Cerpen, Muhaimin Nurrizqy, Padang Ekspres

Sandiwara 700 Tahun Sebelum Masehi

0
(0)

Ternyata lelaki itu memang masih tertidur. Apakah tadi itu igauan? Barangkali, bisik hati kecilnya. Ia kembali mendekati bara dan memakan sisa dagingnya.

“Tuhan akan menurunkan azab bagi kalian!”

Lelaki itu kembali terkejut, namun ia tidak tercekik. Ia langsung berdiri dan beranjak ke tempat lelaki itu dibaringkan. “Hei,” sahutnya. Tapi lelaki itu tidak bergerak sedikit pun.

“Aku pergi untuk tidak kembali lagi!”

Kali ini ia tetap terkejut. Ia mundur selangkah. Memang suara itu keluar dari mulut lelaki itu. Ia melihat sendiri mulut lelaki itu bergerak dan bersuara. Ia habiskan daging segera, kemudian ia tuntaskan sisa air di gelas bambu. Setelahnya ia kembali ke tempat lelaki itu terbaring. Ia lalu mengguncang bahunya. Menampar pelan wajahnya. Barangkali lelaki ini perlu dibangunkan, bisik hatinya.

Tapi ia tak kunjung bangun. Tubuh itu kemudian ditegakkan dan disandarkan ke dinding. Lelaki itu tertidur dengan posisi duduk. Lelaki itu kembali mengguncang tubuh lelaki itu.

“Hei, bangun ….”

“Hei, bangun ….”

“Hei, bangun!”

Ia berencana akan menampar wajah lelaki itu, namun tidak jadi, sebab mata lelaki itu terlihat bergerak. Ke kanan, ke kiri. Perlahan kelopak matanya terbuka dan perlahan matanya beradu pandang dengan lelaki itu.

Ada sesuatu yang aneh terasa dari pandangannya. Ia melihat dirinya. Mata itu. Mata itu adalah miliknya.

***

“Apa kau tidak ingin memakan daging itu?”

“Tidak! Aku tidak akan memakan daging binatang itu!”

“Wajahmu pucat dan tubuhmu menggigil. Dalam beberapa jam lagi kau akan mati.”

“Tidak. Aku tidak akan memakannya.”

Ia kemudian mengangsurkan gelas bambu yang berisi air hangat ke dekat lelaki itu. “Jika kau tidak ingin makan, setidaknya minum dulu air ini.”

Baca juga  Sepasang Sapi Karapan

Lelaki itu menurutinya. Ia habiskan air itu dalam satu tegukan. Air mukanya mulai tenang. Ia rebahkan badan ke dinding. Menatap langit-langit dengan pandangan kosong. Seolah-olah ia sedang melihat masa lalu yang buruk.

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

1 Comment

  1. Riki

    Apa pesan tersurat dan pesan tersirat pada halaman 1,2,3,4,dan 5.

Leave a Reply

error: Content is protected !!