Cerpen, Henny Purnawati, Pontianak Post

Ada Cinta di Kue Dange

2
(3)

“Minta biskuitnya seperti yang kemarin ada,” kata Andik tiba-tiba.

“Biskuitnya habis, tapi Mak Su janji buatkan kue, lagi dimasak sekarang,” jawabku sambil menuang air ke cangkir mainanku. Andik sambil menarik tanganku untuk melihat apa yang sedang dikerjakan Mak Su di dapur dan memanggil kami untuk mendekat.

“Sini Arum, Andik,” panggil Mak Su meminta kami mendekat melihatnya membakar kue di atas kompor.

“Mak Su buat kue apa, Arum boleh minta ya,” pintaku.

“Andik juga mau ya Mak Su,” Andik menimpalinya dengan permintaan sama.

“Namanya kue apa Mak Su, baunya enak sekali dan Arum belum pernah makan,” aku kembali bertanya.

“Ini namanya kue Dange, kue asli kampung di sini, bahannya tepung ketan, gula dan kelapa,” jawab Mak Su dengan sabar.

Sejak saat itu Mak Su sering membuatkan kami kue Dange untuk camilan minum teh jika kami bermain bersama. Sepenggal percakapan sore itu seolah masih terdengar dengan sangat jelas di telingaku, rasa dan aroma kue Dange panggang buatan Mak Su sangat sulit dilupakan hingga Ayah berpindah tugas dua tahun kemudian. Sementara Andik dan keluarganya pindah setahun sebelum kami, aku masih ingat jelas beberapa hari aku merasa sedih karena tidak ada yang menemaniku bermain minum teh. Mak Su mencoba menghiburku dengan menemaniku bermain, sementara Mas Pras dan teman-temannya menjadikan kesedihanku sebagai olok-olokan karena ditinggal pacar. Kiriman kue Dange dari Mas Andik seolah membuka kembali banyak kenangan masa kecil yang sangat indah.

Hampir pukul enam sore aku baru tiba di rumah, hari ini pekerjaan menyita semua waktuku termasuk persiapan rencana kerja di Pontianak. Aku turun dari Grab Car yang mengantarku di depan halaman, mobil Mas Pras dan adikku, Raska terlihat terpakir serta satu mobil yang tidak kukenal.

Baca juga  Tanah

Aku memasuki rumah lewat pintu garasi yang bisa langsung menuju ke dapur, samar-samar aku mendengar percakapan yang cukup ramai dan menyebut namaku dalam percakapan tersebut. Aku menajamkan telinga sambil mendengar apa yang mereka perbincangkan tentang diriku, terdengar suara Mas Pras dan adikku Raska serta tawa seseorang yang tidak aku kenal mendengar cerita Mas Pras dan Raska tentang kesukaanku terhadap kue Dange. Aku masuk diam-diam tanpa mereka sadari, cukup lama aku menguping pembicaraan mereka dengan marah karena dijadikan bahan olok-olok. Setelah cukup lama mendengar aku pura-pura batuk, serempak tiga kepala menoleh memandangku dengan terkejut, Mas Pras dan Raska terdiam sementara teman mereka menatapku kebingungan. Aku menatap tajam dengan marah ke arah Mas Pras dan Raska tanpa berkata-kata, kemudian masuk ke kamarku dengan membanting pintu.

Tak lama kemudian aku mendengar suara ketukan pintu kamarku, terdengar suara Mas Pras dan Raska yang meminta maaf. Aku pura-pura tidak mendengar dan mengabaikannya, terakhir kudengar Mas Pras dan temannya pamit pulang ke Ibu.

Satu jam kemudian aku keluar kamar setelah ibu memanggil untuk mengajak makan malam, tidak nampak Raska ikut bergabung mungkin takut akan kemarahanku, Bapak dan Ibu hanya saling berpandangan melihatku lebih banyak diam dan tidak bertanya lebih jauh.

“Arum tadi nak Andik ke sini dan itu buatmu dari Andik,” kata ibu sambil menunjuk kotak kecil yang terbungkus rapi.

Aku berdiri mengambil kotak kecil yang ditunjuk Ibu dan membuka isinya, ternyata isinya kue Dange lagi tapi dengan ukuran yang kecil-kecil dan masih terasa hangat. Aku diam tidak ingin berkomentar karena masih kesal dengan kejadian sore tadi. Berarti teman Mas Raska yang tadi sore ikut mentertawakannya adalah Mas Andik, sekarang terlihat bersih dan gagah bahkan benar-benar berubah dari yang diingatnya.

Baca juga  Satu yang Hilang

“Tadi itu Mas Andik ya, Arum ada ketemu kok tapi lagi kesal dengan semuanya,” jawabku memakan kue Dange pemberian Mas Andik.

Bapak dan Ibu saling berpandangan kemudian menatapku dengan tersenyum yang diikuti tawa terbahak-bahak Bapak seperti biasanya. Rupanya tawa Bapak yang menggema membuat Raska yang semula takut keluar kamar, memberanikan diri keluar dan menghampiri kami. Melihat Raska rasa kesalku kembali datang dan menatapnya dengan marah. Raska mencoba menjelaskan dengan mengatakan bahwa yang mereka tertawakan adalah Andik yang menyukai kue yang sama denganku, bahkan rela membawakannya sebagai oleh-oleh untukku.

Aku sedang berkonsentrasi dengan pekerjaan ketika telponku berdering dan masuk nomor asing yang tidak kukenal, seperti biasa jika ada nomor yang tidak kukenal masuk akan kuabaikan. Beberapa kali nomor asing tersebut masuk dan kuabaikan, hingga siang menjelang istirahat tiba-tiba Bimo rekan kerjaku menghampiriku dan mengatakan ada yang ingin ketemu.

“Siapa ya, seingatku hari ini tidak ada janji dengan siapapun,” tanyaku kepada Bimo.

“Nggak kenal, sepertinya juga tidak pernah ke sini,” jawab Bimo sambil mengangkat dua jempol yang tidak kumengerti maksudnya dan sudah meminta tamunya menunggu di ruang tamu.

Aku berjalan ke arah ruang tamu, sempat rekanku Riri minta dikenalkan dengan tamuku yang keren komentarnya. Siapa juga yang mau ketemu tapi tidak ada janji pikirku dalam hati, sambil masuk ke ruang tamu, ternyata Mas Andik dan langsung berdiri ketika aku datang.

“Arum apa kabar, maaf mengganggu,” sapanya dengan suara bariton yang tegas sambil mengulurkan tangan. Aku menyambut uluran tangannya dengan bingung karena tidak tahu harus berkata apa atas kejutan yang tidak disangka.

“Mas Andik, kok bisa ke sini?” aku balik bertanya.

Baca juga  Dadar Gulung

Perasaanku campur aduk mendengar penjelasan Mas Andik yang mencoba meneleponku beberapa namun tidak kuangkat karena nomornya tidak kukenal. Mas Andik bertanya dengan Ibu untuk tahu alamat kantorku karena Mas Pras dan Raska tidak berani memberitahu karena aku masih marah dengan kejadian sehari sebelumnya.

“Sudah makan siang?” tanya Mas Andik.

“Belum Mas, ini juga baru mau istirahat siang,” jawabku.

“Ayo kita makan siang, sudah lama sekali tidak lihat kota Semarang,” ajak Mas Andik kepadaku.

Loading

Average rating 2 / 5. Vote count: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!