LENA mondar-mandir seorang diri di rumahnya. Hatinya gelisah. Sudah dua minggu suaminya tak pulang, tidak diketahui pergi ke mana. Ia sudah melapor ke polisi, tapi belum ada perkembangan. Menurut pengakuan saat pamit, suaminya pergi ikut seorang kawan. “Ada bisnis,” kata suaminya. “Sayang sekali kalau dilewatkan.”
Bisnis itu, suaminya bilang, bisa menghasilkan banyak uang untuk membeli mobil, sebagaimana harapan Lena sejak mereka masih pacaran. Karena itu, meski berat hatinya, ia tetap mengizinkan suaminya pergi bersama kawan yang tidak sempat ditanyanya siapa.
Keceriaan Lena akan impiannya punya mobil segera berbalik menjadi kemuraman. Sejak hari kedua tak pulang, telepon genggam suaminya tak bisa dihubungi. Tak satu pun kerabatnya tahu ke mana suaminya pergi. Belum lagi, seiring suaminya tak pulang-pulang, terdengar pula kasak-kusuk yang menyebutkan bahwa suaminya selingkuh dengan perempuan lain. Lena sebetulnya tak mau memercayai gosip itu, tapi pikiran buruk tak mau enyah dari kepalanya.
Kasak-kusuk itu terdengar dari sana-sini dan makin lama makin nyaring. Di kedai kelontong, di pasar, di mana-mana, orang-orang pada menggunjingkan suaminya dengan gosip-gosip tak sedap. Beberapa hari lalu, saat Lena tak sengaja menguping percakapan teman-temannya, terdengar olehnya bahwa suaminya tidur di hotel melati bersama perempuan selingkuhannya. Dari balik tembok, Lena yang mendengar percakapan para penggosip itu, memejamkan mata dalam-dalam. Sekujur tubuhnya panas. Napasnya berat. Jantungnya berdegub tak karuan. Hari itu sesak di dadanya memuncak. Seorang kerabat yang tinggal satu dusun dengannya, menyamperinya saat ia sedang berbelanja di pasar.
“Bagaimana, Bu Lena, lebih enak hidup sendiri kan daripada punya suami tukang selingkuh?” kata kerabatnya itu—seorang wanita paruh baya yang sudah lama menjanda—dengan suara yang cukup keras, sehingga orang-orang di sekitar mereka ikut mendengar.
“Sudahlah, Bu Lena. Cari suami baru aja. Ngapain ditunggui suami kayak gitu,” kata seorang pedagang sayur menimpali.
Orang-orang menatap Lena dengan tatapan iba. Tatapan mereka membuat Lena merasa serupa seorang pesakitan.
Dia berlari sekencang-kencangnya dari tempatnya berdiri. Begitu tiba di sebuah gang kecil sebelum sampai rumahnya, dia berhenti. Tak sanggup lagi dia meneruskan langkahnya. Di situ, terduduk di tanah dengan dua kaki tertekuk, dia menangis sejadi-jadinya.
***
Beberapa saat kemudian, saat ia tengah membenamkan wajahnya pada kedua lututnya, ada bayangan yang dipantulkan terik matahari mendekatinya. Betapa kagetnya ia karena seorang laki-laki tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.
“Ssttt. Jangan takut,” kata laki-laki itu.
Rupa laki-laki itu tampan. Mirip Keanu Reeves yang sangat diidolakan Lena. Dalam sekejap, tangis Lena reda. Kemudian laki-laki itu berjongkok, membantunya menghapus air matanya. Mendapat perlakuan seperti itu, Lena diam saja. Ia pasrah membiarkan laki-laki itu menyentuh pipinya.
“Jangan menangis lagi,” kata laki-laki itu sambil membelai rambutnya. “Kau tidak pantas menangis karena laki-laki itu.”
“Kau siapa?” tanya Lena, heran bagaimana lelaki ini bisa tahu tentang suaminya.
“Aku adalah kekasih sejatimu. Maaf atas keterlambatanku. Sekarang, aku sudah di sini. Kau tak perlu menangis lagi.”
Lena mengangguk patuh seperti seorang bocah yang diberi jajanan kesukaan. Luruh semua kesedihannya dalam sekejap. Kemudian ia berjalan pulang, diantar laki-laki itu.
“Boleh aku tahu namamu?” tanya Lena sebelum masuk ke dalam rumahnya.
Laki-laki itu tak menjawab. Ia langsung pergi dan menghilang di balik kelokan.
***
Tiga bulan sudah berlalu sejak suami Lena tak pulang. Ia tak lagi memikirkan hal itu karena ia tengah dimabuk asmara dengan laki-laki yang mengaku sebagai kekasih sejatinya itu. Ia juga tak pernah lagi menelepon polisi untuk mempertanyakan perkembangan laporan hilangnya suaminya. Laki-laki itu benar-benar membuat Lena menjadi budak cinta dan mabuk kepayang. Selain karena tampangnya sesuai dengan yang diidamkannya sejak remaja, laki-laki itu juga lembut. Bersama laki-laki itu, ia diperlakukan bak seorang putri.
Lena memang pantas mendapatkan laki-laki seperti itu. Ia cantik, masih muda, berkulit kencang, dan langsing. Justru, pernikahannya dengan suaminya yang tak pulang-pulang itu, dicap sebagai sebuah kesialan oleh orang-orang. Kaya tidak, tampan juga tidak. Keputusannya menerima laki-laki itu dianggap cuma karena dia takut menjadi gadis tua.
Lambat laun, hubungan Lena dengan laki-laki tampan itu segera diketahui orang-orang. Para tetangganya, terutama ibu-ibu, terlihat tak senang. Bukan lantaran Lena belum resmi bercerai dari suaminya, melainkan karena mereka iri pada Lena setelah mengetahui ketampanan kekasih barunya itu.
“Kok dia mau sih sama si Lena,” kata seorang tetangganya yang masih gadis, yang merasa lebih cantik dibandingkan dengan Lena.
“Aku pun rela cerai dari lakiku demi laki-laki itu,” sahut yang lain, seorang emak-emak yang wajahnya mulai keriput dan tubuhnya di sana-sini mulai bergelambir.
***
Setahun sudah berlalu. Setelah rembuk antara pihak keluarga Lena dengan keluarga suaminya, akhirnya disepakati bahwa suami Lena dianggap sudah mati, dan itu berarti bahwa Lena boleh menikah lagi. Seluruh anggota keluarga sepakat tidak akan menahan Lena sendirian lebih lama. Apalagi, ketimbang berpacaran, mereka menganggap bahwa pernikahan lebih baik bagi Lena untuk menghindari dosa dan gunjingan tetangga.
Bagi kedua orang tua Lena, hal ini sangat melegakan mereka karena dengan demikian, putri semata wayang mereka tidak akan menjanda. Dengan demikian pula, peluang mereka mendapatkan cucu kembali terbuka.
Sejauh ini, bersama suaminya yang tak pulang-pulang itu, Lena memang belum dikaruniai anak meski usia pernikahan mereka telah hampir tujuh tahun. Perkara bahwa laki-laki calon menantu baru mereka itu tidak jelas asal-usulnya, dan tidak pula memiliki orang tua maupun saudara, sama sekali bukan masalah buat mereka.
***
Beberapa tahun belakangan, santer beredar kabar tentang laki-laki keturunan jin. Dia licik dan hobi merebut bini orang. Orang-orang menyebutnya Setan Pebinor. Dalam menjalankan aksinya, Setan Pebinor akan menguak kelakuan-kelakuan buruk suami orang, terutama kebiasaan main serong, agar kemudian istri mereka kecewa, dan selanjutnya bisa dia garap.
Setan Pebinor ini bukan cuma satu, tetapi banyak. Mereka berkeliaran di mana-mana. Di kampung-kampung maupun di kota. Cara kerja mereka selalu sama: menggoda korbannya dengan menjelma sosok idaman, selalu bersikap bak malaikat penyelamat, dan mengaku sebagai kekasih sejati yang datang terlambat. Aksi mereka menjadi kian mulus karena dalam setiap prahara rumah tangga yang terjadi, orang-orang bukannya mengutuk dan menghakimi setan-setan itu, melainkan justru perempuan-perempuan yang jadi sasaran mereka.
Lelaki yang sekarang menjadi pacar Lena tak lain tak bukan adalah Setan Pebinor juga. Dan Lena bukan mangsa pertama. Di kampungnya saja, sudah ada empat mangsa lain sebelum dirinya. Jumlah yang sedikit, memang, mengingat Setan Pebinor itu hanya mengincar istri-istri orang yang muda dan cantik. Setan yang pintar pilih-pilih. Ia tak akan mau merebut bini orang yang sudah tua, apalagi buruk rupa.
Kadangkala, jika suami dari mangsa yang akan direbut adalah laki-laki baik-baik, Setan Pebinor tidak akan segan-segan menggunakan cara kejam. Dia akan menculik si suami, lalu membunuhnya. Itulah yang terjadi pada suami Lena. Suaminya yang tak pulang-pulang itu sebenarnya tak pernah selingkuh, sebagaimana disangka oleh Lena selama setahun terakhir. Semua itu ulah si Setan Pebinor berwajah Keanu Reeves itu, yang menyamar menjadi seorang bos kontraktor, menawari suaminya proyek jalan tol yang menjanjikan, lalu membunuhnya di kebun karet milik perusahaan perkebunan negara. Yang mengerikan, jasad korban yang dibunuhnya langsung lenyap seakan-akan dicampakkan ke dimensi lain.
Seorang teman perempuan Lena yang mengaku melihat suami Lena selingkuh untuk pertama kali, yang kemudian menyebarkan gosip ke banyak orang, sebenarnya merupakan korban dari Setan Pebinor terdahulu. Ia diminta oleh Setan Pebinor itu untuk menyebarluaskan kabar palsu perselingkuhan suami Lena, agar si setan bisa merenggut Lena dengan mudah.
***
Pernikahan Lena pun akhirnya tak pernah terjadi. Setan Pebinor tentu saja tak datang pada hari pernikahan yang sudah ditentukan. Sebagai gantinya, ia membawa kabur Lena. Mereka kemudian menjalani hubungan sembunyi-sembunyi. Sejak saat itu, Lena sering menyebarkan gosip perselingkuhan suami-suami orang, dan beberapa kali ikut berperan menggodai suami mereka, agar laki-laki setengah jin itu bisa merebut istri-istri mereka. ***
Abul Muamar lahir di Perbaungan, Serdangbedagai, 6 November 1988. Menulis reportase dan cerpen. Buku kumpulan cerpen pertamanya, Pacar Baru Angelina Jolie (Gorga, 2019).
Leave a Reply