Iin Farliani, Jawa Pos, Sajak

LANGIT PETANG PINGGIR DERMAGA

LANGIT PETANG PINGGIR DERMAGA - Sajak-sajak Iin Farliani

LANGIT PETANG PINGGIR DERMAGA ilustrasi Budiono/Jawa Pos

5
(1)

Sajak-sajak Iin Farliani (Jawa Pos, 13 November 2021)

MEMBURU KERANG

.

daratan terbuka

sesudah laut susut

menghampar cahaya amber

menumpah

mencium

rundukan lamun

berbalut lumpur hitam

perempuan bercaping pandan

jari-jari kaki menghindari

duri-duri karang

mata sabit

mencongkel batu

menguak kerang

dari celah cagar

menikam

sewarna kuku

terpantul di jernih air

bunyi soda memukul

di kejauhan

denting es

menyala semalaman

hanya meraup apa yang mengibas

apa yang menembus ke dalam tanah

di separuh petang dalamnya

di rekahan daratan yang menjelma punggung

bagi hewan-hewan air

akhirnya, meramu makan malam

akhirnya bergelayut hari gugur

terpencil di atas loyang

mengasapkan

aroma kerang

.

Sekotong, 2021

.

.

.

LANGIT PETANG PINGGIR DERMAGA

.

langit petang

hilang sinar

yang berhambur tinggal

kicau burung di belakang

kibasan kain milikmu

berwarna jingga

milikmu bernoda gincu

menerbangkan kepak yang diam

di matamu ia telah dijarah

kesedihan sewarna darah

apa yang diturunkan

dari warna langit yang luruh

menebalkan biru laut itu

meninggalkan untukmu kubangan buih ombak

tempat membasuh kabar buruk

yang datang bersama pahit ludah

dan dingin alkohol

tubuh tersadap

berbaring di atas pasir

keretak kayu dermaga

akan menggantikan bunyi tangis

menetaskan ribuan kali lebam

melepuh dengan hasrat para

pemakan bangkai

.

Sekotong, 2021

.

.

.

PUZZLE PEMANDANGAN

.

dari balik kacamata

menemukanmu menjadi daun-daun lepas

segerak angin, bertepi ungu

dengan hasrat mendirikan

catatan dari bau tempat

setua air garam

kursi reyot, debu panas

warna biru dari filter buatan

biru yang beku di lautan

biru yang luruh pada saku jins

menebak umur dari lubang jaring

anak mutiara yang terkurung dalam poket

harum musk

Baca juga  Balung Kere

kerajaan runtuh di kaki

tapak terbasuh getah

dan pemandangan merabun

mengemasi diri yang lumpuh

hukuman bagi sebuah sepi

.

Sekotong, 2021

.

.

.

IIN FARLIANI. Lahir di Mataram, Lombok, 4 Mei 1997. Alumnus Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mataram. Menulis puisi, esai, dan cerita pendek. Pada 2020, ia terpilih sebagai salah satu Emerging Writers MIWF 2020. Dalam waktu dekat, akan terbit buku puisi tunggalnya yang merangkum puisi periode 2013–2020.

.

.LANGIT PETANG PINGGIR DERMAGA.

Loading

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!