kito, batik khas Tanjungbalai, Sumatera Utara.

Mama tersenyum sambil memasangkan masker pada Nayla.

“Hati-hati di jalan ya, Nak.” Mama mengelus lembut rambut Nayla. Nayla mengucapkan salam.

Bu Lia tergopoh menuju pintu. Tampak sisa busa sabun di kedua tangannya. Ternyata Bu Lia sedang mencuci sisa peralatan makan.

“Nayla bantu, ya, Bu,” tawar Nayla.

Saat membantu Bu Lia, Nayla melihat bahwa air di dalam bak mandi berwarna kuning.

Sesampainya di rumah, Nayla terlihat memikirkan sesuatu. Sebelum pandemi, Bu Guru pernah mengajarkan murid­-murid tentang cara membuat saringan air sederhana.

Esoknya, Nayla menceritakan idenya tersebut pada Mama. Mama mendukung ide tersebut. Mama bilang, Nayla harus meminta izin pada Bu Lia.

Bu Lia sangat terharu mendengar niat baik Nayla. Dibantu oleh Bang Azizi, abang Nayla, mereka memulai tahapan membuat saringan air sederhana.

Hari Minggu ini di dekat kamar mandi Bu Lia sudah ada potongan batu bata, ijuk, arang, pasir dan kerikil. Ada juga drum plastik, keran air, lem pipa, pisau, dan timba air.

Mula-mula Bang Azizi membuat lubang dengan jarak 10 cm dari dasar drum. Ukuran diameter lubang itu disesuaikan dengan diameter keran. Setelah lubang selesai, keran dipasang dengan menggunakan lem pipa.

“Nayla boleh bantu menyusun benda-benda ini ke dalam drum, Bang?” Nayla terlihat bersemangat.

Bang Azizi mengangguk. Lalu dengan cermat Nayla menyusun batu bata, ijuk, arang, pasir dan kerikil ke dasar drum.

Baca juga  Hari-hari Ini

Bang Azizi membimbing Nayla mengisi drum. Kerikil diletakkan di bagian dasar, kemudian dilanjutkan dengan ijuk, pasir, arang, ijuk lagi dan terakhir potongan batu bata.

Setelah drum selesai diisi, Bu Lia mengambil air yang berwarna kuning. Lalu memasukkannya ke dalam drum. Tak lama kemudian air keluar melalui keran. Walaupun belum terlalu bening, warna kuning air itu sudah mulai memudar.

“Lama kelamaan warna airnya akan lebih bening lagi, Bu,” jelas Bang Azizi.

Bu Lia terlihat sangat gembira.

Nayla tak kalah gembira. Ternyata ia bisa membuat sesuatu yang kreatif, bermanfaat dan bisa berbagi kebahagiaan pada masa pandemi ini. ***

Loading

Average rating 5 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

1 Comment

  1. Budi saja tanpa Darma

    Ini cerpen kompas?

Leave a Reply

error: Content is protected !!