Category: Puthut EA

Page 1/1

Puthut EA (lahir 28 Maret 1977) adalah penulis sekaligus peneliti berkebangsaan Indonesia. Sejak SMP sampai awal kuliah, ia rajin menulis geguritan (puisi di dalam bahasa Jawa) di majalah Panjebar Semangat dan Jayabaya.

Begitu hijrah ke Yogyakarta untuk belajar secara formal di Fakultas Filsafat UGM, ia langsung terlibat aktivitas politik. Pada awal tahun 1998, ia ikut mendirikan sebuah komite pergerakan bernama Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan (KPRP). Di lembaga tersebut, ia dipercaya memegang kepala divisi Pendidikan dan Propaganda.

Pada saat itulah ia menginisiasi pembuatan buletin Bongkar, sebagai ganti atas selebaran-selebaran politik yang hanya melulu berisi kalimat-kalimat agitasi, dengan penjelasan-penjelasan politik yang lugas, gampang, dan mudah dibaca, dengan jumlah halaman yang lebih tebal dari selebaran pada umumnya yang hanya selembar, dengan oplah yang lebih banyak, dan dengan sistem distribusi yang lebih baik.

Tidak lama kemudian, ia dipercaya menjadi Sekretaris Jendral lembaga tersebut, dan hanya dalam beberapa bulan kemudian, diangkat menjadi Ketua Umum. Bersama beberapa temannya di berbagai kota di Indonesia, ia ikut mendirikan sebuah organisasi mahasiswa tingkat nasional dengan nama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).

Pada akhir tahun 2000, ia mengundurkan diri dari gerakan mahasiswa dan Partai Rakyat Demokratik, lalu menekuni dengan serius dunia menulis, terutama menulis prosa.

Bersama sahabatnya, Coki Nasution, ia membuat buletin sastra Ajaib. Ketika kemudian Coki hijrah ke Timor Leste untuk ikut membantu kawan-kawannya di sana mengisi proses kemerdekaan, Puthut kemudian bergabung ke dalam Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY) yang merupakan salah satu lembaga di bawah naungan INSIST.

Peristiwa itu terjadi pada tahun 2001. Selama di AKY, bersama teman-temannya, Puthut membuat jaringan penulis dan komunitas kreatif di berbagai daerah, membuat media alternatif ON/OFF, membuat berbagai proyek penelitian dan penerbitan buku.

Di keluarga INSIST itulah, Puthut terlibat berbagai proyek penelitian dan belajar menjadi pemandu berbagai pelatihan. Pada tahun 2006, ia mundur dari AKY kemudian ikut menginisiasi pembuatan komunitas Tandabaca. Sekarang aktif di LSM Indonesia Berdikari.

Selain menulis cerita pendek dan novel, ia juga menulis naskah drama. Karya dramanya berjudul Orang-orang yang Bergegas, dipentaskan di enam kota di Pulau Jawa dengan sutradara Landung Simatupang dan Puthut Buchori.

Ia juga membuat prosalirik dengan judul Tanpa Tanda Seru, yang dibacakan oleh Landung Simatupang dengan direktur artistik Ong Harry Wahyu, pembacaan karya tersebut dilakukan di Jakarta.

Pada tahun 2007, sebuah naskah dramanya berjudul Jam Sembilan Kita Bertemu dipentaskan di Lembaga Indonesia Prancis, Yogyakarta, oleh Teater Gardanalla dengan sutradara Joned Suryatmoko. Lewat tangan dingin Joned pula, satu naskahnya dipentaskan di gedung Societet Yogyakarta pada tanggal 6-7 Agustus 2008 dengan judul Deleilah: Tak Ingin Pulang dari Pesta.

Pementasan karya tersebut atas dukungan sepenuhnya oleh panitia Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Beberapa naskah dramanya yang lain, dipentaskan secara mandiri oleh beberapa kelompok teater di berbagai tempat.

Selain itu, Puthut juga pernah menulis naskah film pendek dengan judul Sinengker, yang diproduksi oleh Syarikat. Film ini telah diputar di berbagai forum di dalam dan di luar negeri.

Selain terus menulis dan melakukan kerja-kerja penelitian, Puthut masih sering diminta untuk menjadi pemandu berbagai pelatihan, terutama pelatihan menulis kreatif.

Masih sering pula ia diminta membantu beberapa lembaga untuk ikut menyusun kurikulum pelatihan sekaligus membuat berbagai bahan dan media belajar. Ia juga menyunting banyak buku, baik fiksi maupun nonfiksi, menjadi konsultan buku, penerbitan dan media lain.

Setidaknya sampai 2019, Puthut telah menulis 26 buah buku; terdiri dari buku fiksi dan buku nonfiksi.

Puthut menyediakan ruang sebesar-besarnya untuk ikut ambil bagian dalam kerja-kerja kemanusiaan sebagai sukarelawan, terutama untuk komunitas-komunitas kecil dan kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan secara ekonomi, politik, sosial dan budaya. Ia, sampai sekarang, masih tinggal di Yogyakarta.

Bibliografi

The Show Must Go On Bencana Ketidakadilan (karya tulis, 2010)
154 Questions for Alfie (karya tulis, 2010)
Makelar Politik: Kumpulan Bola Liar (karya tulis, 2009)
Menanam Padi di Langit (karya tulis, 2008)
– Sarapan Pagi Penuh Dusta (2004)
Dua Tangisan pada Satu Malam (kumpulan cerpen, 2005)
Kupu-kupu Bersayap Gelap (2006)
Sebuah Kitab yang Tak Suci (kumpulan cerpen, 2001)
Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali (kumpulan cerpen, 2009)
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (novel, 2009)
Bunda, berdasarkan screen play Cristantra (novel, 2005)
Beli Cinta dalam Karung
Orang-orang yang Bergegas (naskah drama, 2004)
Jam Sembilan Kita Bertemu (naskah drama, 2009)
Deleilah: Tak Ingin Pulang dari Pesta (naskah drama, 2009)
Mengantar dari Luar (kumpulan esai, 2014)
Kami Tak Ingin Tumbuh Dewasa (novel, 2016)
Tanpa Tanda Seru (prosa liris)
Jejak Air (Biografi Politik Nani Zulminarni)
Sinengker (naskah film)
Para Bajingan yang Menyenangkan (Buku Mojok, 2016)
Seorang Laki-Laki yang Keluar dari Rumah (Buku Mojok, 2017)
Kelakuan Orang Kaya:Kumpulan Kisah Ringkas yang Mengganggu Pikiran dan Perasaan (Kumpulan Cerpen, 2018)
Buku Latihan untuk Calon Penulis (Buku Mojok, 2020)
Menjadi Penulis: Menjadi Penulis Itu Tidak Sulit, Tapi Rumit (Buku Mojok, 2020)

Puthut EA. Puthut EA.

error: Content is protected !!