Cerpen, Kedaulatan Rakyat, Mustofa W Hasyim

Sungkem

4
(1)

“Ya, sekalian beli motor. Kalau hanya untuk membayar uang muka dua motor uangku cukup. Kan asyik. Aku memboncengkan Amri. Dan ayah membonceng ibu dengan Maryam,” katanya.

Pardi memandang isterinya. Mengangguk dan tersenyum.

“Baiklah kalau begitu,” kata Pardi.

Jadilah keluarga Pardi mudik dengan naik dua motor. Dengan dua motor cukup ruang untuk membawa tas oleh-oleh, pakaian, jaket dan plastik tebal untuk istirahat. Mereka juga membawa termos almunium berisi minuman panas, kue-kue, nasi, lauk kering.

Mereka berangkat setelah hampir seluruh penghuni kampung perantau itu pulang kampung. Masih cukup waktu, pikir Pardi. Mereka mengendarai motor dengan hati-hati.

Pada hari ketiga pulang mudik, mereka sudah memasuki jalan pegunungan menuju desa. Pardi dan keluarganya merasa tubuhnya makin segar. Segala keletihan di sepanjang perjalanan lenyap. Mereka mendaki jalan pegunungan, sampai di atas, ada persimpangan. Mereka akan membelok ke kanan sebelum menempuh satu jam lagi sampai desanya.

Simpang empat sepi. Dan ketika Pardi memelankan motor. Ia ingin istirahat sebentar. Tapi tiba-tiba dari balik deretan pohon muncul empat orang memakai tutup muka.

“Berhenti! Lepaskan motor kalian atau kalian bergelimpangan di tempat ini!” bentak satu seorang di antaranya menggerak-gerakkan senjata pedangnya.

Bulan tanggal tua masih bertengger di langit. Dingin dan sepi. Anak sulung Pardi juga menghentikan motor. Ada ada saja gangguan menuju sungkem, gerutu Pardi dalam hati.

Pardi mengurai sabuk kulit dari perutnya. Sabuk itu panjang dan kepala sabuknya dari logam berat. Anak sulung Pardi juga berbuat sama. Pardi berbisik kepada isterinya agar menjaga dua anaknya. Amri dan Maryam yang untungnya tidak rewel. Isteri Pardi yang orang Sunda dan sebenarnya pandai pencak silat itu diam. Dia percaya pada suami yang dulu di desa asal perempuan itu pernah memenangkan sayembara pencak silat untuk mendapatkan dirinya sebagai isteri. Dia memeluk dua anaknya, tetapi matanya tetap waspada.

Loading

Leave a Reply

error: Content is protected !!