Category: Cerpen

Page 459/459

SEBUAH PROLOG

Ruangsastra mendokumentasikan ribuan contoh cerpen koran yang diterbitkan media massa di seluruh Indonesia. Lebih dari 100 koran, tabloid, dan majalah yang terbit di tanah air.

Dalam beragam bahasa, yaitu cerpen bahasa Indonesia, bahasa Sunda (carpon – carita pondok), bahasa Jawa (cerkak – cerita cekak), bahasa Madura (carpan – careta panda), bahasa Bali, bahasa Banjar, bahasa Minang, dan bahasa Inggris.

Dari berbagai genre cerpen: romantis, science fiction (sci-fi), fantasi, thriller/suspense/mystery, historical (sejarah), horror, dan realistic fiction (realis).

Juga cerpen terjemahan karya para cerpenis peraih Nobel Sastra dan para penulis kondang luar negeri lainnya seperti Ernest Hemingway – Pulitzer Prize 1953 dan Nobel Sastra 1954 (Amerika Serikat), Gabriel Garcia Marquez – Nobel Sastra 1982 (Kolombia), Orhan Pamuk – Nobel Sastra 2006 (Turki), Mario Vargas Llosa – Nobel Sastra 2010 (Peru), Virginia Woolf (Inggris) dan Haruki Murakami (Jepang).

Selamat membaca!

A. PENGERTIAN CERPEN

Berikut beberapa pengertian cerpen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan para ahli bahasa lokal dan mancanegara:

1. Menurut KBBI

Kisahan pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi—pada suatu ketika.

2. Menurut Edgar Allan Poe (Amerika Serikat, 1809-1849)

Sebuah cerita yang selesai dibaca hanya dalam sekali duduk—kurang dari satu jam.

3. Menurut A.K. Hadimaja atau Aoh K. Hadimaja atau Aoh Kartahadimadja (1911-1973)

Prosa pendek dimana kisah ceritanya ditulis secara fiksi dan fantasi.

4. Menurut H.B. Jassin atau Dr. (HC). Hans Bague Jassin (1917-2000)

Sebuah cerita pendek yang memiliki bagian dimana terdapat struktur yang lengkap mulai dari perkenalan, permasalahan dan penyelesaian dari masalah tersebut.

5. Menurut J.S. Badudu atau Prof. Dr. H. Jusuf Sjarif Badudu (1926-2016)

Kisah yang berfokus dan berkonsentrasi pada satu peristiwa atau kejadian. Pada peristiwa atau kejadian tersebut hanya mengisahkan satu tokoh cerita saja.

6. Menurut Nugroho Notosusanto atau Brigjen TNI Prof. Dr. Raden Panji Nugroho Notosusanto (1930-1985)

Kisah yang dibuat dalam jumlah kata mulai dari 5.000 kata atau sekitar 17 halaman kuarto spasi ganda. Cerita hanya berpusat pada dirinya sendiri yang berarti hanya pada satu tokoh saja.

7. Menurut Saini K.M. atau Saini Kosim (lahir 1938)

Sebuah cerita pendek yang bersifat fiksi dan tidak terjadi di dunia nyata, akan tetapi dapat terjadi kapan saja serta di mana saja dalam kisah cerita yang relatif singkat dan jelas.

8. Menurut Jakob Sumardjo atau Prof. Drs. Jakob Soemardjo (lahir 1939)

Kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Namun cerita tersebut bisa terjadi di mana dan kapan saja, bahkan di dunia nyata, dan ceritanya relatif singkat dan pendek.

B. CIRI-CIRI CERPEN

Berdasarkan pengertian cerpen dari para ahli di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri cerpen sebagai berikut:

  1. Bersifat fiktif atau khayalan belaka.
  2. Jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
  3. Selesai dibaca dalam sekali duduk—kurang dari satu jam.
  4. Tema cerita biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki struktur cerita yang lengkap mulai dari perkenalan, konflik dan ending.
  6. Memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
  7. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
  8. Terdapat pesan moral di akhir cerita yang membuat pembaca ikut merasakan kisah di dalamnya.

 C. STRUKTUR CERPEN

Setidaknya ada 6 (enam) elemen dasar yang membangun struktur sebuah cerpen, yaitu:

1. Abstrak

Pemaparan gambaran awal cerita yang dikisahkan. Abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Abstrak bersifat opsional atau bisa jadi tidak ada pada sebuah cerpen.

2. Orientasi

Menjelaskan tentang latar cerita, seperti waktu, suasana, dan tempat atau lokasi yang digunakan dalam cerita.

3. Komplikasi

Pemaparan awal suatu konflik atau masalah yang dihadapi oleh tokoh cerita. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini. Selain itu, pada komplikasi juga dijelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat.

4. Evaluasi

Terjadi konflik yang semakin memuncak. Konflik mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.

5. Resolusi

Bagian akhir konflik. Terdapat penjelasan atas solusi permasalahan yang dialami tokoh cerita.

6. Koda

Nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen.

D. UNSUR INTRINSIK CERPEN

Unsur pembentuk yang harus ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik akan membangun cerita yang akan disampaikan oleh penulis.

1. Tema

Tema merupakan ide yang menjadi unsur utama cerita yang akan disampaikan penulis di dalam cerpennya.

2. Alur atau Plot

Urutan peristiwa atau jalan cerita. Secara umum, plot terdiri dari tiga bagian utama, yaitu perkenalan, konflik, dan penyelesaian. Dan, pada cerpen dikenal alur maju, alur mundur, dan alur campuran dari alur maju dan alur mundur.

3. Latar atau Setting

Penjelasan mengenai tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerpen.

4. Tokoh

Pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung.

5. Watak

Gambaran sifat-tabiat-karakter dari para tokoh. Watak terdiri dari tiga jenis, yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat), dan netral.

6. Sudut Pandang atau Point of View (PoV)

Cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama—yang terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh utama) dan pelaku sampingan (“aku” menceritakan orang lain); dan sudut pandang orang ketiga serba tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan orang lain).

7. Amanat

Pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Tersirat maupun tersurat.

E. UNSUR EKSTRINSIK CERPEN

Unsur yang berasal dari luar untuk membangun sebuah cerpen. Terdapat tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen, yaitu:

1. Latar Belakang Masyarakat

Ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi.

2. Latar Belakang Pengarang

Riwayat hidup penulis, kondisi psikologis, dan aliran sastra penulis.

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen

Nilai sosial, nilai moral, nilai budaya, dan nilai agama.

F. FUNGSI CERPEN

Secara umum, fungsi cerpen adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Rekreatif

Sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.

2. Fungsi Estetis

Sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.

3. Fungsi Didaktif

Sebagai pelajaran atau pendidikan yang bermanfaat bagi para pembaca.

4. Fungsi Moralitas

Sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui baik-buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.

5. Fungsi Religiusitas

Sebagai pemberi pelajaran religius yang bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.

G. GENRE CERPEN

1. Cerpen Romantis / Romance

– Genre ini paling banyak disukai orang. Umumnya mengangkat kehidupan sehari-hari atau slice of life dengan sentuhan drama yang penuh cinta.

– Penulisan kata-katanya juga ada yang begitu puitis dan romantis sehingga membuat kita bisa ikutan kesemsem, baper, sampai senyum-senyum sendiri.

2. Cerpen Fiksi Ilmiah / Science Fiction (Sci-fi)

– Perpaduan fiksi dan sains ilmiah yang ceritanya terbangun pada dunia modern penuh teknologi maju dan biasanya mengambil latar masa depan.

– Tentunya, kemajuan pengetahuan yang canggih ini belum ada di dunia nyata.

– Jadi imajinasi serta kreativitas penulis tentunya sangat tinggi dalam menulis genre ini karena berdasarkan pengetahuan ilmiah.

3. Cerpen Fantasi / Fantasy 

– Cerita yang tak ada di dunia nyata, bahkan terasa tak masuk akal. Genre ini sama dengan sci-fi, hanya saja cerita yang ada di dalamnya benar-benar membuat kita seperti masuk dalam dunia lain yang berbeda.

– Biasanya berlatarkan kerajaan-kerajaan, alam semesta dengan konsep mitos dunia, serta ada unsur magis dan supranatural.

– Walaupun imajinasi tulisan benar-benar bebas, alur cerita tetap dijelaskan dengan rasional dan logis, serta biasanya ada pesan moral yang terkandung di dalamnya.

4. Cerpen Misteri / Thriller – Suspense – Mystery

– Ketiga genre ini mempunyai tema yang sama, biasanya tentang pembunuhan, penculikan, atau tindakan kriminal lainnya.

– Jalan ceritanya juga melibatkan pengejaran atau pelarian, dan ada karakter yang memunculkan plot twist seru, karena banyak misteri yang terbongkar satu persatu.

5. Cerpen Sejarah / Historical

– Berlatar dunia sesungguhnya hanya saja di masa yang berbeda, yaitu masa lalu.

– Biasanya ada tokoh sejarah penting yang digambarkan secara fiksi namun berdasarkan sejarah faktual.

– Ada juga historical romance yang menjadi sub-genre, melibatkan percintaan namun saling bertentangan dengan latar faktual.

6. Cerpen Horor / Horror

Dibalut alur cerita penuh ketegangan yang membuat pembaca bisa ikut merinding. Genre ini berhubungan dengan dunia gaib dan makhluk halus, di mana bisa menakuti secara wujud atau ancaman berupa teror kematian.

7. Cerpen Realis / Realistic Fiction

– Genre ini hampir mirip dengan cerita slice of life, hanya saja ceritanya tetap berpegang pada cerita yang realistis dan bisa benar terjadi di dunia nyata.

– Masih dalam kehidupan cerita sehari-hari seperti berkeluarga, percintaan, hidup bermasyarakat, atau tentang alam, dengan masalah dan penyelesaian yang memang bisa terjadi di dunia nyata.

– Jadi untuk cerita yang ada fantasinya, makhluk halus atau mitologi, pahlawan super, itu tidak masuk ke kategori genre ini. ***

.

Contoh Cerpen Koran. Contoh Cerpen Koran. Contoh Cerpen Koran. Contoh Cerpen Koran.

error: Content is protected !!