Agus Widiey, Bhirawa, Puisi

AMUK RINDU

Amuk Rindu - Puisi-puisi Agus Widiey

Amuk Rindu ilustrasi Istimewa

3
(1)

Puisi-puisi Agus Widiey (Bhirawa, 12 November 2021)

AMUK RINDU

.

Rinduku bertalu-talu menyebut namamu

ketika bentangan jarak semakin menjadi-jadi

bahkan di sini aku hampir gila

menanggungnya gerah dengan tabah

seperti musim kemarau yang menceracau

di tubuh waktu dan di dadaku

.

Gemuruh kecemasan sempurna menampar

wajah-wajah sunyi di malam hari

dan menyusur kesiur angin kelam

.

Maka rindu berkecamuk

dalam hati yang kian remuk

sebab jarak tak bisa diwiru

.

Inilah sesungguhnya amuk rindu

yang tak mengenal waktu

.

Batuputih, 2021

.

.

.

TANGIS RINDU

.

Hujan di kampungku deras, kekasihku

akan tetapi lebih deras tangisku

ketika mengingat kabut kenangan

yang berkeliaran di langit angan

.

Hujan di kampungku lebih deras, Kekasihku

ia berderu dari waktu ke waktu

tapi usia musim tidak menentu

bila amuk berahi sudah memburu

dan tersesat dipelukan rindu.

.

Sumenep, 2021

.

.

.

HATIKU SEMBILU

.

Ketika rindu masih bertalu-talu

dan tak kunjung sampai padamu

maka gelisah akan sempurna berkelana

menyusuri jiwaku yang terlena

.

Sementara waktu terus saja berlalu

menghanyutkan kesunyian di lubang hatiku

adapun bayang-bayang berkeliaran

menitahkan sembilu sepanjang zaman.

.

Sumenep, 2021

.

.

.

JIKA AKU MATI

.

Jika aku mati

kuburlah dalam puisi

agar lebih abadi

lebih tenang menikmati sepi

.

Jika aku mati

rindukan aku dengan senang hati

dan jika engkau ingin menemui

bacalah sajak-sajakku ini.

.

Sumenep, 2021

.

.

.

JARAK YANG BERTELUR PUISI

.

Ketika jarak membentang

maka rindu akan berkalang

bersarang dalam hati yang sepi

lalu bertelur sebilah puisi.

.

Batuputih, 2021

.

.

.

Agus Widiey. Lahir di Batuputih, Sumenep, Madura, 17 Mei 2002. Sekarang masih tercatat sebagai santri aktif pondok pesantren Nurul Muchlishin Pakondang, Rubaru, Sumenep, Madura. Siswa kelas akhir MA Nurul Muchlishin. Puisi-puisinya tersiar di pelbagai media seperti Radar Madura, Harian Bhirawa, Harian Sib, Radar Pekalongan, Takanta Id, Tajdid Id, Nolesa Id, Riau Sastra, Dermaga Sastra, NU Online, Puisi Alit, Puisi Pedia, dan antologi puisinya antara lain Rumah Sebuah Buku (2020), Hidup Itu Puisi (2020) dan Subuh Terakhir (2020).

.

.

Loading

Leave a Reply

error: Content is protected !!