Nevatuhella, Resensi, Waspada

Di Atas Sajadah Cinta

Cover buku "Di Atas Sajadah Cinta" ilustrasi Penerbit Republika

1
(1)

Oleh Nevatuhella (Waspada, 10 Oktober 2021)

MEMBACA Kumpulan Cerita Di Atas Sajadah Cinta akan membuat kita memaknai cinta yang dalam. Cinta tentu tidak hanya bicara perihal pasangan saja. Kisah-kisah yang apik kembali dituliskan seorang novelis terkemukan Indonesia, sebut saja dia sering di sapa Kang Abik.

Di Atas Sajadah Cinta, merupakan kumpulan cerita pendek yang secara umum menceritakan kisah-kisah yang apik tentang cinta. Ya, dalam setiap cerita yang ada dalam buku ini makna cinta dapat ditafsirkan berbeda-beda.

Buku yang berisi 38 cerita pendek ini berhasil menafsirkan cinta dari sudut pandang manapun. Penulis menkedudukan cinta bukan hanya ada dalam mata pasangan semata. Namun lebih luas dari itu, kisah-kisah yang dituliskan dalam buku ini secara umum diangkat dari kisah-kisah para rasul dan sahabat. Seperti Buah Cinta Beralas Takwa, Kisah Cinta Teladan, Surga di Telapak Kaki Ibu dan kisah-kisah lainnya.

Hal yang menjadi menarik, ketika cerita pertama dalam buku ini berjudul Di Atas Sajadah Cinta yang tak lain juga merupakan judul dari buku ini sendiri, memberi warna pencarian cinta yang sejati.

Mengisahkan seorang pemuda yang takwa bernama Zahid. Zahid adalah pemuda yang berdiam di salah satu masjid kota Kuffah. Seorang pemuda yang terkenal alim dan saleh bahkan kezuhudannya sudah mencapai batas yang sangat ikhlas. Tak pernah meninggalkan kewajibannya kepada sang Khalik, semuanya dilakukan semata-mata karena Allah Azza Wa Jalla.

Zahid yang masih menjadi pemuda tentulah jiwa-jiwa cinta dan ingin memiliki istri muncul dari dalam dirinya. Suatu ketika bertemulah ia dengan seorang perempuan terpandang bernama Afirah. Afirah adalah gadis yang rupawan dan saleha.

Baca juga  Kau Tak Sendirian

Hari-hari Zahid begitu galau, memikirkan pertemuannya dengan Afirah, hingga ia menangis dalam ibadahnya karena semata-mata sudah menduakan Allah. Namun ia berusaha mencari petunjuk.

Hingga waktunya tiba, Zahid memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Afirah. Melalui ayahnya Afirah, Zahid bertandang ke rumahnya dan melamar gadis yang ia cintai itu. Di sisi lain, Afirah mendengar pembicaraan itu, ia begitu berharap ayahnya menerima lamaran dari seorang pemuda yang terkenal ketakwaannya.

Judul : Di Atas Sajadah Cinta
Penulis : Habiburahman El-Shirazy
Cetakan : Cetakan III, Juni 2021
Tebal : 271 Halaman
ISBN : 9799-793-2107-1-0

Namun, Yassir seorang pemuda yang kaya sudah terlebih dulu melamar Afirah. Hal itu membuat Afirah juga merasa sedih, dalam hatinya ia begitu mendambakan Zahid. Kedua muda-mudi itu seketika dalam masa sulit, sama-sama saling mencinta namun tidak dapat untuk bersama.

Kisah Zahid dan Afirah kemudian berlanjut dengan berkirim surat, Zahid hadiahkan sorban sebagai penawar sendu dari Afirah. Afirah begitu bahagia. Begitulah takdir membawa cinta pada jalan kesucian, setelah beberapa lama ternyata Ayah Afirah memutuskan tali pertunangan dengan Yassir. Terbukalah kesempatan Zahid. Mendengar kabar demikian, Zahid kemudian melamar Afirah.

Dalam kisah Zahid dan Afirah, penulis membuat suatu gambaran tentang makna cinta. Sorban yang dijadikan sebagai tanda kemudian beralih makna menjadi sajadah. Sajadah yang kemudian menjadi sarana untuk beribadah dan mendoakan cinta yang sejati.

Kisah-kisah dalam setiap buku ini memiliki kekuatan tersendiri. Baik itu tentang cinta, ataupun masalah sosial lainnya. Kendati demikian penggambaran dan penggunaan diksi yang khas tetap terjaga.

Bahasa yang apik yang seolah membuat pembaca dalam kategori nyaman dan merasakan sendiri kisah-kisah yang ditulis oleh penulis.

Baca juga  Rumah Tak Berjendela

Begitulah cinta yang digambarkan di dalam buku Di Atas Sajadah Cinta. ***

.

Nevatuhella. Penulis bergiat di KOLDU dan Rumah Baca Nanggarjati.

Loading

Average rating 1 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!