Cerpen, Rizka N, Waspada

Panggung Celaan

Panggung Celaan - Cerpen Rizka N

Panggung Celaan ilustrasi Denny Adil/Waspada

3.2
(6)

Cerpen Rizka N (Waspada, 14 November 2021)

HATI-HATI dengan hati. Sepertinya ucapan hati-hati di jalan sudah menjadi hal yang biasa. Lain halnya dengan hati-hati dengan hati. Sudah memiliki hati disuruh hati-hati pula lagi. Hidup memang serumit itu ya? Iya sama rumitnya dengan seorang peneliti yang suka meneliti tak hati-hati.

Ciri-ciri orangnya itu sembarangan menilai orang, di hatinya selalu merasa yang paling terbaik dari orang yang dinilai. Manusia kalau sudah terserang penyakit hati susah sembuhnya. Kendati demikian tak ada salahnya kita-kita ini memeriksakan hati, barangkali ada secuil kesombongan yang mulai bersarang di sudut hati.

***

Terhitung tiga jam semenjak teh pucuk itu diletakkan di meja administrasi, kontesan yang akan mendaftar di ajang pencarian bakat paling bergengsi itu, sudah mencapai lima ribu pendaftar.

Pendaftar semakin membludak jika penjaga meja administrasi itu tak segera mengeluarkan papan pengumuman yang bertuliskan: Pendaftaran Ditutup Hari Ini.

Ajang pencarian bakat ini termasuk acara hiburan yang paling banyak diminati penonton. Oleh sebab itu para penyeleksi termasuk juri-juri yang sudah ahli di bidangnya, diterjunkan langsung untuk menyeleksi peserta yang memiliki suara emas.

Kontes menyanyi paling bergengsi itu dikenal dengan acara yang berjudul Indonesian Superstar. Berkat keberhasilannya menduduki rating nomor satu sebagai acara hiburan yang paling diminati, membuat kontes menyanyi itu banyak digandrungi berbagai kalangan yang ingin menyabet piala juara satu.

Tak tanggung-tanggung hadiahnya. Bukan hanya piala. Lebih tebatnya selain mendapat piala kebanggan, peserta yang berhasil mencuri hati masyarakat dengan syarat perolehan voting terbanyak, akan medapatkan uang tiga ratus juta rupiah, satu mobil lamborgini beserta dikontrak oleh perusahaan rekaman terkenal.

Semangat para peserta yang mendaftar sudah mendarah daging semenjak ajang perlombaan itu mulai diberitakan di televisi. Walau mereka mengantri sambil dipayungi oleh panas terik matahari, tak ada satu pun di antara mereka yang rela meninggalkan barisan antrian. Semangat mereka patut diacungi seribu jempol.

***

Memasuki tahun ketiga semenjak acara itu resmi dibuka, ini saat yang ditunggu-tunggu bagi pendaftar yang sudah lama menantikan tahun emas ini. Pasalnya, setiap tahun ada yang berbeda. Tahun ini sangat spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Menurut kabar yang beredar di berbagai acara infotainment, sang juara satu yang terlahir di ajang kompetisi paling bergengsi itu akan mewakili negara untuk dapat bertanding di ajang kompetisi luar negeri, Perancis.

Saking mahalnya hadiah yang didapat, ditambah pengalaman dikirim ke luar negeri, jika pendaftaran masih dibuka untuk seminggu kedepan, pasti gedung musik milik televisi lokal ini akan mendapat rekor muri. Dan kabar baiknya lagi jika itu terjadi, acara itu akan semakin viral di televisi. Pasti semua orang akan membicarakannya.

Baca juga  Sanksi Adat

Semua peserta yang mendaftar akan melatih suaranya, mengisi energinya, serta berlatih sekuat mungkin demi meraih gelar sang juara. Karena ini ajang pencarian bakat yang paling bergengsi, yang hanya setahun sekali digelar maka berbagai persiapan untuk dapat menggelar acara itu dengan spektakuler, tentunya diperlukan persiapan yang matang.

Mulai dari persiapan panggung, penetapan juri hingga pembagian babak. Dekorasi panggung didesain semewah mungkin oleh para penata panggung yang sudah berpengalaman. Begitupun untuk pemilihan juri, dipilih jauh-jauh hari bahkan sang juri yang terpilih pun harus menandatangani kontrak sampai acara itu selesai.

Sebanyak tiga juri dikerahkan. Ketiga juri itu sudah terkenal namanya hingga ke penjuru dunia. Begitu pun dengan lagu-lagunya yang sering menempati posisi nomor satu trending di youtube. Sebut saja namanya telu sekawan alias tiga sekawan.

***

Bone Popi sebagai juri pertama. Terkenal dengan dandanannya yang nyentrik. Ciri khasnya selalu mengenakan celana jeans dengan potongan yang berbeda, sebelah kanan panjang lalu sebelah kiri pendek sebatas paha. Bergincu merah tebal, paling tebal di antara wanita yang ada di studio.

Juri paling judes kalau berkomentar. Peserta yang ber hadapan dengan si Bone seperti dijejali satu kilo cabai ke mulut. Jika tidak punya mental sekuat baja, pintu studio terbuka lebar menanti untuk memulangkan peserta.

Kabar burungnya, dulu ibunya sempat mengharapkan anak yang dilahirkannya mirip seperti penyanyi Bon Jovi. Sang Ibu fans garis keras Bon Jovi. Saking tergila-gilanya pada penyanyi asal Amerika Serikat itu, Ibu Bone sampai mendirikan studio musik untuk anaknya kelak. Bahkan tiga hari sebelum kelahiran Bone, seluruh warga dekat rumahnya diberi uang beratus-ratus rupiah demi mensyukuri Bone yang akan lahir. Namun sayang, harapan tak sesuai kenyataan. Usaha yang dilakukan tidak sesuai kenyataan yang diharapkan. Malu sudah tercoreng pada kening, Ibu Bone benar-benar malu melahirkan anak seperti Bone.

Diberi nama Bone Popi karena anak yang lahir tak semirip Bon Jovi malah perempuan pula yang lahir, jadi nama Bone Popi pun jadi, pikir Ayah Bone. Roda kehidupan terus berputar. Terkadang bisa di atas dan terkadang bisa di bawah. Begitu pun dengan nasib manusia. Kadang berada di titik paling atas dan terkadang Tuhan bisa menempatkan manusia dengan mudahnya di titik yang paling terendah.

Baca juga  Menanti Temu

Semua itu hanya persoalan waktu. Bone Popi berkeyakinan dan hidup di atas satu prinsip yang sampai sekarang ini menguatkan hidupnya. Prinsip hidup anak yang dicampakkan oleh ibunya itu: Manusia yang jahat akan mendapat karma sedang manusia yang sabar akan mendapat banyak bahagia.

Lanjut juri kedua. Juri yang paling dicintai banyak peserta karena kelembutannya dalam bertutur kata. Peserta yang mendapat komentar dari juri kedua ini dipastikan berbahagia hatinya. Namanya Sellina Dion. Hampir sedikit lagi menjadi Celine Dion.

Wajah juri kedua ini bisa dibilang sebelas dua belas mirip dari penyanyi bersuara tinggi itu. Cantik wajahnya. Modis penampilannya. Banyak peserta yang mengantri ingin berfoto dengan juri titisan Celine Dion itu. Menjadi produser musik selama lima tahun, membuatnya dikenal sebagai produser musik paling termahal.

Dijuluki sebagai juri tersantun dan tercantik dari yang pernah ada, tapi sayang ditinggal nikah sebanyak dua kali. Sering diberitakan sebagai wanita terkaya di acara infotainment, wanita mapan itu masih tetap betah dengan status jomlo-nya. Lagi pula tanpa dicari, lelaki mana sih yang sanggup menolak wanita secantik Sellina?

Lalu juri terakhir, pria koyo yang bermimpi sering didatangi Song Jong Ki karena merasa wajahnya nanti bisa mirip seperti duren, duda keren itu.

Dijuluki pria koyo karena hobinya yang suka memakai koyo sebelum duduk di kursi juri. Yang menjadi alasan banyak kru studio ketika ditanyai kenapa Pak Charless harus pakai koyo, seperti ini: Duduk di kursi itu tak selamanya membuat badan orang tua jadi sehat, terlebih lagi banyak orang yang memerlukan Pak Charless, jadi menyehatkan tulang-tulang meru pakan solusi agar Pak Charless kuat duduk berjam-jam.

Juri ketiga ini paling sensitif dari dua orang juri lainnya. Jika ada orang yang menyebutnya dengan nama aslinya, si Charless tak akan mengomentari peserta. Padahal orang tuanya sudah menabalkan namanya dengan hajatan yang luar biasa. Diberi nama Muhammad Dahlan, tak ada syukurnya. Pria berkepala plontos itu paling suka peserta wanita yang cantik-cantik.

Baginya orang yang cantik adalah modal nomor satu yang wajib dimiliki peserta wanita sedangkan kualitas suara nomor dua. Charless terkenal dengan jargonnya yang paling sensasional. Yang hanya di pikirannya selalu seperti ini: Cantik itu menjual.

“Salah mimpi itu orang. Seharusnya dalam mimpi si Charless didatangi buto ijo,”ucap tak sengaja seorang kru kamera yang bertugas dan pembicaraan itu sampai ke telinga Bone. Bone tersenyum senang mendengar komentar itu bahkan ia memberi dua jempol pada kru itu.

Baca juga  Debu Terbenam Peluh

“Si Dahlan lagi mengambil koyonya,” bisik pelan Bone kepada kru itu seraya memberi isyarat untuk segera pergi.

Sekarang tibalah saatnya, pemandu acara membacakan peserta nomor urut pertama.

“Kita panggilkan peserta urutan kosong satu dengan nama Asep Terjepit.” Belum sempat si pemandu acara membacakan asal daerah si peserta, seluruh penonton sudah tertawa terbahak-bahak, melihat peserta itu, termasuk si Charless tertawa sampai histeris.

“Hallo ini ajang kontes menyanyi bukan stand up comedy. Salah lapak, Anda,” sindir Charless.

Tawa penonton tak henti sampai di situ. Asep memunculkan dirinya dengan memakai aksesoris aneh di wajahnya. Seluruh wajahnya tertupi topeng yang terbuat dari bahan renda. Yang tampak cuma bibirnya doang. Kemeja pink dipadukan celana ponggol. Ditambah topi koboi menutupi kepalanya yang botak itu, dengan pedenya Asep berdiri di hadapan banyak orang. Semua penonton semakin tertawa histeris melihat pria aneh ini.

“Haha…. Saya kelihatan tidak? Asal dari mana kamu?” Tanya Sellina dengan ciri khas suaranya yang lembut.

“Kelihatan dong. Asal saya Sumedang.”

“Oke kalau begitu kamu langsung nyanyi saja. Perkenalan diri sudah cukup ya. Penonton tolong suaranya.” Kejudesan Bone seketika membuat studio hening.

Asep terdiam kemudian menunduk. Seperti baru pertama menikmati kemegahan panggung, Asep sampai mengelus lima kali mic panggung.

This romeo is bleeding, but you can’t see his blood.” Semua penonton berdiri. Padahal baru awal ia bernyanyi. Penonton terpukau sampai terpelongo.

“Suaranya mirip sekali dengan Bon Jovi masyallah.” Begitu kata penonton yang menyaksikan.

“Itu pasti saudaranya Bon Jovi, gila guys suaranya,” puji Sellina.

“Cukup tidak perlu sampai akhir kamu nyanyikan. Sekarang saya tanya Anda. Kenapa Anda menutupi wajah Anda?” Ketus Bone sampai membuat penonton kecewa.

“Karena orang pasti suka yang good looking sedangkan yang bad looking akan menjadi bahan tertawaan. Saya tidak akan membiarkan manusia-manusia itu menghina hasil ciptaan Tuhan saya.”

Charless seperti orang yang tersihir. Ia mematung bahkan membisu. Asep Terjepit langsung viral di berbagai media sosial. ***

.

.Panggung Celaan. Panggung Celaan. Panggung Celaan. Panggung Celaan. Panggung Celaan. Panggung Celaan.

Loading

Average rating 3.2 / 5. Vote count: 6

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

error: Content is protected !!