Maka esok harinya, mereka memasukkan Salem ke sebuah gerbong yang telah siap ditarik sebuah lokomotif uap. Kejadian itu membuat Nalea ditimpa kesedihan mendalam, ia mengunci kamarnya dan berusaha menelan kunci itu ke dalam perutnya.
Tapi tunggu. Apa yang dialami Salem tidaklah seburuk kisah pejuang yang dipaksa masuk berjejal ke dalam gerbong barang dari Stasiun Bondowoso hingga Wonokromo, yang akhirnya banyak melepas nyawa dengan kulit mengelupas karena udara panas berjam-jam lamanya. Tidak, Salem diantar dengan pengawalan terbaik, ia berada di sebuah gerbong berisi penuh makanan dan minuman, ada es jeruk, jus apukat, kue-kue kering, lumpia, seblak, dan banyak hidangan lainnya.
“Kami adalah bangsa yang menghargai jasa mereka yang telah berbakti. Salem telah merancang arsitektur Stasiun Karawang yang megah, jadi kami berutang kepadanya,” kata Meneer Belanda itu. “Kelak, sifat kami ini tidak akan ditiru oleh bangsa kalian sendiri…”
Kalimat kedua itu entah apa maksudnya.
Mereka pun berangkat pada pukul dua dari Stasiun Karawang, menempuh perjalanan melalui Cirebon, Tegal, Semarang, terus hingga kereta mereka terhenti di sebuah stasiun kecil daerah Gemolong, Sragen. Kereta tertahan di sana disebabkan kabar pemberontakan di daerah Yogyakarta dan Solo.
“Kereta tidak bisa lewat, penduduk berjaga di rel untuk melempari setiap kereta yang melintas.”
Di daerah Sragen itu, Salem dikeluarkan dari gerbong, dan menjadi tahanan rumah. Orang-orang setempat kemudian mengenang kisah persinggahannya dengan mengubah nama Stasiun Gemolong menjadi Stasiun Salem hingga hari ini.
Setelah pemberontakan reda, perjalanan pun dilanjutkan. Hingga akhirnya mereka tiba di daerah Jember, mendekati ujung timur pulau Jawa.
Para pengawal membawa Salem ke tengah hutan daerah Rambipuji, dan meninggalkannya begitu saja dalam keadaan terikat tangannya. Saat itu, daerah Rambipuji masih berupa perbukitan terjal yang ditumbuhi banyak jenis pepohonan. Rumah-rumah penduduk juga nyaris tak bisa ditemukan kecuali satu-dua saja, bersisian dengan padang rumput dan semak belukar.
Salem lalu ditemukan oleh seorang lelaki pencari kayu, yang kemudian menolongnya, memberinya makan serta tempat tinggal.
Begitulah Salem kemudian melanjutkan hidup sebagai penebang kayu. Ia tak tahu seberapa jauh tempat itu dari kampung halamannya. Begitu pun orang-orang setempat tak tahu di mana Karawang ketika Salem menyebutkan daerah asalnya.
Hero
Reality show dari imperialis..