Oleh Setta SS (Kotasantri, 11 Februari 2009)
AYAKA, seorang remaja putri belasan tahun dari Inggris, berkomentar di sebuah blog yang saya kunjungi terkait konflik yang terjadi antara Hamas dan Zionis-Israel di Jalur Gaza, yang puncaknya kembali meletus pada hari Sabtu tanggal 27 Desember 2008 silam, menjelang waktu Zhuhur.
“I know, Hamas is bad,” ungkap remaja tanggung itu polos.
“Hmm, I think, you must read from other sources before saying who is bad one between Hamas and Zionist-Israel,” bantah seorang pengunjung lain blog itu yang membaca komentarnya di atas.
Apa komentar Anda?
***
Pada zamannya, terdapat suatu kampung Yahudi yang dilarang menangkap ikan di hari Sabtu. Namun, dengan takdir Allah, ikan-ikan justru hanya muncul ke permukaan air laut di hari Sabtu saja. Sedangkan di hari-hari lainnya, ikan tidak tampak. Maka, apa yang dilakukan warga kampung Yahudi itu?
Mereka menggelar jala ikan di malam Sabtu. Lalu, pada hari Sabtu, mereka menyaksikan ikan-ikan tersebut masuk ke dalam jeratan jala yang telah mereka pasang. Kemudian, begitu tiba hari Ahad, mereka gulung jala tadi sebelum ikan-ikan tersebut sempat keluar darinya.
Kejadian di atas adalah salah satu contoh dari pengkhianatan kaum Yahudi yang terekam dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 163.
“Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.”
***
Shahd sedang bermain di belakang rumahnya di kamp pengungsi Jabalita, utara Jalur Gaza, ketika sebuah bom Israel jatuh di belakang rumah itu. Shahd yang masih balita itu pun gugur syahid. Orang tua Shahd mencoba menyelamatkan puterinya yang sudah bersimbah darah itu. Tapi ketika mereka mencoba mengambil jasad Shahd, tentara-tentara Zionis menembaki mereka dari kejauhan.
Selama lima hari jasad Shahd tidak terurus dan tergelak di tanah, sampai akhirnya tentara-tentara Zionis melepaskan beberapa ekor anjing yang langsung mengoyak jasad Shahd yang sudah tak bernyawa.
Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan anjing-anjing tentara Israel, Matar—saudara laki-laki Shahd, dan sepupunya bernama Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd, tetapi keduanya ditembaki tentara-tentara Zionis hingga gugur syahid.
“Anjing-anjing itu menyisakan satu bagian tubuh dari balita yang malang itu dalam kondisi utuh,” kata dokter Aukal, seorang relawan medis, sambil meneteskan airmata.
***
“Kami tidak kawatir. Dan, kami hanyalah membela diri,” ujar Nachman Abramovic, juru bicara militer rejim Zionis-Israel. “Mereka mungkin terlihat masih sangat muda untuk saya dan Anda. Tetapi, orang-orang ini adalah teroris yang sesungguhnya. Jangan melihat wajah mereka yang kelihatannya seperti tidak bersalah, cobalah berpikir mereka ini adalah iblis. Di masa depan, dan dapat dipastikan, orang-orang ini akan tumbuh menjadi teroris yang jahat jika kita tidak boleh membunuh mereka,” lanjutnya.
***
Dokter Ehab Jasir Al-Shaer, seorang dokter ahli penyakit kulit yang membuka klinik di alun-alun kota Rafah dan di kamp pengungsian Nuseirat di pusat kota Gaza tanpa mengharapkan bayaran materi itu, gugur seketika bersama adik, paman, dan kedua keponakannya.
“Suami saya selalu tersenyum kapan saja. Dia suami yang sangat ceria dan penuh perhatian. Itu yang saya ketahui sejak kami menikah tiga tahun lalu,” ujar Nancy Jouda, istri dr. Ehab.
“Yang membuat saya sangat terpukul, bayi kami yang akan dilahirkan tak akan pernah melihat ayahnya.” Ia kini menjadi janda dan ibu dari dua orang anak yang masih sangat kecil yang sudah kehilangan ayahnya.
Masjid Ibrahim Al-Maqadma dibombardir saat warga Gaza menunaikan shalat, yang menyebabkan 16 jama’ah syahid seketika dan beberapa jama’ah lainnya mengalami luka-luka.
Seorang ibu dan anak-anaknya terpaksa memakan rumput untuk bertahan hidup karena mereka tidak punya apa-apa lagi yang bisa dimakan. “Ketika kami tidak menemukan makanan apapun, rumput-rumput inilah yang menjadi santapan kami,” kata seorang ibu dari delapan anak itu, sambil menunjuk rumput-rumput liar yang tumbuh di jalan-jalan di Jalur Gaza.
“Saya belajar hanya dengan sinar lilin yang membuat mata saya pedih. Pagi hari ketika saya bangun, kepala saya terasa pusing, tapi saya tetap harus berangkat sekolah,” kata seorang pelajar beberapa hari sebelum agresi itu meletus.
Sementara itu, para petani muslim di utara Tepi Barat yang sedang memanen kebun zaitun mereka, berada di bawah todongan senjata tentara Zionis.
***
Zionisme berasal dari kata Ibrani “zion” yang artinya karang. Maksudnya merujuk kepada batu bangunan Haykal Sulaiman yang didirikan di atas sebuah bukit karang bernama Zion, terletak di sebelah barat-daya Al-Quds (Jerusalem). Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion.” Zion di kemudian hari diidentikkan dengan kota suci Jerusalem itu sendiri.
Zionisme kini tidak lagi hanya memiliki makna keagamaan, tetapi kemudian beralih kepada makna politik, yaitu suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai sebuah bangsa dengan Palestina sebagai tanah air dan Jerusalem sebagai ibu kota negaranya.
Adalah Yahuda Al-Kalai (1798-1878), tokoh Yahudi pertama yang melemparkan gagasan untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina. Gagasan itu didukung oleh Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874) melalui bukunya yang ditulis dalam bahasa Ibrani “Derishat Zion” (1826), berisi studi tentang kemungkinan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina.
***
Sana Salah, seorang muslimah Palestina dari kota Bethlehem, dipaksa membuka jilbabnya saat menjalani interogasi di penjara Israel, Maskobeyya, Yerusalem. Enam interogator Israel menginterogasinya selama delapan jam dengan kondisi tangan dan kakinya diikat. Sana mengalami tindak kekerasan saat diinterogasi. Para interogator itu memukul, menampar, dan mencaci maki Sana dengan perkataan yang tidak sopan.
Sana hanyalah seorang dari sekitar 11.700 warga Palestina yang menjadi tawanan Israel dan tersebar di 28 penjara. Dari jumlah tawanan itu, 500 di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun, 35 perempuan, dan 41 anggota legislatif Palestina.
Abu Karch, seorang lelaki Palestina yang berprofesi sebagai guru, diikat ke sebuah tiang listrik dan sejumlah pemukim Yahudi dengan bebas menendang dan memukulinya. Tentara Zionis yang berada di sekitarnya hanya diam melihat tindakan brutal para pemukim Yahudi itu.
Warga Palestina di Tepi Barat hanya mengkonsumsi sepertiga dari per kapita air yang harus mereka konsumsi berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia WHO. Rezim Zionis telah bertindak diskriminatif dalam distribusi air. Israel sangat membatasi akses air bersih untuk warga Palestina, sementara para pemukim Yahudi mendapatkan akses air bersih tiga setengah kali lebih besar.
***
“Bila kita telah menjadi penguasa, kita harus memandang sebagai hal yang sama sekali tidak dikehendaki keberadaan agama-agama lainnya kecuali agama kita. Menyatakan hanya ada satu Tuhan yang oleh takdir-Nya kita telah ditentukan sebagai umat pilihan, dan yang melalui takdir-Nya pula nasib kita menyatu dengan masa depan dunia.
Karena alasan inilah kita harus menghancurkan semua agama lainnya. Kalau ada muncul ateisme kontemporer, sebagai langkah transisi paham ini tidak akan menghalangi tujuan kita.” (Protokol Zionisme ke-14)
***
Dua buah misil jatuh di lapangan parkir sebuah rumah sakit yang penuh kendaraan, sekitar 15 meter dari pintu masuk ruang gawat darurat, yang mengakibatkan pintu ruang gawat darurat hancur. Sebelumnya, tentara Israel membombardir dua buah ambulan yang sedang melakukan evakuasi korban. Empat petugas medis syahid di tempat.
Menara Al-Jawhara, tempat sejumlah media massa berkantor, tak luput dari sasaran roket-roket Israel. Selain menangkap para wartawannya, mereka juga menyerang kantor Al-Alam dan kantor Press TV, stasiun televisi berbahasa Inggris milik Iran. Akibat serangan itu, dua orang di kantor Press TV luka-luka. Bahkan jauh hari sebelum melakukan agresinya ke Jalur Gaza pun, Israel telah melarang wartawan masuk ke Jalur Gaza untuk memberitakan situasi Gaza di bawah blokade rezim Zionis Israel. Mereka berusaha mencegah kejahatannya terlihat oleh mata masyarakat dunia.
Hari kesembilan, pasukan Zionis Israel mengumpulkan sekitar 110 warga Gaza ke dalam sebuah rumah di desa Zeitun dan menyuruh mereka untuk diam di dalam rumah. Tapi sehari kemudian, mereka menembaki rumah itu berulangkali sehingga 30 orang di rumah tersebut gugur syahid.
***
Talmud, kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi, bahkan lebih penting daripada kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama, tetapi juga menjadi ideologi dan prinsip-prinsip serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintah Israel, dan menjadi pandangan hidup orang Yahudi pada umumnya.
Beberapa ajaran gila yang terdapat di dalam Talmud, di antaranya adalah:
“Semua anak keturunan orang kafir (orang yang bukan Yahudi) tergolong sama dengan binatang.” (Yebamoth 98a)
Baba Kamma 113a, “Orang Yahudi diperbolehkan berdusta untuk menipu orang kafir.”
Gittin 69a, “Untuk menyembuhkan tubuh, ambil debu yang berada di bawah bayang-bayang jamban, dicampur dengan madu, lalu dimakan.”
***
Setelah membombardir Gaza selama 22 hari, kerugian fasilitas sipil dan pemerintahan Palestina diperkirakan tak kurang dari 2,2 milyar USD (Rp. 22,6 trilyun). Sebanyak 4.100 unit rumah, 1.500 pabrik, 20 mesjid, 31 kamp keamanan, dan 10 saluran air hancur tak berbentuk lagi. Lima puluh ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal. Gedung-gedung milik PBB, UN Relief and Works Agency (UNRWA) pun tak luput dari sasaran penyerangan.
Satu hal yang tak dapat ditolelir lagi adalah penggunaan senjata pemusnah massal yang menggunakan bahan fosfor, bom curah, dan uranium (nuklir). Penyebab terbunuhnya lebih dari 1.400 penduduk sipil dimana 400 di antaranya adalah anak-anak; dan mengakibatkan lebih dari 5.300 warga Palestina terluka.
***
Seorang Rabbi Yahudi pernah dalam sebuah televisi Amerika berkata kepada wartawan yang mewawancarinya.
“Pemimpin umat Islam, Muhammad, pernah berkata bahwa hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi. Sehingga pohon dan batu berbicara memberitahu kaum Muslimin, bahwa ada Yahudi yang bersembunyi di belakangnya. Kecuali pohon ghorqod. Karena ia merupakan pohon kita.” (H.R. Ahmad)
Kemudian, wartawan itu berkata, “Wah, menakutkan sekali! Apa yang harus kita lakukan?”
Rabbi itu menjawab bijak, “Tenang saja. Kalaupun hari itu tiba, maka waktunya masih lama. Karena hari itu hanya akan terjadi bila shalat Shubuh umat Islam di masjid-masjid sudah sama ramainya seperti shalat Jum’at mereka.”
***
Dan, tahukah Anda, saat ini mereka sudah mempersiapkan seluruh warganya untuk mega proyek penghijauan berupa penanaman pohon ghorqod sebanyak-banyaknya.
Bagaimana dengan persiapan kita, kaum Muslimin?
***
3 Pebruari 2oo9 o4:37 p.m.
Sekarang jawablah, siapakah sesungguhnya yang sangat pantas menyandang gelar teroris itu?
Daftar Pustaka:
[1] Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, Maulani, Z. A.
[2] Gaza Pasca Kekalahan Israel, Dwi Eka, A., diakses dari http://warnaislam.com Politikita-Gaza Pasca Kekalahan Israel.htm
[3] Rubrik Suara Langit dan Berita Palestina, http://eramuslim.com
auto loan refinancing
info yang menarik untuk dibaca…
izin nyimak ya…
di tunggu kunjungan baliknya…
by auto loan refinancing
lakonhidup
Terimakasih kunjungannya. Salam kenal…
mashdar
wah… keren sekali artikel ini, tiba2 muncul inspirasi tuk buat cerpen dengan tema pohon ini… bolehkah? hehe syukron infonya
lakonhidup
Silahkan, boleh, Mashdar.
Sirabiyah
Boleh jadi pohon GHORQOD bisa menyelamatkan YAHUDI, tapi sanggupkah menyelamatkan dari murka ALLAH, yang menciptakan pohon itu sendiri. Kita nantikan kehancuran YAHUDI.