Dwi Ayu Lestari, Kompas, NuBi

Menanam Jahe

4.7
(3)

DI sebuah rumah di Palimanan, Kabupaten Cirebon, hari ini Ayah pulang membawa tas belanja di tangannya. Tapi apa ya isi tas belanja itu? Haykal dan Vino penasaran.

“Ini adalah rimpang jahe yang siap ditanam,” kata Ayah kepada Haykal dan Vino.

Mata Haykal melebar melihat rimpang jahe yang besar-besar itu, “Wah kita akan menanam jahe, Ayah?” tanyanya antusias.

“Asyik, menanam jahe!” seru Vino girang.

Ternyata menanam jahe tidak semudah yang dibayangkan. Haykal dan Vino harus menunggu rimpangnya bertunas terlebih dahulu. Ada tiga jenis jahe yang akan mereka tanam, yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah.

“Jahe gajah ini biasa juga disebut jahe putih besar. Karena berukuran besar, orang menyebutnya jahe gajah. Berkebalikan dengan jahe emprit yang ukurannya lebih kecil. Nah kalau jahe merah sudah kelihatan kan dari warnanya,” jelas Ayah.

Setiap hari Haykal dan Vino mengecek rimpang jahe di halaman belakang rumah. Sudah seminggu berlalu, rimpang jahe belum bertunas juga. Barulah pada hari keempat belas, tunas-tunas jahe tumbuh. Haykal dan Vino bersorak, “Horee!”

“Ayah, Ibu, apakah jahe ini sudah bisa dipanen?” tanya Vino polos.

“Belum, Nak. Tunas-tunas ini harus kita pindahkan terlebih dahulu ke pot,” jawab Ibu lembut.

“Kalau sudah besar, baru kita panen,” timpal Ayah.

Saat sore tiba, Haykal dan Vino mulai memindahkan tunas-tunas jahe ke pot. Tanah dalam pot tersebut sudah digemburkan dan didiamkan selama satu minggu. Pot sudah diberi jalur resapan air agar nantinya tidak menggenang. Haykal dan Vino bersemangat. Ada empat pot yang menjadi media tanam. Pot milik Ayah, Ibu, Haykal, dan Vino. Setiap pot bertuliskan nama mereka masing-masing.

Baca juga  Tanah Air

“Aku tidak sabar menunggu jahe-jahe ini dipanen!” seru Haykal.

“Akupun tidak sabar, Kak!” seru Vino tak kalah antusias.

Tak terasa, setelah empat bulan berlalu, tanaman jahe sudah siap dipanen.

Di pagi hari itu, Haykal dan Vino merasa senang sekali ketika melihat hasil panen jahe mereka yang besar-besar dan sehat.

“Ayah, Ibu, Kakak, lihatlah! Jahe milik Vino besar-besar!” seru Vino kegirangan.

“Eh tapi,” Vino berpikir sejenak, “Jahe-jahe ini akan diapakan ya? Apakah semuanya akan jadi bumbu masakan?”

Ibu tersenyum lalu bertanya, “Memangnya Vino ingin jahenya dibuat apa?”

“Kue dan permen, Bu!” seru Vino, “Apakah bisa?”

“Tentu saja bisa!” jawab Ibu.

Haykal dan Vino baru mengetahui kalau ternyata jahe banyak manfaatmya. Tak hanya sebagai bumbu masak, melainkan bisa juga dibuat menjadi permen, kue, minuman, bahkan obat.

Haykal dan Vino lalu membantu ibu membuat berbagai makanan dan minuman olahan dari bahan jahe. Haykal dan Vino senang sekali bisa menikmati hasil panen mereka. ***

Loading

Average rating 4.7 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!